Berikut adalah kata-kata mutiara dari Rahmat Motivasi Islami. Kata-kata mutiara ini memuat prinsip-prinsip:
* Motivasi, Prinsip Sukses, Sikap Positif, Inspirasi
1. Semakin Anda memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar Anda, semakin bergairah dan penasaran terhadap kenyataan hidup dalam hidup Anda.
2. Gairah adalah salah satu elemen pokok yang meringankan upaya dan mengubah kegiatan-kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi suatu pekerjaan yang dapat dinikmati.
3. Semakin besar “Mengapa” Anda akan semakin besar energi yang mendorong Anda untuk meraih sukses.
4. Mimpi tidak hanya membantu Anda berhadapan dengan kegagalan, tetapi mereka juga memotivasi Anda secara konstan.
5. Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.
6. Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.
7. Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.
8. Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita.
9. Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi harus. Karena motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat.
10. Untuk menjadi sukses, Anda harus memutuskan dengan tepat apa yang Anda inginkan, tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk mencapainya.Bisakah kita meraih sukses yang lebih besar lagi?
11. Merumuskan Visi dan Misi adalah salah satu bentuk dalam mengambil keputusan, bahkan pengambilan keputusan yang cukup fundamental. Visi dan Misi Anda akan menjiwai segala
gerak dan tindakan di masa datang.
12. Jangan takut dengan gagalnya meraih visi, kegagalan meraih visi sebenarnya bukan suatu kegagalan, tetapi merupakan keberhasilan yang Anda tempuh meski tidak sepenuhnya. Visi itulah yang akan menuntun perjalanan hidup Anda.
13. Menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika anda ingin sukses Anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.
14. Jika Anda ingin menang— dalam bisnis, karir, pendidikan, olah raga, dsb— maka Anda harus memiliki kebiasaan-kebiasaan seorang pemenang pula.
15. Jika Anda ingin suatu kehidupan yang berbeda, buatlah keputusan yang berbeda juga.
16. Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.
17. Potensial pilihan Anda begitu melimpah, keputusan Anda dapat saja merubah hidup Anda secara dramatis dalam waktu singkat.
18. Hanya satu motivasi yang ada, yaitu Allah. Adapun motivasi lainnya harus dalam rangka “karena dan/atau untuk” Allah.
19. Cinta terbesar dan cinta hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada Allah. Sehingga cinta kepada Allah-lah yang seharusnya menjadi motivator terbesar dan tidak terbatas.
20. Sukses yang sudah Anda alami di masa lalu akan membantu untuk memotivasi Anda di masa yang akan datang.
21. Jika Allah yang menjadi tujuan, kenapa harus dikalahkan oleh rintangan-rintangan yang kecil di hadapan Allah? Jika mencari nafkah merupakan ibadah, semakin kerja keras kita, insya Allah semakin besar pahala yang akan diberikan oleh Allah. Jika nafkah yang didapat merupakan bekal untuk beribadah, maka semakin banyak nafkah yang didapat, semakin banyak ibadah yang bisa dilakukan.
22. Uang + Ahklaqul Karimah akan menjadi modal yang sangat berharga baik untuk Anda sendiri, maupun untuk kemajuan Umat Islam. Kejarlah keduanya.
23. Jika niat sudah terpancang karena Allah, tidak akan ada halangan yang bisa menghentikan seseorang melakukan sesuatu. Niat karena Allah ialah motivator yang utama dan seharusnya menjadi satu-satunya motivator kita.
24. Jangan sampai kita terlena untuk memenuhi kekayaan duniawi yang sifatnya hanya sementara saja, hingga kita lupa akan tugas kita yang sesungguhnya di dunia ini yaitu mengumpulkan perbekalan untuk menuju kampung akhirat yang kekal. Jadi perkayalah diri Anda baik dengan materi maupun dengan ruhani, dan bagikan kekayaan tersebut kepada orang-orang yang ada disekitar Anda, terutama yang lebih membutuhkan.
25. Ada peluang dan ancaman dibalik harta yang kita miliki.
26. Tindakan kita akan mengacu kepada apa yang ada dalam pikiran kita.
27. Jangan terpaku dengan asumsi dan persepsi sendiri, karena bisa salah. Cobalah mulai membuka pikiran Anda terhadap pikiran orang lain, tentu saja dengan filter nilai-nilai yang Anda anut.
28. Seperti perkelahian orang yang kecil dengan orang yang besar, jika mengadu tenaga atau kekuatan tentu saja si kecil akan kalah, tetapi dengan kecerdikan, si besar bisa dikalahkan.
29. Sudahkah Anda melihat dan meneliti apa yang sudah Anda lakukan dan membuat rencana ke depan agar lebih baik?
30. Proyek besar tidak bisa diselesaikan sekaligus, tetapi harus dibagi-bagi kebagian yang kecil dan dapat dikendalikan.
31. Anda hanya memerlukan rencana yang sederhana dan tetap sederhana, yang penting Anda konsisten menjalankannya.
32. Dua hal yang perlu Anda ketahui sebelum memulai bisnis, pertama ketahuilah bahwa bisnis itu tidak mudah, kedua bekali diri Anda dengan sikap dan keterampilan yang memadai. Tetapi yakinlah bahwa Anda bisa.
33. Rencana adalah jembatan menuju mimpimu, jika tidak membuat rencana berarti tidak memiliki pijakan langkahmu menuju apa yang kamu cita-citakan.
34. Putuskan apa yang Anda inginkan, kemudian tulislah sebuah rencana, maka Anda akan menemukan kehidupan yang lebih mudah dibanding dengan sebelumnya. Rencana memberikan arah langkah Anda.
35. Kunci pengelolaan waktu yang efektif: mengeset prioritas dan konsentrasi pada satu pekerjaan pada satu waktu.
36. Untuk mencapai puncak, Anda harus melalui anak tangga dan terus menerus naik, maka Anda akan mencapai puncak yang Anda inginkan.
37. Jika sukses merupakan akibat, tentu saja ada sebabnya. Jadi langkah pertama jika Anda ingin sukses ialah dengan mengetahui terlebih dahulu sebab-sebab yang membuat orang lain sukses.
38. Apa yang membedakan Anda dengan orang lain yang sukses? Jawabannya karena Anda tidak mengerjakan apa yang orang sukses kerjakan.
39. Segala sesuatu yang kita kejar selalu menuntut bayaran. Hal yang paling umum yang diperlukan saat mengejar cita-cita ialah mengganggu zona nyaman.
40. Suatu saat mungkin Anda merasa dunia ini bau terasi, kemana pun Anda pergi bau terasi selalu tercium. Sebelum Anda memutuskan bahwa dunia ini penuh dengan terasi, periksalah diri Anda mungkin ada terasi pada kumis atau pakaian Anda.
41. Untuk mengubah sikap, ternyata tergantung pada diri Anda sendiri.
42. Menghilangkan sifat dengki pada diri kita akan membantu kita menuju kesuksesan baik dunia maupun akhirat.
43. Dengan disiplin bukan saja kita tidak mendapatkan sangsi, tetapi dengan disiplin kita akan meraih sukses, terhindar (insya Allah) dari kecelakaan, dan disiplin juga adalah ibadah.
44. Bermimpilah, buatlah tujuan dari mimpi Anda, buatlah rencana, lakukan rencana, dan capailah mimpi Anda.
45. Mungkin saja di tempat lain rezeki Anda sudah menunggu.
46. Jika Anda mempunyai misi mulia, jangan takut untuk gagal, bukan hasil yang akan dinilai, tetapi usaha Anda untuk mencapainya.
47. Jika kegagalan menghampiri Anda bukan berarti Anda harus menyerah, tetapi cari jalan lain, kemudian kerjakan lagi. Sekali lagi, jangan cepat menyerah. menyerah adalah salah satu cara untuk gagal. jangan lupakan kegagalan, tetapi ambilah hikmahnya.
48. Lupakan kekecewaan, karena harapan dimasa depan masih terbentang luas dan begitu cerah.
49. Jika sudah tidak ada harapan, cobalah jalan yang lain. Masih banyak jalan lain yang bisa membawa Anda menuju kesuksesan.
50. Anda telah mendapatkan sesuatu yang berharga pada kegagalan sebelumnya, sehingga kini Anda telah lebih bijaksana, lebih berpengalaman, dan lebih terampil.
51. Diantara ribuan peluang dan kesempatan, di sana ada kesuksesan, namun dikelilingi dengan kegagalan. Ambil kesempatan dan peluang tersebut, biarkan Anda gagal dalam proses menemukan kesuksesan tersebut.
52. Setiap kegagalan yang Anda buat adalah anak tangga Anda menuju puncak, yaitu sukses. Setiap kegagalan yang Anda temukan, memberikan arah yang jelas menuju sukses.
Kegagalan:
* dapat memberikan kekuatan
* ladang mendapatkan pahala
* dapat menggali potensi Anda
* mengembangkan kreatifitas Anda.
Apabila apa yang sudah Anda rencanakan dan Anda mimpikan tidak terwujud dengan sukses, maka langkah yang paling baik Anda ambil adalah bertawakal pada Allah SWT
Jadi, berharaplah banyak, tetapi jangan kecewa jika gagal.
Kecewa atau tidak, semua tergantung Anda, tergantung bagaimana Anda menyikapi kegagalan. Berharap sedikit hanya akan menghambat Anda mengoptimalkan potensi Anda.
Lebih banyak Anda mencoba, akan mendekatkan Anda kepada sukses, meskipun Anda akan mengalami banyak kegagalan.
Namun cuma itulah yang kita diperlukan, karena kita sering tidak tahu mana yang akan berhasil.
Kebahagian yang didapatkan oleh orang yang menghindari kekecewaan adalah kebahagian yang semu, dia bukan bahagia tetapi hanya tidak kecewa saja.
Banyak perusahaan yang dimulai dengan modal besar bangkrut, sebaliknya bisnis dengan modal kecil banyak yang berhasil. Jadi bukan uang yang menentukan keberhasilan Anda!
Ubahlah sudut pandang Anda terhadap kegagalan, maka Anda tidak akan kecewa terhadap kegagalan yang Anda alami, setidaknya kekecewaan Anda akan sedikit atau sementara saja.
Allah SWT mungkin memberikan ujian berupa kegagalan dan kehilangan kepada kita untuk mengajarkan hikmah kepada kita.
Mungkin, kegagalan, masalah, dan lingkungan yang tidak menyenangkan adalah sebagian dari skenario Allah SWT dalam membina diri kita.
Jangan hiraukan opini negatif Anda, bentuklah kebiasaan beraksi agresif dan positif terhadap ancaman, masalah, dan kegagalan. Fokuskan diri Anda pada sasaran akhirnya, terlepas apapun yang terjadi saat ini.
Jika sikap kita benar, pengalaman mengecewakan akan memberikan hikmah yang membuat kita bahagia.
Mari kita sama-sama belajar kepada pengalaman. Bukan saja pengalaman diri kita saja, tetapi kita juga bisa belajar pada pengalaman orang lain. Pengalaman adalah guru yang bijak.
Ketekunan dan kesabaran jika digabungkan menjadi modal yang sangat besar untuk meraih sukses.
Keberhasilan Anda adalah ditentukan oleh Anda sendiri dan takdir Allah SWT. Bukan oleh orang lain.
Ketimbang tersinggung dengan ejekan dan kritikan, akan lebih baik jika kita malah mengambil manfaatnya. Kadang ejekan dari musuh lebih jujur dari pada pujian seorang teman.
Para pemenang mangambil tanggung jawab terhadap hidupnya. Mereka tidak pernah menyalahkan orang lain atau pun lingkungan. Mereka tidak suka mencari-cari alasan terhadap kegagalan mereka.
Dengan hidup di atas garis, kita tidak akan mandeg dengan alasan kondisi atau apa pun yang terjadi pada diri kita. Hidup kita akan lebih hidup. Kita akan bergairah dan memiliki determinasi yang tinggi dalam mencapai cita-cita kita.
Orang yang biasa berdalih tidak akan mengambil pelajaran dari kesalahan dan kegagalan, kerena dia sudah siap untuk berdalih lagi.
Tidak akan ada keberhasilan tanpa tindakan. Tidak akan tindakan tanpa keberanian. Jadi tidak akan keberhasilan tanpa keberanian. Sukses sejalan dengan keberanian.
Jika wawasan Anda akan semakin luas, Anda akan menemukan jalan-jalan baru untuk meraih sukses. Insya Allah dalam waktu yang tidak lama ketakutan pada diri Anda akan hilang.
Jangan takut menambah saingan dengan membina orang lain, rezeki Allah begitu melimpah di bumi ini. Dan Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk-Nya bahkan hewan melata sekalipun.
Ketakutan-ketakutan akan membatasi Anda untuk melakukan berbagai hal yang sangat berarti bagi Anda.
Mulailah sekarang juga untuk melangkah, menuju tujuan Anda meskipun selangkah demi selangkah tetapi akan membawa Anda ke tujuan, asal arah yang Anda tempuh benar.
Mimpi memang sangat perlu untuk memelihara gairah hidup dan kemajuan, tetapi mimpi tanpa disertai tindakan hanyalah seperti pepesan kosong belaka.
Aplikasi atau tindakanlah yang membuat orang sukses, tentu saja setelah mimpi yang tinggi dan ilmu yang mencukupi.
Bagaimanapun mimpi yang bernilai tinggi otomatis memerlukan pengorbanan yang tinggi pula dan kerja yang terfokus.
Diam tidak pasti, bertindak tidak pasti, kalau begitu mendingan kita bertindak.
Semakin berkerja keras kita, semakin beruntung kita. Apalagi jika niat kita lurus, tidak ada kerja keras kita yang sia-sia. Allah Mahatahu, sehingga pasti akan tahu apa yang terbaik bagi kita, termasuk mungkin kita harus lebih banyak berusaha.
Sedetik waktu terlewat, tidak akan pernah bisa kembali. Maka jangan sia-siakan waktu yang kita miliki.
Sesungguhnya waktu adalah hidup, dan hidup sendiri adalah menjalani waktu. Sejauh mana Anda menghargai waktu, berarti sejauh itulah Anda menghargai hidup Anda.
Bekerjalah sebaik mungkin, pikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi, sehingga jika kemungkinan tersebut datang kita sudah siap. Bisa saja esok akan lebih sulit.
Ketidakpastian selalu menyertai kita, jangan lari, percuma. Yang perlu dilakukan ialah gunakanlah kreatifitas Anda untuk mencari solusi-solusi baru dan tetaplah semangat untuk
mengaplikasikan solusi-solusi tersebut.
Mungkin saja setiap masalah dan tantangan yang kita anggap sulit itu masih ada solusinya, namun belum terpikirkan oleh kita.
Hindarilah membatasi diri Anda, pikiran-pikiran Anda, atau mimpi-mimpi Anda, sebab, apa yang kita lakukan atau apa yang kita buat esok hari tidak pernah terpikirkan hari ini.
Manusia sudah diberi kemampuan untuk berkreasi.
Tidak ada waktu yang lebih baik selain sekarang untuk memulai hidup yang baik. Anda tidak perlu untuk menciptakan ulang kehidupan anda di waktu yang sudah lewat. Mulailah meskipun hanya dengan satu langkah, yang penting anda memulai, jangan ditunda untuk besok.
Jika Anda ingin beruntung, persiapkan diri Anda dengan membina sikap Anda dan membekali diri dengan berbagai keterampilan yang memadai.
Anak bebek akan bertingkah seperti ayam saat menganggap dirinya ayam. Sebaliknya anak bebek bertingkah laku sebagai mana bebek lainnya saat dia sadar kalau dia itu bebek. Fenomena ini juga berlaku pada manusia, dia akan bertingkah sesuai dengan anggapan pada dirinya sendiri.
Sekali kita underestimate terhadap diri sendiri, kita akan rugi, karena potensi kita akan terkungkung oleh batas yang terlalu sempit dibandingkan dengan batas yang sebenarnya.
Cacat atau kekurangan lainnya mem ang akan membatasi kebebasan kita di suatu sisi. Namun kebebasan itu banyak dan bermacam-macam, jika salah satu kebebasan kita terpenjara,
kita masih bisa mencari kebebasan yang lainnya.
Jangan menganggap diri kita tidak mampu sebelum mencoba, belajar, dan berlatih.
Kita memiliki keunikan masing-masing yang dapat menjadi keunggulan kita masing-masing.
Jika Anda belum merasa memiliki keunggulan saat ini, mungkin Anda belum memiliki semangat yang tinggi dan motivasi yang kuat dalam rangka menggali potensi Anda. Untuk meraih keunggulan lebih tinggi kita memerlukan bantuan orang lain.
Dalam mengahadapi perubahan dan untuk menjadi manusia unggul ada satu jalan yang tidak boleh tidak harus kita lakukan, yaitu selalu memperbaiki diri terus-menerus.
Allah SWT memerintahkan kita untuk mau berpikir tentang penciptaan-Nya yang begitu menakjubkan, rumit, dan kompleks. Namun semua itu telah Allah SWT tundukan untuk kita. Ini sebagai tanda bahwa manusia memiliki kemampuan (dari Allah) untuk menundukan apa yang ada di langit dan di bumi.
Mengevaluasi apa yang kita lakukan dan semua pencapaian kita. Apapun hasilnya akan menjadi fondasi kuat untuk kehidupan kita dimasa mendatang yang lebih baik.
Lalui kesulitan dan betakwalah, maka kemudahan pun akan datang
Tulisan ini diambil dari http://www.motivasi-islami.com
Berikut ini kumpulan kata-kata mutiara bernuansa Islami yang saya dapat dari Majalah Ar-Risalah. Semoga bisa membawa manfaat.
* Jika kau memerlukan nikmat dunia, cukuplah Islam sebagai nikmatmu. Jika kau memerlukan keasyikan, cukuplah taat pada Allah sebagai keasyikanmu. Dan jika kau memerlukan pengajaran, cukuplah maut itu sebagai pengajaran bagimu (Ali ibn Abi Thalib)
* Ukhuwah yang terbina biarlah seperti seutas tasbih. Ada awal, tapi tiada akhir. Dicipat untuk mengingat-Nya dan disusun untuk mengharap ridha-Nya (Tri Looke)
* Wanita shalelah itu perhiasan yang indah, ia lembut tapi tidak lemah, mempesona tapi tetap bersahaja. Ia tahu bagaimana menjaga diri dan keluarga, mengerti bagaimana menjaga akhlak dan kemuliaannya. Ilmunya telah mengangkatnya ke derajat yang lebih dari wanita lain. Mendampinginya merupakan anugerah terindah (Abu Mushab)
* Cukuplah seseorang dikatakan berilmu jika ia takut kepada Allah, dan cukuplah seseorang dikatakan bodoh jika ia bangga dengan amalnya (Arni Wijaya)
* Sebab kegagalan dapat dibagi menjadi dua : orang yang berfikir tapi tidak mau bertindak dan orang yang bertindah tapi tidak pernah berfikir (081387615***)
* Musibah yang diterima dengan sabar – hanya mengharap – ridha Allah semata, adalah lebih bagimu daripada nikmat yang membuatmu lupa kepada-Nya (Arifiyanto)
* Tegakkan syariat mulai dari diri kita, bercerminlah sejauh mana kita menjalankannya, seberapa besarkah pengorbanan kita untuknya, setinggi apakah kita mengharap ridha-Nya (085290701***)
* Janganlah engkau bebani dirimu dengan hari esokmu, bukankah Allah telah menentukannya untukmu? Maka berusaha dan bersabarlah (Kassiyah)
* Tidak ada harga untuk waktu, tapi ia sangat berharga. Memiliki banyak waktu tidak menjadikan kita kaya, tapi menggunakannya dengan benar adalah sumber kekayaan (085279972***)
* Percayalah bahwa yang singkat adalah waktu, yang dekat adalah amanah, yang sulit adalah ikhlas, yang akan diinvestasi adalah apa yang kita kerjakan, yang paling bijak adalah saling memaafkan (Aneuk Meutuah)
* Islam itu asasnya Syahadat. Tiangnya shalat. Puncaknya jihad. Maka jadilah kamu orang yang mendakwahkan azasnya. Yang memperkokoh tiangnya. Yang berjuang di puncaknya. Atau salah satu darinya. Kalau tidak, kamu pasti merugi. (Mahyuddin HH.)
* Kesuksesan itu bukan berapa banyak harta kita kumpulkan, tapi kesuksesan adalah berapa banyak harta yang bisa kita sedekahkan (Toro)
* Kelalaian itu merupakan keburukan dan dzikrullah merupakan kemenanga. Tidak ada kebaikan dalam hidup tanpa persaudaraan karena Allah. Kadang seseorang bisa lupa karena harta yang dia lihat atau emas yang dia beli tetapi ia tidak akan melupakan seseorang yang dia cintai karena Allah (Jun)
* Semakin bertambah keilmuan dan kekayaan seseorang, akan makin besar pula amanah yang diemban olehnya. Tirulah padi, semakin berisi semakin merunduk (Abdullah Ibn Adam)
* Kebenaran tidak diukur dengan banyaknya orang yang mau melakukannya, namun kebenaran adalah apa saja yang mencocoki Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman salafus salih (Anisya LM)
* Perbanyaklah menanam kebaikan meskipun orang yang menerima kebaikan itu tidak membalas seperti yang kita tanam, pasti akan dipanen hasilnya, entah sekarang atau esok, atau mungkin jadi ladang amal di akhirat kelak (Gilang)
* Teman yang benar bukanlah teman yang selalu membenarkan perkataanmu, akan tetapi teman yang benar adalah teman yang selalu berkata benar kepadamu (Salman)
Apabila kesusahan datang menerpa diri dan kecemasan bertumpang tindih menghimpit Anda, ucapkanlah “Laa Ilaah Illallaah” (Maidi)
* Hasan Al-Basri berkata : “Aku tahu rizkiku tidak dimakan orang lain, karenanya hatiku tenang. Aku tahu amalan-amalanku tidak mungkin dilakukan orang lain, maka aku sibukkan diriku dengan beramal. Aku tahu Allah selalu melihatku,karenanya aku malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat. Aku tahu kematian menantiku, maka aku persiapkan bekal tuk berjumpa dengan Rabb-ku” (0819323373***)
* Menjadi penolong agama Allah adalah satu-satunya profesi yang selalu membuka lowongan bagi pekerja baru. Setiap saat, setiap hari, sepanjang matahari masih terbit dari timur. Namun menyambung pekerjaan Rasul bukanlah pekerjaan yang mudah (Ridhwan)
* Empat hal yang dipandang sebagai ibu : Ibu dari segala obat adalah sedikit makan. Ibu dari segala adab adalah sedikit bicara. Ibu dari segala ibadah adalah takut dosa. Ibu dari segala cita-cita adalah sabar. (Key)
* Meminta maaf jangan membuat diri kita menjadi hina. Memberi maaf jangan membuat kita merasa bangga. Tapi saling memaafkan itulah yang mulia (Silvana)
* Jika lidah selalu basah dengan dzikrullah, jika pikiran selalu tertuju pada keinginan untuk mendapat Ridha Allah, maka bersiaplah untuk manisnya iman dan nikmatnya ibadah (Rudi)
* Sebaik-baik manusia adalah orang yang jika dilihat maka dapat mengingatkan kepada Allah (Zahwa)
* Sebaik-baik manusia adalah yang sedikit bicara banyak berbuat kebaikan. Seburuk-buruk manusia adalah yang banyak bicara namun sedikit berbuat kebaikan (Azis)
* Kita harus menyadari bahwa yang lebih berhak atas diri kita hanyalah Allah swt. Sang Khalik. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur dengan apa yang diberikannya, apapun itu (Asih)
* Bahaya kepandaian adalah berbuat sekehendak hati. Bahaya keberanian adalah melampaui batas. Bahaya toleransi adalah menyebut-nyebut kebaikannya. Bahaya kecantikan adalah sombong. Bahaya ucapan adalah dusta. Bahaya ilmu adalah lupa. Bahaya pemurah adalah berlebih-lebihan (Tengku Abdul Wahab)
* Bersyukurlah karena kita tidak memiliki semua yang kita inginkan, karena jika iya, apalagi yang hendak kita cari? Bersyukurlah saat kita tidak mengetahui sesuatu, karena itu memberi kita kesempata untuk belajar. Bersyukurlah atas masa-masa sulit yang kita hadapi, karena selama itulah kita akan tumbuh dewasa. Bersyukurlah atas kesalahan-kesalahan yang kita perbuat, karena itu memberi motivasi untuk menjadi lebih baik. (Ziyadaturrahmah)
Inspirasi
Belajar, Bekerja dan Beribadah seumur hidup
Kamis, 28 Januari 2010
Profil Istri-Istri Nabi Muhammad SAW
Jumlah dan Nama nama Istri Nabi Muhammad SAW
Posted on 8 Agustus 2008 by baguscokie
3 Votes
Quantcast
Jumlah istri Rasulullah yang lebih dari 1 membawa hikmah yang sangat mendalam di masa kini yaitu semakin banyaknya sumber-sumber ajaran Islam terutama yang berkaitan dengan fiqih wanita, karena memang dari sanalah umumnya pelajaran Rasulullah SAW tentang wanita itu berasal. Seandainya Rasulullah SAW hanya beristrikan satu orang saja, maka kajian fiqih wanita sekarang ini akan menjadi sangat sempit karena sumbernya terbatas hanya dari satu orang. Dengan beristri sampai 11 orang, maka sumber itu menjadi cukup banyak. Maka purnalah Islam sebagai agama yang syamil mutakamil.
Berikut adalah nama nama dan alasan alasan beliau memperistri :
1. Khodijah binti Khuwailid RA,ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun dan Khodijah 40 tahun. Dari pernikahnnya dengan Khodijah Rasulullah SAW memiliki sejumlah anak laki-laki dan perempuan. Akan tetapi semua anak laki-laki beliau meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan beliau adalah: Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita lain selama Khodijah masih hidup.
2. Saudah binti Zam?ah RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian beberapa hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr.
3. Aisyah binti Abu Bakar RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian, setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun dan lima bulan sebelum Hijrah. Ia dinikahi ketika berusia 6 tahun dan tinggal serumah di bulan Syawwal 6 bulan setelah hijrah pada saat usia beliau 9 tahun. Ia adalah seorang gadis dan Rasulullah SAW tidak pernah menikahi seorang gadis selain Aisyah.
Dengan menikahi Aisyah, maka hubungan beliau dengan Abu Bakar menjadi sangat kuat dan mereka memiliki ikatan emosional yang khusus. Posisi Abu Bakar sendiri sangat pending dalam dakwah Rasulullah SAW baik selama beliau masih hidup dan setelah wafat. Abu Bakar adalah khalifah Rasulullah yang pertama yang di bawahnya semua bentuk perpecahan menjadi sirna.
Selain itu Aisyah ra adalah sosok wanita yang cerdas dan memiliki ilmu yang sangat tinggi dimana begitu banyak ajaran Islam terutama masalah rumah tangga dan urusan wanita yang sumbernya berasal dari sosok ibunda muslimin ini.
4. Hafsoh binti Umar bin Al-Khotob RA, beliau ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, kemudian dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob.
Dengan menikahi hafshah putri Umar, maka hubungan emosional antara Rasulullah SAW dengan Umar menjadi sedemikian akrab, kuat dan tak tergoyahkan. Tidak heran karena Umar memiliki pernanan sangant penting dalam dakwah baik ketika fajar Islam baru mulai merekah maupun saat perluasan Islam ke tiga peradaban besar dunia. Di tangan Umar, Islam berhasil membuktikan hampir semua kabar gembira di masa Rasulullah SAW bahwa Islam akan mengalahkan semua agama di dunia.
5. Zainab binti Khuzaimah RA, dari Bani Hilal bin Amir bin Sho?sho?ah dan dikenal sebagai Ummul Masakin karena ia sangat menyayangi mereka. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin Jahsy akan tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada tahun keempat Hijriyyah. Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah pernikahannya dengan Rasulullah SAW .
6. Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA, sebelumnya menikah dengan Abu salamah, akan tetapi suaminya tersebut meninggal di bulan Jumada Akhir tahun 4 Hijriyah dengan menngalkan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal di tahun yang sama.
Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara anak-anak yatim tersebut.
7. Zainab binti Jahsyi bin Royab RA, dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW. Sebelumnya ia menikahi dengan Zaid bin Harits kemudian diceraikan oleh suaminya tersebut. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qo?dah tahun kelima dari Hijrah.
Pernikahan tersebut adalah atas perintah Alloh SWT untuk menghapus kebiasaan Jahiliyah dalam hal pengangkatan anak dan juga menghapus segala konskuensi pengangkatan anak tersebut.
8. Juwairiyah binti Al-Harits RA, pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza?ah. Ia merupakan tawanan perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Sya?ban tahun ke 6 Hijrah.
Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormatinya dan meraih simpati dari kabilhnya (karena ia adalah anak pemimpin kabilah tersebut) dan membebaskan tawanan perang.
9. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA, sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashroni dan meninggal di sana. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya. Ketika Rasulullah SAW mengirim Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalu raja tersebut dan dinikahkan serta dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin Hasanah.
Sehingga alasan yang paling kuat adalah untuk menghibur beliau dan memberikan sosok pengganti yang lebih baik baginya. Serta penghargaan kepada mereka yang hijrah ke Habasyah karena mereka sebelumnya telah mengalami siksaan dan tekanan yang berat di Mekkah.
10. Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob RA, dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar tahun 7 Hijriyyah.
Pernakahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan beliau sebagai anak dari pemuka kabilah.
11. Maimunah binti Al- Harits RA , saudarinya Ummu Al-Fadhl Lubabah binti Al-Harits. Ia adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa?dah tahun 7 Hijrah pada saat melaksanakan Umroh Qadho.
Dari kesemua wanita yang dinikahi Rasulullah SAW, tak satupun dari mereka yang melahirkan anak hasil perkawinan mereka dengan Rasulullah SAW, kecuali Khadijatul Kubra seperti yang disebutkan di atas. Namun Rasulullah SAW pernah memiliki anak laki-laki selain dari Khadijah yaitu dari seorang budak wanita yang bernama Mariah Al-Qibthiyah yang merupakan hadiah dari Muqauqis pembesar Mesir. Anak itu bernama Ibrahim namun meninggal saat masih kecil.
Demikianlah sekelumit data singkat para istri Rasulullah SAW yang mulia, dimana secara khusus Rasulullah SAW diizinkan mengawini mereka dan julah mereka lebih dari 4 orang, batas maksimal poligami dalam Islam.
Dari kesemuanya itu, umumnya Rasulullah SAW menikahi mereka karena pertimbangan kemanusiaan dan kelancaran urusan dakwah.
Posted on 8 Agustus 2008 by baguscokie
3 Votes
Quantcast
Jumlah istri Rasulullah yang lebih dari 1 membawa hikmah yang sangat mendalam di masa kini yaitu semakin banyaknya sumber-sumber ajaran Islam terutama yang berkaitan dengan fiqih wanita, karena memang dari sanalah umumnya pelajaran Rasulullah SAW tentang wanita itu berasal. Seandainya Rasulullah SAW hanya beristrikan satu orang saja, maka kajian fiqih wanita sekarang ini akan menjadi sangat sempit karena sumbernya terbatas hanya dari satu orang. Dengan beristri sampai 11 orang, maka sumber itu menjadi cukup banyak. Maka purnalah Islam sebagai agama yang syamil mutakamil.
Berikut adalah nama nama dan alasan alasan beliau memperistri :
1. Khodijah binti Khuwailid RA,ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun dan Khodijah 40 tahun. Dari pernikahnnya dengan Khodijah Rasulullah SAW memiliki sejumlah anak laki-laki dan perempuan. Akan tetapi semua anak laki-laki beliau meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan beliau adalah: Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita lain selama Khodijah masih hidup.
2. Saudah binti Zam?ah RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian beberapa hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr.
3. Aisyah binti Abu Bakar RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian, setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun dan lima bulan sebelum Hijrah. Ia dinikahi ketika berusia 6 tahun dan tinggal serumah di bulan Syawwal 6 bulan setelah hijrah pada saat usia beliau 9 tahun. Ia adalah seorang gadis dan Rasulullah SAW tidak pernah menikahi seorang gadis selain Aisyah.
Dengan menikahi Aisyah, maka hubungan beliau dengan Abu Bakar menjadi sangat kuat dan mereka memiliki ikatan emosional yang khusus. Posisi Abu Bakar sendiri sangat pending dalam dakwah Rasulullah SAW baik selama beliau masih hidup dan setelah wafat. Abu Bakar adalah khalifah Rasulullah yang pertama yang di bawahnya semua bentuk perpecahan menjadi sirna.
Selain itu Aisyah ra adalah sosok wanita yang cerdas dan memiliki ilmu yang sangat tinggi dimana begitu banyak ajaran Islam terutama masalah rumah tangga dan urusan wanita yang sumbernya berasal dari sosok ibunda muslimin ini.
4. Hafsoh binti Umar bin Al-Khotob RA, beliau ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, kemudian dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob.
Dengan menikahi hafshah putri Umar, maka hubungan emosional antara Rasulullah SAW dengan Umar menjadi sedemikian akrab, kuat dan tak tergoyahkan. Tidak heran karena Umar memiliki pernanan sangant penting dalam dakwah baik ketika fajar Islam baru mulai merekah maupun saat perluasan Islam ke tiga peradaban besar dunia. Di tangan Umar, Islam berhasil membuktikan hampir semua kabar gembira di masa Rasulullah SAW bahwa Islam akan mengalahkan semua agama di dunia.
5. Zainab binti Khuzaimah RA, dari Bani Hilal bin Amir bin Sho?sho?ah dan dikenal sebagai Ummul Masakin karena ia sangat menyayangi mereka. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin Jahsy akan tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada tahun keempat Hijriyyah. Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah pernikahannya dengan Rasulullah SAW .
6. Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA, sebelumnya menikah dengan Abu salamah, akan tetapi suaminya tersebut meninggal di bulan Jumada Akhir tahun 4 Hijriyah dengan menngalkan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal di tahun yang sama.
Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara anak-anak yatim tersebut.
7. Zainab binti Jahsyi bin Royab RA, dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW. Sebelumnya ia menikahi dengan Zaid bin Harits kemudian diceraikan oleh suaminya tersebut. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qo?dah tahun kelima dari Hijrah.
Pernikahan tersebut adalah atas perintah Alloh SWT untuk menghapus kebiasaan Jahiliyah dalam hal pengangkatan anak dan juga menghapus segala konskuensi pengangkatan anak tersebut.
8. Juwairiyah binti Al-Harits RA, pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza?ah. Ia merupakan tawanan perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Sya?ban tahun ke 6 Hijrah.
Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormatinya dan meraih simpati dari kabilhnya (karena ia adalah anak pemimpin kabilah tersebut) dan membebaskan tawanan perang.
9. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA, sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashroni dan meninggal di sana. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya. Ketika Rasulullah SAW mengirim Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalu raja tersebut dan dinikahkan serta dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin Hasanah.
Sehingga alasan yang paling kuat adalah untuk menghibur beliau dan memberikan sosok pengganti yang lebih baik baginya. Serta penghargaan kepada mereka yang hijrah ke Habasyah karena mereka sebelumnya telah mengalami siksaan dan tekanan yang berat di Mekkah.
10. Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob RA, dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar tahun 7 Hijriyyah.
Pernakahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan beliau sebagai anak dari pemuka kabilah.
11. Maimunah binti Al- Harits RA , saudarinya Ummu Al-Fadhl Lubabah binti Al-Harits. Ia adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa?dah tahun 7 Hijrah pada saat melaksanakan Umroh Qadho.
Dari kesemua wanita yang dinikahi Rasulullah SAW, tak satupun dari mereka yang melahirkan anak hasil perkawinan mereka dengan Rasulullah SAW, kecuali Khadijatul Kubra seperti yang disebutkan di atas. Namun Rasulullah SAW pernah memiliki anak laki-laki selain dari Khadijah yaitu dari seorang budak wanita yang bernama Mariah Al-Qibthiyah yang merupakan hadiah dari Muqauqis pembesar Mesir. Anak itu bernama Ibrahim namun meninggal saat masih kecil.
Demikianlah sekelumit data singkat para istri Rasulullah SAW yang mulia, dimana secara khusus Rasulullah SAW diizinkan mengawini mereka dan julah mereka lebih dari 4 orang, batas maksimal poligami dalam Islam.
Dari kesemuanya itu, umumnya Rasulullah SAW menikahi mereka karena pertimbangan kemanusiaan dan kelancaran urusan dakwah.
Penyebut "Sunda" Pertama kali = PTOLEMAEUS
From: John MacDougall
ISTILAH SUNDA TERCANTUM DIBUKU PTOLEMAEUS TAHUN 150 MASEHI
Bandung, 16/12 (ANTARA) - Istilah Sunda sebagai nama tempat, pertama kali
disebut oleh ahli ilmu bumi dari Yunani, Ptolemaeus dalam bukunya tahun
150 Masehi, kata Prof Dr drs Edi Suhardi Ekadjati, dalam pidato pengukuhan
dirinya selaku Guru Besar Ilmu Sej arah di Universitas Padjadjaran,
Bandung, Sabtu.
Mengutip buku Atmamihardja (1958: 8), Edi menjelaskan, Ptolemaeus
menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang terletak di
sebelah timur India.
Berdasarkan informasi itu kemudian ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan
kata Sunda untuk menamai wilayah dan beberapa pulau di timur India, kata
Edi yang kini Kepala Museum Konferensi Asia Afika dan dosen di Unpad serta
Unpar Bandung.
Dari penelurusan kepustakaan, katanya, kata Sunda seperti dikatakan
Rouffaer (1905: 16), merupakan pinjaman kata dari kebudayaan Hindu seperti
juga kata-kata Sumatera, Madura, Bali, Sumbawa yang semuanya menunjukkan
nama tempat.
Kata Sunda sendiri, menurut Edi, kemungkinan berasal dari akar kata "sund"
atau kata "suddha" dalam bahasa Sanskerta yang mengandung makna: bersinar,
terang, putih (Williams, 1872: 1128, Eringa 1949: 289). Dalam bahasa Jawa
kuna (Kawi) dan bahasa Bal i pun terdapat kata "Sunda" dengan pengertian:
bersih, suci, murni, tak bercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada
(Mardiwarsito, 1990: 569-57, Anandakusuma, 1986: 185-186; Winter, 1928:
219).
Ahli geologi Belanda RW van Bemmelen, mengatakan, Sunda adalah suatu
istilah yang digunakan untuk menamai dataran bagian barat laut India
Timur, sedangkan dataran bagian tenggaranya dinamai Sahul, ujar Edi.
Dataran Sunda dikelilingi sistem Gunung Sun da yang melingkar
(circum-Sunda Mountain System) yang panjangnya sekitar 7000 km.
Edi mengemukakan, dataran Sunda terdiri dari dua bagian utama, yaitu
bagian utara, meliputi Kepulauan Filipina dan pulau-pulau karang sepanjang
Lautan Pasifik bagian barat, serta bagian selatan yang terbentang dari
barat sampai ke timur mulai Lembah Brahm aputera di Assam (India) hingga
Maluku bagian selatan.
Dataran Sunda itu bersambung dengan kawasan sistem Gunung Himalaya di
barat dan dataran Sahul di timur, kata Edi, mengedepankan pendapat van
Bemmelen (1949: 2-3).
Selanjutnya, sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda
diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda
Besar dan Kepulauan Sunda Kecil.
Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari
Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan
gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Timor (Bemmelen,
1949:15-16).
Mengutip Gonda (1973:345-346), Edi mengatakan, pada mulanya kata "suddha"
dalam bahasa Sansekerta diterapkan pada nama sebuah gunung yang menjulang
tinggi di bagian barat Pulau Jawa yang dari jauh tampak putih karena
tertutup abu asal gunung tersebut.
Gunung Sunda itu terletak di bagian barat Gunung Tangkuban Parahu.
Kemudian nama tersebut diterapkan pula pada wilayah gunung itu berada dan
penduduknya.
Menurut Edi, mungkin sekali, pemberian nama Sunda bagi wilayah bagian
barat Pulau Jawa itu diilhami oleh sebuah kota dan atau kerajaan di India
yang terletak di pesisir barat India antara kota Goa dan Karwar (ENI, IV,
1921:14-15).
Selanjutnya, Sunda dijadikan nama kerajaan di bagian barat Pulau Jawa yang
beribukota di Pakuan Pajajaran, sekitar kota Bogor sekarang. Kerajaan
Sunda itu telah diketahui berdiri pada abad ke-7 Masehi dan berakhir pada
tahun 1579 Masehi, katanya, men gutip Danasasmita dkk, III, 1984:1-27 dan
Djajadiningrat, 1913:75.
Setelah keruntuhan Kerajaan Sunda, eksistensi dan peranan Sunda tidak lagi
menonjol di daerahnya sendiri, apalagi di wilayah Nusantara, baik dalam
hubungan geografis, sosial, politik maupun kebudayaan. Keadaan seperti
itu berlangsung sekitar tiga aba d hingga awal abad ke-20 Masehi, karena
pengaruh kekuasaan dari luar yaitu kekuasaan dan kebudayaan Islam, Jawa,
Eropa (terutama Belanda).
Di antara pengaruh-pengaruh luar itu yang paling melekat dan meresap ke
dalam masyarakat Sunda adalah Islam, baru kemudian Jawa dan selanjutnya
Eropa, kata Edi.
Paguyuban Pasundan
Identitas Sunda muncul lagi awal abad ke-20 dengan lahirnya Paguyuban
Pasundan (1914), yaitu suatu perkumpulan yang berorientasi pada sosial
budaya Sunda, setelah melewati proses kebangkitan bahasa dan sastra Sunda
sejak pertengahan abad ke-19.
Usul tersebut disetujui pemerintah kolonial sehingga ketetapan pembentukan
provinsi tersebut antara lain berbunyi, " Jawa Barat, dalam bahasa orang
pribumi (bahasa Sunda) menunjuk sebagai Pasundan". Dalam perjalanan
sejarah, Paguyuban Pasundan antara lain sejak 1918 berintegrasi dengan
aktivitas kaum pergerakan nasional yang menuntut kemerdekaan, bebas dari
penjajah.
Prof Edi Suhardi Ekadjati dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat, 25 Maret
1945. Ia, suami Hj Utin Nur Husna dan kini dikaruniai empat anak. Edi
adalah Sarjana Sastra Unpad (1971), kemudian melanjutkan studi di Program
Filologi untuk Sejarah, Rikjsuniver siteit, Leiden (1975), lalu meraih
Doktor di Universitas Indonesia (1979).
ISTILAH SUNDA TERCANTUM DIBUKU PTOLEMAEUS TAHUN 150 MASEHI
Bandung, 16/12 (ANTARA) - Istilah Sunda sebagai nama tempat, pertama kali
disebut oleh ahli ilmu bumi dari Yunani, Ptolemaeus dalam bukunya tahun
150 Masehi, kata Prof Dr drs Edi Suhardi Ekadjati, dalam pidato pengukuhan
dirinya selaku Guru Besar Ilmu Sej arah di Universitas Padjadjaran,
Bandung, Sabtu.
Mengutip buku Atmamihardja (1958: 8), Edi menjelaskan, Ptolemaeus
menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang terletak di
sebelah timur India.
Berdasarkan informasi itu kemudian ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan
kata Sunda untuk menamai wilayah dan beberapa pulau di timur India, kata
Edi yang kini Kepala Museum Konferensi Asia Afika dan dosen di Unpad serta
Unpar Bandung.
Dari penelurusan kepustakaan, katanya, kata Sunda seperti dikatakan
Rouffaer (1905: 16), merupakan pinjaman kata dari kebudayaan Hindu seperti
juga kata-kata Sumatera, Madura, Bali, Sumbawa yang semuanya menunjukkan
nama tempat.
Kata Sunda sendiri, menurut Edi, kemungkinan berasal dari akar kata "sund"
atau kata "suddha" dalam bahasa Sanskerta yang mengandung makna: bersinar,
terang, putih (Williams, 1872: 1128, Eringa 1949: 289). Dalam bahasa Jawa
kuna (Kawi) dan bahasa Bal i pun terdapat kata "Sunda" dengan pengertian:
bersih, suci, murni, tak bercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada
(Mardiwarsito, 1990: 569-57, Anandakusuma, 1986: 185-186; Winter, 1928:
219).
Ahli geologi Belanda RW van Bemmelen, mengatakan, Sunda adalah suatu
istilah yang digunakan untuk menamai dataran bagian barat laut India
Timur, sedangkan dataran bagian tenggaranya dinamai Sahul, ujar Edi.
Dataran Sunda dikelilingi sistem Gunung Sun da yang melingkar
(circum-Sunda Mountain System) yang panjangnya sekitar 7000 km.
Edi mengemukakan, dataran Sunda terdiri dari dua bagian utama, yaitu
bagian utara, meliputi Kepulauan Filipina dan pulau-pulau karang sepanjang
Lautan Pasifik bagian barat, serta bagian selatan yang terbentang dari
barat sampai ke timur mulai Lembah Brahm aputera di Assam (India) hingga
Maluku bagian selatan.
Dataran Sunda itu bersambung dengan kawasan sistem Gunung Himalaya di
barat dan dataran Sahul di timur, kata Edi, mengedepankan pendapat van
Bemmelen (1949: 2-3).
Selanjutnya, sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda
diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda
Besar dan Kepulauan Sunda Kecil.
Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari
Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan
gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Timor (Bemmelen,
1949:15-16).
Mengutip Gonda (1973:345-346), Edi mengatakan, pada mulanya kata "suddha"
dalam bahasa Sansekerta diterapkan pada nama sebuah gunung yang menjulang
tinggi di bagian barat Pulau Jawa yang dari jauh tampak putih karena
tertutup abu asal gunung tersebut.
Gunung Sunda itu terletak di bagian barat Gunung Tangkuban Parahu.
Kemudian nama tersebut diterapkan pula pada wilayah gunung itu berada dan
penduduknya.
Menurut Edi, mungkin sekali, pemberian nama Sunda bagi wilayah bagian
barat Pulau Jawa itu diilhami oleh sebuah kota dan atau kerajaan di India
yang terletak di pesisir barat India antara kota Goa dan Karwar (ENI, IV,
1921:14-15).
Selanjutnya, Sunda dijadikan nama kerajaan di bagian barat Pulau Jawa yang
beribukota di Pakuan Pajajaran, sekitar kota Bogor sekarang. Kerajaan
Sunda itu telah diketahui berdiri pada abad ke-7 Masehi dan berakhir pada
tahun 1579 Masehi, katanya, men gutip Danasasmita dkk, III, 1984:1-27 dan
Djajadiningrat, 1913:75.
Setelah keruntuhan Kerajaan Sunda, eksistensi dan peranan Sunda tidak lagi
menonjol di daerahnya sendiri, apalagi di wilayah Nusantara, baik dalam
hubungan geografis, sosial, politik maupun kebudayaan. Keadaan seperti
itu berlangsung sekitar tiga aba d hingga awal abad ke-20 Masehi, karena
pengaruh kekuasaan dari luar yaitu kekuasaan dan kebudayaan Islam, Jawa,
Eropa (terutama Belanda).
Di antara pengaruh-pengaruh luar itu yang paling melekat dan meresap ke
dalam masyarakat Sunda adalah Islam, baru kemudian Jawa dan selanjutnya
Eropa, kata Edi.
Paguyuban Pasundan
Identitas Sunda muncul lagi awal abad ke-20 dengan lahirnya Paguyuban
Pasundan (1914), yaitu suatu perkumpulan yang berorientasi pada sosial
budaya Sunda, setelah melewati proses kebangkitan bahasa dan sastra Sunda
sejak pertengahan abad ke-19.
Usul tersebut disetujui pemerintah kolonial sehingga ketetapan pembentukan
provinsi tersebut antara lain berbunyi, " Jawa Barat, dalam bahasa orang
pribumi (bahasa Sunda) menunjuk sebagai Pasundan". Dalam perjalanan
sejarah, Paguyuban Pasundan antara lain sejak 1918 berintegrasi dengan
aktivitas kaum pergerakan nasional yang menuntut kemerdekaan, bebas dari
penjajah.
Prof Edi Suhardi Ekadjati dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat, 25 Maret
1945. Ia, suami Hj Utin Nur Husna dan kini dikaruniai empat anak. Edi
adalah Sarjana Sastra Unpad (1971), kemudian melanjutkan studi di Program
Filologi untuk Sejarah, Rikjsuniver siteit, Leiden (1975), lalu meraih
Doktor di Universitas Indonesia (1979).
Kamus Sunda -Indonesia
SUNDA - INDONESIA
A
Aang = Kakak
Abah = Bapak
Abdi (sim) = Saya
Abot = Berat
Acan = Belum
Acuk / Raksukan = Pakaian
Adat = Tabiat
Adeuk = Akan
Adi = Adik
Adigung = Angkuh
Adil = Adil
Agan = Tuan
Ageung = Besar
Agul = Bangga / Sombong
Aheng = Aneh / Ganjil
Aing (kasar) = Saya
Ajag = Srigala
Ajeng = Mengajukan
Ajleng /Ngajleng = Lompat / Melompat
Akang = Kakak
Akar = Akar
Aki = Kakek
Aksara = Tulisan / Huruf
Ali = Cincin
Alim = Tidak Mau
Alit = Kecil
Almenak = Almanak
Alo = Keponakan
Alung = Lempar
Alus,Sae = Bagus
Amang / Emang = Paman
Amarah = Emosi
Ambeh = Agar
Ambek = Marah
Ambekan = Hawa Nafsu
Ambeu = Mencium Bau
Ambu = Ibu
Ameng = Bermain
Amis = Manis
Ampar = Tilam
Ampir = Hampir / Nyaris
Anak = Anak
Ancin = Sedikit Makan
Anclub = Turun ke air
Ancur = Hancur
Andiprek = Lesesan
Anduk = Handuk
Angel / Anggel = Bantal
Angger = Tetap
Anggo = Pakai
Anggoan = Pakaian
Angkat = Pergi
Angkeng = Pinggang
Angkeub = Mendung
Angkeut = Dagu
Anjang = Mengunjungi
Anjeun = Anda / Kamu
Anjeunna = Dia/ia/beliau
Anom = Muda
Antawis = Antara
Anteur = Antar
Antos = Tunggu
Antuk / Antukna = Akhirnya
Anu/nu = Yang
Anyar = Baru
Aos = Baca
Apa = Bapak
Apal = Hafal
Api-api = Pura-pura
Aprak = Jelajah
Apu = Batu Kapur
Arek / Rek = Akan
Areung = Arang
Arit = Celurit
Artos = Uang
Asa = Sepertinya
Asak = Masak / Matang
Asin = Asin
Astana = Pekuburan
Astra = Wajah
Asup = Masuk
Atah = Mentah
Atanapi = Atau
Atawa = Atau
Ateul = Gatal
Atik = Didik / Ajar
Atikan = Ajaran
Atoh = Senang
Atos = Sudah
Atra / Jatra = Jelas
Awak = Tubuh/Badan
Awang-awang = Angkasa
Awewe = Perempuan / Wanita
Awi = Bambu
Awis = Mahal
Awon = Jelek
Aya = Ada
Ayak = Saring
Ayakan = Saringan
Ayeuna = Kini/Sekarang
B
Babar = Lahir
Babaturan = Teman
Badag = Besar
Bade = Akan
Bagean = Bagian
Bagel / Ngabagel = Keras / Mengeras
Bagja = Bahagia
Bagong = Ba-bi Hutan
Baham = Mulut
Baheum = Kulum
Bahe = Tumpah
Baheula = Dahulu
Bajing = Tupai
Bakal = Akan
Balad = Teman
Balanak = Belanak
Balang = Lempar
Balangsak = Melarat / Miskin
Baledog = Lempar
Baleg = Dewasa
Baleuy = Tidak terlalu panas
Balik = Pulang
Balong = Kolam
Balung = Tulang
Bancet = Katak Berekor (anak katak)
Bangga = Ribet
Bangir = Mancung (Hidung)
Bangkawarah = Kurang Ajar
Bangke = Bankai
Bangkong = Katak
Bangkuang = Bengkuang
Bango = Bangau
Bantos = Bantu
Bantun = Bawa
Baraya = Saudara
Bared = Tergores
Bareuh = Bengkak
Bari (katuangan) = Basi
Baruk = Begitukah ?
Barusuh = Sariawan
Basa = Bahasa
Basa = Ketika, Saat
Baseuh = Basah
Basisir = Pesisir
Bati = Laba
Batur = Orang Lain
Bau = Bau
Bawa = Bawa
Bayah = Paru-paru
Bayawak = Biawak
Bayeungyang = Gerah
Bayuhyuh = Gemuk
Beak = Habis
Beas = Beras
Bebene = Kekasih
Bedegong = Bandel
Bedil = Senjata Laras Panjang
Bedog = Golok
Begal = Perampok
Begang = Kurus
Begu = Anak ****
Beha = Bra
Beja = Kabar / Berita
Beke = Pendek
Bekong = Mug Besar
Belegug = Bodoh / Tolol
Belejog / Kabelejog = Tipu / Tertipu
Belenyeh = Tertawa Kecil
Belesek = Amblas
Belet = Bodoh
Bencong = Waria
Bendu = Marah
Bener = Benar
Bengkok = Lengkung / Melengkung
Bengkung = Bongkok / Lengkung
Bentang = Bintang
Bentar = Sambar (Petir)
Benten = Beda
Bere / Mere = Beri / Memberi
Berehan = Sopan
Beresih = Bersih
Beresin = Bersin
Berkat = Bingkisan
Beuheung = Leher
Beulah = Belah
Beuleum = Bakar
Beuli = Beli
Beulit = Lilit
Beungeut = Wajah
Beunghar = Kaya
Beungkeut = Ikat
Beurang = Siang
Beurat = Berat
Beureum = Merah
Beurit = Tikus
Beusi = Besi
Beuteung = Perut
Bewara = Berita
Biang = Ibu
Biantara = Pidato
Bieu = Barusan
Bikang = Betina
Bilatung = Belatung
Binangkit = Kreatip
Bingah = Gembira
Bingah = Geraham
Bingung = Kalut
Bireuk = Tidak kenal
Bisluit = SK = Surat keputusan
Bitis = Betis
Bitu = Meledak
Biwir = Bibir
Bobo = Tidur
Bobo = Lapuk
Boboko = Bakul
Bobos = Kentut
Bobotoh = Pendukung
Bodas = Putih
Bodo = Bodoh
Bodor = Lawak
Boga = Punya
Bojo = Isteri
Boloho = Bodoh
Bolokot = Kotor oleh Lumpur
Bongoh = Lengah
Bosen = Bosan
Buah = Mangga
Budah = Buih
Budak = Anak
Bueuk = Burung Ahntu
Bujal = Udel
Bujangan = Jejaka
Bujur = Pantat
Buk-Bak = Obrak-Abrik
Buktos = Bukti
Buku = Buku
Bulan = Bulan
Bulao = Biru
Buleud = Bulat
Bumi = Rumah
Bungah = Gembira
Buni = Tersembunyi
Buntut = Ekor
Bureuteu = Gendut
Buru = Lekas
Buruan = Halaman rumah
Buruh = Upah
Burung = Gila
Butuh = Perlu
Butut = Jelek
Buyur = Anak Katak
C
Caah = Banjir
Caang = Terang
Cabak = Raba
Cabok = Tampar
Cacag = Cincang
Cadu = Tak pernah
Cagak = Cabang
Cageur = Sehat
Cai = Air
Cakcak = Cecak
Caket = Dekat
Calacah = Abu Rokok
Calakan = Rajin
Calana = Celana
Caletot / Kacaletot = Keceplosan Ngomong
Calik = Duduk
Candak = Bawa, Ambil, Bawa
Cangcang = Tambat
Cangked = Tambat
Cangkeng = Pinggang
Cangkurileung = Burung Kutilang
Cape = Capai, Lelah
Capit = Jepit
Caram = Larang
Carang = Jarang
Carek = Larang
Careham = Geraham
Carengcang = Jarang (barang di toko)
Careuh = Musang
Caringin = Beringin
Carios = Cerita
Carita = Cerita/Kisah
Caroge = Suami
Carpon (carita pondok) = Cerpen (Cerita pendek)
Cawet = Celana Dalam
Cekap = Cukup
Ceker = Kaki (unggas)
Cempor = Lampu Minyak
Cenang = Bisul
Cengek = Cabai Rawit
Cengkat = Bangun (dari duduk)
Centang = Sentil
Cepil = Telinga
Cerewed = Cerewet
Ceudeum = Mendung
Ceuk = Kata
Ceuli = Telinga
Ceumpal = Lap
Ceurik = Tangis / Menangis
Ciak = Anak Ayam
Ciduh = Ludah
Cikur = Kencur
Cilaka = Celaka
Cileuh = Belek / Kotoran Mata
Cingceng = Gesit
Cingcin = Cincin
Cingir = Kelingking
Cingogo = Jongkok
Cipruk = Basah
Ciri = Tanda
Citak = Cetak
Ciwit = Cubit
Cobi = Coba
Coet = Cobek
Cokor = Kaki (binatang)
Cokot = Ambil
Colok = Jotos
Comel = Banyak Omong
Comot = Mengambil Sedikit
Congcorang = Belalang Sembah
Coplok = Lepas / Terlepas
Cucuk = Duri
Cucunguk = Kecoa
Cukang = Jembatan
Cunihin = Genit (laki-laki)
Cupu = Kotak
Cureuleuk = Jeli
Cureuleuk = Berbinar (mata)
Curuk = Jari Telunjuk
D
Dadali = Burung Garuda
Daek = Mau
Dago = Tunggu
Dahar = Makan
Dahuan = Kakak Ipar
Dalapan = Delapan
Damang = Sehat
Damar = Lampu
Damel = Kerja
Damis = Pipi
Dampal = Telapak
Dangdan = Rias
Dangdos = Rias
Danget = Saat
Dangu = Dengar
Darehdeh = Ramah
Datang = Tiba / Sampai
Datang = Sampai
Dayeuh = Kota
De-et = Dangkal
Denge (kasar) = Dengar
Deudeuh = Sayang
Deui = Lagi
Deukeut = Dekat
Deuleu (kasar) = Lihat
Deungeun = Teman
Deungeunna = Lauk Pauk
Dewek (kasar) = Saya
Diajar = Belajar
Digjaya = Sakti
Dina = Pada / Di
Dines = Dinas
Dinten = Hari
Diuk = Duduk
Doja = Ganggu / Coba
Domba = Biri-biri
Dongkap = Tiba / Sampai
Du'a = Do'a
Dudukuy = Topi
Dugi = Tiba
Duit = Uang
Duka = Tidak Tahu
Dulur = Saudara
Dumasar = Berdasarkan
Dunungan = Majikan
Dunya = Dunia
Dupak = Senggol
Duriat = Perasaan Cinta
Duruk = Bakar
E
Eces = Jelas
Edeg = Stress, Gila, Pandir
E'e = Beol
Ekek = Burung Betet
Eleh = Kalah
Eleketek = Gelitik
Elmu = Ilmu
Embe = Kambing
Embung = Tidak Mau
Empang = Kolam
Emut = Ingat
Endah = Indah
Endeur = Bergetar
Endog = Telur
Enggal = Cepat
Enggeus = Sudah
Engke = Nanti
Enjing = Besok
Enjing = Pagi
Enjing-enjing = Pagi-pagi
Entog = Bebek
Entong = Jangan
Enya = Iya
Era = Malu
Etang = Hitung
Etangan = Hitungan
Eueut = Minum
Eujeung = Dengan
Euleum = Cukup
Eunteung = Cermin
Euntreup = Hinggap
Eurad = Jerat
Eureun = Berhenti
Eusi = Isi
SUNDA - INDONESIA ( G,H,I,J,K )
G
Gabrug = Terkam
Gado = Dagu
Gaduh = Punya
Gajih = Lemah
Galengan = Pematang sawah
Galeuh = Beli
Galing = Ikal
Galumbira = Bergembira
Galungan = Gumul / Bergumul
Galur = Jalan
Gampang = Mudah
Gampil = Mudah
Gampleng = Tampar
Gancang = Cepat
Gandeng = Berisik
Gantar = Galah
Ganti = Ganti
Gapura = Gerbang
Garing = Kering
Garo = Garuk
Garong = Pencuri
Garwa = Istri
Gawe = Kerja
Gawir = Jurang
Gayor = Sangga
Gayot = Gantung
Gede = Besar
Gedong = Gedung
Gegel = Gigit
Geheng = Hangus
Gehgeran = Latah
Geleng = Gilas / Lindas
Gelo = Gila
Gelut = Berkelahi
Gembul = Lahap
Genep = Enam
Gentos = Ganti
Gepok = Tumpuk
Gering = Sakit
Gero / Ngageroan = Panggil / Memanggil
Getek = Geli
Geter = Getar
Getih = Darah
Getok = Jitak
Getol = Rajin
Geugeut = Sayang
Geulang = Gelang
Geuleuh = Jijik
Geulis = Jelita
Geumpeur = Gugup
Geuneuk = Lebam
Geunjleung = Tersiar
Geutah = Getah
Gigir = Sebelah / Samping
Gimir = Jerih
Girimis = Gerimis
Gitek = Goyang
Giwang = Anting
Godog = Rebus
Gogog = An-jing
Gohgoy = Batuk
Goreng = Jelek
Gorobag = Gerobak
Gugah = Bangun Tidur
Gugunungan = Bukit
Gugusi = Gusi
Guguyon = Humor
Guha = Goa
Gula = Gula
Guludug = Guntur
Gumbira = Gembira / Girang
Gumilang = Gemilang
Gumujeng = Ketawa
Gundam = Gigau
Gurilap = Gemerlap
H
Halabhab = Dahaga / Haus
Halimpu = Merdu
Halimun = Kabut
Halis = Alis
Halodo = Musim kering
Halu = Alu
Hambar = Tawar
Hampang = Ringan
Hampas = Ampas
Hamperu = Empedu
Hampura = Maaf
Hanaang = Dahaga / Haus
Handap = Bawah / Rendah
Haneut = Hangat
Hanjakal = Menyayangkan
Hanjelu = Sesal
Hanyir = Amis
Hapa = Hampa
Hapunten = Mohon maaf
Harangasu = Jelaga
Haratis = Gratis
Harep = Harap
Hareudang = Gerah
Hareup = Depan
Harewos = Bisik
Hariring = Dendang
Hariwang = Cemas
Harkat = Martabat
Harti = Arti
Hartos = Arti
Haseum = Asam (rasa)
Haseup = Asap
Haur = Bambu
Hawek = Loba
Hayam = Ayam
Hayang = Mau / Kepingin
Hayu = Ayo / Mari
He es = Tidur
Hejo = Hijau
Hemeng = Heran
Henteu = Tidak akan
Herang = Bening / Jernih
Hese = Susah
Heu euh = Iya
Heubeul = Dahulu
Heulang = Elang
Heuleut = Saat
Heureut = Menyempit
Heureuy = Gurau
Hideng = Rajin
Hidep = Kamu
Hideung / Hideung Lestreng = Hitam / Hitam Legam
Hieum = Rindang
Hiji = Satu
Hilap = Lupa
Hileud = Ulat
Hilik = Awas
Hilir = Ilir
Hipu = Empuk / Lunak
Hirup = Hidup
Hitut = Kentut
Honcewang = Bimbang
Hoream = Malas
Hoyong = Mau / Ingin
Hu ut = Gabah
Hudang = Bangun Tidur / Bangkit
Huis = Uban
Hujan = Hujan
Hulu = Kepala
Huma = Ladang
Huntu (kasar) = Gigi
Hurang = Udang
Hurung = Nyala
Hutang = Utang
Hyang / Sanghyang = Dewa
I
Ibak = Mandi
Iber = Kabar
Ibing = Menari
Ibu = Ibu
Ibun = Embun
Ical = Jual
Ical = Hilang
Icip = Cicip
Idek = Didekatkan
Ieu = Ini
Iga = Rusuk
Igel = Menari
Ijid = Jijik
Ilahar = Normal
Imah = Rumah
Imbit = Pantat
Impleng = Membayangkan
Imut = Senyum
Incer = Incar
Incok = Encok
Incu = Cucu
Indit = Pergi
Indung = Ibu
Inget = Ingat
Inggis = Gelisah
Ingkab = Ketiak / Ketek
Ingkig = Pergi meninggalkan
Ingon = Ternak
Injeum = Pinjam
Injuk = Ijuk
Inohong = Tokoh
Inteun = Intan
Ipis = Tipis
Iraha = Kapan
Irong = Lihat
Irung = Hidung
Ised = Geser
Isin = Malu
Istenan = Memperhatikan
Isteri = Wanita / Perempuan
Isuk = Besok
Isuk = Pagi
Isukan = Besok
Isuk-isuk = Pagi-pagi
Itu = Itu
Itung = Hitung
Iuh = Teduh
Iwal = Kecuali
J
Jaga = Kelak
Jagjag = Sehat
Jagong = Jagung
Jail = Jahil
Jajaka = Jejaka / Pemuda
Jajaten = Ilmu Kesaktian
Jalma = Manusia/orang
Jalmi = Manusia/orang
Jalu = Jantan
Jampana = Joli
Jampe = Mantera
Janari = Pagi Buta
Jandela = Jendela
Jangar = Pusing
Janggot = Janggut
Jangjang = Sayap
Jangji = Janji
Jangkorang = Tinggi Kurus
Jangkrik = Jangkrik
Jangkung = Tinggi (ukuran tubuh)
Janten = Jadi
Japati = Merpati
Jaram = Kuman
Jarhiji = Jari Manis
Jarum = Jarum
Jauh = Jauh
Jawer = Janger Ayam
Jempling = Sepi / Sunyi
Jempol = Ibu Jari
Jenengan = Nama
Jero = Dalam
Jeung = Dan / Dan
Jibreg = Basah Kuyup
Jiga = Seperti
Jilid = Jilid
Jiwa = Jiwa
Jugjug = Tuju
Jujuluk = Gelar
Jujur = Jujur
Jumblah = Jumlah
Jumpalit = Salto
Jungkrang = Jurang
Juntrung = Menjadi
Juragan = Tuan
Juralit = Salto
Jurig = Hantu
Juru = Sudut
K
Ka = Ke
Ka Dieu = Ke Sini
Ka Ditu = Ke sana
Kabeh = Semua
Kabentar = Tersambar
Kabiri = Kebiri
Kabogoh = Kekasih
Kaca = Halaman (buku)
Kacida = Amat Sangat
Kade = Awas
Kadek = Sambit
Kadongdong = Kedongdong
Kadongkapan = Kedatangan
Kaduhung = Menyesal
Kaen = Kain
Kagoda = Tergoda
Kagungan = Punya
Kahatur = Kepada
Kai = Kayu
Kajabi = Kecuali
Kajajaden = Jejadian (mahluk jadi-jadian)
Kakandungan = Hamil
Kalangkang = Bayangan
Kalapa = Kelapa
Kaleng = Aping
Kaler = Utara
Kalih = Juga
Kalong = Kelelawar
Kamar = Kamar
Kamari = Kemarin
Kampak = Kapak
Kampungan = Norak
Kandel = Tebal
Kanggo = Untuk
Kangkalung = Kalung
Kanyaho = Pengetahuan
Kaos Sangsang = Singlet
Kaping / Ping = Tanggal
Kapungkur = Dahulu
Kaput = Jahit
Karang = Tahi Lalat
Karaton = Istana
Kareueut = Manis Sekali
Kareunang = Gerah
Karunya = Kasian / Iba
Kasetrum = Tersengat Listrik
Kasuat-suat = Teringat-ingat
Katel = Wajan
Katuhu = Kanan
Kaula = Saya
Kawas = Seperti
Kawasa = Kuasa
Kawentar = Mashur
Kawih = Lagu
Kawilang = Terbilang
Kawit = Berasal
Kawon = Kalah
Kawung = Enau
Kayas = Merah Muda / Pink
Kebon = Kebun
Kecap = Kalimat
Kedul = Pemalas
Kelek = Keliak / Ketek
Kelenci = Kelinci
Kelir = Warna / Corak
Kembang = Bunga
Kempel = Kumpul
Kempelan = Perkumpulan
Kenca = Kiri
Kenging = Dapat
Kentel = Kental
Kenteng = Genteng
Kenyed = Hentak
Kenyot = Isap
Keok = Kalah
Kerek = Mendengkur
Kerekeb = Terkam
Kerepus = Topi
Keretas = Kertas
Kersa = Mau / Sanggup
Kesang = Keringat
Kesed = Sepet / Sepat
Keuheul = Jengkel / Geram
Keukeuh = Memaksa
Keukeup = Peluk
Keuneung = Tumit
Keupeul = Genggam
Keureut = Iris
Keusik = Pasir
Keuyeup = Kepiting Sawah
Kiat = Kuat
Kiceup = Kedip
Kidul = Selatan
Kieu = Begini
Kiih = Kencing
Kila-kila = Tanda-tanda
Kinca = Cairan gula aren
Kinten = Kira
Kinten-kinten = Kira-kira
Kintun = Kirim
Kirang = Kurang
Kiridit = Kredit
Kirik = Anak ******
Kiripik = Keripik
Kiruh = Keruh
Kitu = Begitu / Demikian
Kiwa = Kiri
Kiwari = Sekarang
Kiwari = Kini
Kobok = Memasukan Tangan
Koceak = Jerit
Kojor = Meninggal / Mati
Kolor = Celana Dalam
Kolot = Tua
Komo = Apa Lagi
Konci = Kunci
Koneng = Kuning / Kunyit
Kongkorong = Kalung
Kored = Kais
Koret = Pelit / Kikir
Korong = Upil
Koropak = Bagian Dari
Koropok = Berlubang
Koropos = Keropos
Korsi = Kursi
Kosok = Gosok
Ku = Oleh
Kuar = Anak Kutu Rambut
Kuciwa = Kecewa
Kudu = Harus
Kueh = Kue
Kukupu = Kupu-kupu
Kulah = Kolam
Kulambu = Kelambu
Kulawarga = Keluarga
Kulawargi = Keluarga
Kulem = Tidur
Kulon = Barat
Kulub = Rebus
Kulutus = Gerutu
Kumaha = Bagaiman
Kumbah = Cuci
Kumeli = Kentang
Kumis = Kumis
Kunaon = Kenapa
Kuncen = Juru kunci
Kunyit = Jawawut
Kunyuk = Kera
Kuping = Dengar
Kurang = Kurang
Kuring = Saya
Kuris = Cacar
Kuru = Kurus
Kurung = Kandang Burung
Kurupuk = Kerupuk
Kusir = Kusir
Kusumah = Kesuma
Kutang = Bra
Kuya = Kura-kura
SUNDA - INDONESIA ( L,M,N,O,P )
L
Laat = Telat
Lada = Pedas
Lahan = Tanah
Lain = Bukan
Lajeng = Kemudian / Selanjutnya
Laki Rabi = Suami Istri
Lalab = Lalap
Lalaki = Laki-laki
Laleur = Lalat
Lali = Lupa
Laluasa = Leluasa
Lambar = Lembar
Lambey = Bibir
Lami = Lama
Lamokot = Belepotan
Lamot = Jilat
Lampah = Jalan yang ditempuh
Lamping = Pinggir Gunur
Lampuyang = Lempuyang
Lamun = Jika / Bila
Lana = Abadi
Lanceuk = Kakak
Lancingan = Celana
Landong = Obat
Langgam = Lagu
Langit = Langit
Langki = Langka
Langkung = Lebih
Langlang, ngalanglang = Langlang, melanglang
Langlayangan = Layang-layang
Lantaran = Karena
Lantera = Lentera
Lauk = Ikan
Laun = Lambat
Lawas = Lama
Lawon = Kain
Layad / Layat = Jenguk
Layeut = Selalu Bersama
Layon = Kain
Layung = Lembayung
Le eh = Mencair
Lebar = Sayang
Lebet = Masuk
Lebu = Abu Gosok
Ledis = Habis tidak tersisa
Lega = Lebar / Luas
Leketek = Gelitik
Lekoh = Kental (kopi)
Lelepen = Cincin
Leleson = Istirahat
Lemah Cai = Tanah Air
Lembur = Desa / Kampung
Lemes = Halus
Lempeng = Lurus
Lengkah = Langkah
Lenglang = Cerah
Lengoh = Tidak Bawa Apa-apa
Lentah = Lintah
Leot = Setrika
Lepat = Salah
Leres = Benar / Betul
Lesot = Lepas
Letah = Lidah
Letak = Jilat
Letoy = Lemah
Leuit = Lumbung
Leuleus = Lemas
Leumeung = Lemang
Leumpang = Jalan
Leungeun = Tangan
Leungit = Hilang / Lenyap
Leupeut = Lontong
Leutak = Lumpur
Leutik = Kecil
Leuweung = Hutan
Leuweung Geledegan = Hutan Rimba
Leuwi = Kolam Pemandian
Leuwi = Lubuk
Leuwih = Lebih
Liang = Lobang
Liat = Alot
Lieuk = Toleh
Lieur = Pusing
Lila = Lama
Lilir = Bangun Tidur
Lima = Lima
Limpeuran = Lupa / Pelupa
Lindeuk = Jinak
Linggih = Tinggal / Berdiam di / Duduk
Lini = Gempa
Lintuh = Gemuk
Lisa = Telur Kutu Rambut
Lisung = Alu
Loba = Banyak
Lonceng = Bel
Lodaya = Harimau
Loket = Dompet
Lolong = Buta
Lomari = Lemari
Londok = Bunglon
Longok = Kunjung
Losin = Lusin
Ludes = Habis tidak tersisa
Ludeung = Berani
Luhung = Tinggi (derajat)
Luhur = Tinggi / Atas
Luhureun = Diatas
Lukut = Lumut
Lumangsung = Terjadi
Lumpat = Lari
Luncat = Loncat
Lungguh = Pendiam
Lungsur = Turun
M
Madu = Madu
Maehan = Membunuh
Maenya = Masa
Mahiwal = Janggal / Tidak Mungkin
Majeng = Maju
Maksad = Maksud / Hasrat
Makuta = Mahkota
Malengpeng = Lempar Batu
Males = Malas
Maling = Pencuri
Mamang = Paman
Mana = Mana
Manah = Hati
Manawi = Barangkali / Jika
Mandi = Mandi
Maneh = Kamu / Engkau
Manehna = Dia / Ia
Mangga = Silakan
Manggu = Manggis
Manggul = Pikul
Mangkukna = Kemarin Lusa
Mangrupa = Berupa
Mangsa = Saat
Mangsi = Tinta
Mantep = Mantap
Manuk = Burung
Maot = Meninggal dunia
Margi = Karena
Masang = Pasang
Masih = Masih
Mastaka = Kepala
Matak = Membuat / Akan
Matang = Seimbang
Mateni = Membunuh
Maung = Harimau
Mayit = Mayat
Medit = Kikir
Melak = Tanam
Mencrang = Berkilau
Mengkol = Belok
Mengpar = Lempar
Menta = Minta
Meong = Harimau
Meri = Itik
Meri = Bebek
Meser = Membeli
Metot = Tarik
Meumpeun = Menutup Mata
Meunang = Menang
Miceun = Buang
Mieling = Mengenang
Milu = Ikut
Mimiti = Mulai
Minantu = Menantu
Mindeng = Sering / Kerap
Mios = Berangkat / Pergi
Mitoha = Mertua
Modol = Beol
Mojang = Gadis / Perempuan
Molelel = Asin Sekali
Moncorong = Terik (matahari)
Mondok = Inap / Tidur
Mongkleng = Gulita
Mo-nyet = Kera
Moro = Buru
Motekar = Kreatip
Muhun = Iya
Muka = Buka
Mulih = Pulang
Mumuncangan = Mata Kaki
Muncrat = Mancur
Munding = Kerbau
Mung = Cuma / Hanya
Munggaran = Pertama
Murag = Jatuh
Murangkalih = Anak Kecil
Muriang = Demam
Muringkak = Merinding
Mutu = Ulekan
Mutuskeun = Memutuskan
N
Naek = Naik
Namba = Menimba
Nam = Nama
Namung = Tetapi
Nangkarak = Terlentang
Nangkring = Mejeng / Nongkrong
Nangkuban = Telungkup
Nangtung = Berdiri
Naon = Apa
Narpati = Raja
Nawis = Menawar
Neda = Makan
Nembe = Barusan / Baru saja
Nene = Nenek
Nerekel = Panjat
Ngabolekerkeun = Membuka Rahasia
Ngadeg = Berdiri
Ngadegdeg = Menggigil
Ngadegkeun = Mendirikan
Ngagaleong = Oleng
Ngageol = Bergoyang
Ngagitek = Menari
Ngahodhod = Menggigil
Ngalamun = Melamun
Ngalangkung = Lewat
Ngapung = Terbang
Ngaran = Nama
Ngarasa = Merasa
Ngareuah-reuah = Menyemarakan
Ngarogahala = Membunuh
Ngawitan = Mulai
Ngenaan = Mengenai
Ngendong = Menginap
Ngeunah = Ngeunah
Ngijih = Musim hujan
Ngimpleng = Mengingat
Nginum = Minum
Ngomong = Bicara
Ngora = Muda
Ngorondang = Merangkap
Nincak = Injak
Nikah = Kawin
Ningal = Lihat / Melihat
Nini = Nenek
Notog = Meluncur
Notog = Todong
Nuju = Sedang
Numpak = Menaiki
Nyaah = Sayang
Nyaeta = Yaitu / Ialah
Nyaho = Tahu
Nyakclak = Titik Air
Nyalukan = Panggil / Memanggil
Nyambat = Memanggil
Nyangkrung = Menggenang
Nyangsang = Tersangkut
Nyaram = Melarang
Nyarek = Melarang
Nyarios = Bicara
Nyere = Lidi
Nyeri = Sakit
Nyeuneu = Berapi=api
Nyeureud = Menyengat (lebah)
Nyeuseuh = Mencuci Baju
Nyiksenan = Menyaksikan
Nyiruan = Lebah
Nyiwit = Cubit
Nyongcolang = Terbaik
Nyumput = Sembunyi
Nyuruput = Meminum / Seruput
O
Oge = Juga
Ogo = Manja
Olo-olo = Kolokan
Olok = Kebanyakan
Ombak = Gelombang
Ondang = Undang
Ondangan = Undangan
Ongkoh = Katanya
Ongkos = Tarip
Opat = Empat
Oray = Ular
Orok = Bayi
P
Pacabakan = Pegangan / Pekerjaan
Pacilingan = WC di atas kolam
Pacul = Cangkul
Padaharan = Perut
Paeh = Meninggal / Mati
Pageto = Besok Lusa
Pahatu = Piatu
Pahatu Lalis = Yatim piatu
Pait = Pahit
Pajaratan = Kuburan
Pakarangan = Halaman rumah
Pake = Pakai
Palangkakan = Selangkangan
Palastik = Plastik
Palay = Mau
Palid = Hanyut
Paling = Curi
Palu = Palu / Martil
Pamajikan = Isteri
Pamarentah = Pemerintah
Pameget = Laki-laki
Pameunteu = Wajah
Panangan = Tangan
Panata Harta = Bendahara
Panceg = Teguh
Pancen = Tugas
Paneunggeul = Pemukul
Pangambung = Hidung
Panganten = Pengantin
Pangaos = Harga
Panitik = Penitih
Panon = Mata
Panonpoe = Matahari
Panto = Pintu
Pantrang = Tak pernah
Panyawat = Penyakit
Paok = Curi
Papada = Sesama
Papah = Jalan
Papatong = Capung
Papay = Telusuri
Papendak = Bertemu
Parabot = Peralatan
Paranti = Untuk (kegunaan)
Parantos = Sudah
Paras = Cukur
Parawan = Gadis / Perawan
Pareum = Padam
Paria = Pare
Parin = Serah / Memberikan
Parung = Jeram
Pasagi = Persegi
Pasanggiri = Lomba
Pasea = Bertengkar
Pasini = Janji
Pasir = Bukit
Pasisian = Kota Pinggiran
Patali = Berkaitan
Patlot = Pensil
Patuangan = Perut
Patut = Tampang
Pawon = Dapur
Payun = Depan
Pecut = Cambuk
Pedes = Lada
Pegek = Pesek
Pek = Silakan
Pelak = Tanam / Menanam
Pelem = Gurih
Pelesir = Piknik
Pelong = Tatap
Pelor = Peluru
Pendak = Bertemu
Pengker = Belakang
Pengkol / Mengkol = Belok / Membelok
Pengkolan = Belokan
Pengpar = Larikan ke sebelah
Peot = Kurus
Percanten = Percaya
Perhatosan = Perhatian
Perkara = Hal / Perihal
Perkawis = Hal / Perihal
Persaben = Tukang Minta-minta
Peryogi = Perlu
Pesak = Saku
Pesek = Kupas
Peser = Beli
Peso = Pisau
Pestol = Pistol
Peuncit = Gorok
Peunteun = Nilai
Peura = Serak / Parau
Peureum = Pejam
Peureut = Peras
Peurah = Bisa Ular
Peurih = Pedih
Peuting = Malam
Peuyeum = Tape
Pi = Bakal
Pias = Pudar
Piceun = Buang
Pidang = Menampilkan
Piding = Sekat
Piit = Pipit
Pikeun = Untuk / Teruntuk
Pilari = Cari
Pilih = Memilih
Pinarep = Payudara
Pingping = Paha
Pingpong = Tenis Meja
Pinton = Tayang
Pinter = Pintar
Pipir = Samping Rumah
Pirak = Cerai
Piraku = Masa
Pireu = Bisu
Pisan = Sekali / Amat / Sangat
Poe = Hari
Poe = Jemur
Poek = Gelap
Poho = Lupa
Pondok = Pendek
Pribados = Pribadi / Saya Sendiri
Pribumi = Tuan rumah
Pulisi = Polisi
Pulpen = Ballpoin
Pun Buang = Ibu
Punten = Maaf / Permisi
Pupuhu = Pemimpin/Ketua
Pupus = Meninggal dunia/mati
Pupus = Meninggal dunia
Pupus = Hapus
Purun = Jadi = Jadi
Purunyus = Genit
Puseur = Tengah
Putra = Anak
SUNDA - INDONESIA ( R,S,T,U,W,Y )
R
Rada = Agak
Ragaji = Gergaji
Ragrag = Jatuh
Raheut = Luka
Rahul = Bohong
Rahul = Bohong
Rajin = Giat
Raka = Kakak
Raket = Intim
Raksukan = Baju / Pakaian
Rama = Bapak
Rambut = Rambut
Rame = Ramai
Ramo = Jari
Rampak = Gabung / Bersama-sama
Rampung = Beres
Rampus = Rakus
Ranca = Rawa
Rancucut = Basah Kuyup
Randa = Janda
Randa Bengsrat = Janda Kembang
Ranggeum = Cengkram
Rangu = Renyah
Raos = Enak
Raraosan = Perasaan
Raray = Wajah / Muka
Rawayan = Jembatan
Reang = Riuh
Receh = Uang Kecil
Regot = Seruput
Rehe = Rese
Rencang = Teman
Rengkog = Berhenti Tiba-tiba
Rengkuh = Hormat
Rengse = Selesai
Repeh = Hening
Reueuk = Awan
Reueus = Bangga
Reuma = Jari
Reuneuh = Hamil
Reungit = Nyamuk
Reuwas = Terkejut
Rewog = Lahap
Reyod = Reot
Rikrik = Hemat
Ringkes = Ringkas
Ringkid = Bawa
Ririwa = Hantu
Rohangan = Ruangan
Rompo = Jompo / Renta
Rorompok = Rumah
Ruhay = Bara Api
Ruksak = Rusak
Rumaos = Merasa
Rumbah = Kumis
Rungsing = Ruwet
Runtah = Sampah
Rupa = Macam / jenis
Rupa-rupa = Aneka
Rupi = Macam/jenis
Rusiah = Rahasia
Rusuh = Terburu-buru
S
Sabalikna = Sebaliknya
Sabaraha = Berapa
Sabet = Sambit
Sadaya = Semua
Saderek = Saudara
Sae = Bagus
Saeutik = Sedikit
Saha = Siapa
Sajabina = Kecil
Sakalor = Ayan
Saladah = Seladah
Salaki = Suami
Salapan = Sembilan
Salatu = Uban
Salawe = Dua Puluh Lima
Salempang = Kuatir
Salira (awak) = Badan
Samak = Tikar
Sambel = Sambal
Sami = Sama
Sampak = Sudah Ada
Sampean = Kaki
Sampeur = Ajak
Sampurasun = Permisi
Sanes = Bukan
Sanggem = Sanggup
Sangka = Duga
Sangki = Duga
Sapagodos = Setuju
Sapalih = Sebagian
Sapatu = Sepatu
Sapertos = Seperti
Saprak = Semenjak
Sapuluh = Sepuluh
Sarakah = Tamak / Serakah
Sare = Tidur
Sarebu = Seribu
Sareng = Dan / Dengan
Sarimbit = Sekeluarga
Sarua = Sama
Sarupaning = Semacam
Sasab = Tersesat
Sasak = Jembatan
Sasapu = Menyapu
Sasih = Bulan
Satia = Setia
Sato = Binatang
Saung = Gubuk
Saur = Kata
Sawang = Bayang
Sawareh = Sebagian
Sayang = Sarang
Sayogi = Sedia
Sebat = Sebut
Seep = Habis
Segut = Semangat
Sejen = Lainnya
Selap = Sisip
Semah = Tamu
Sendal = Sendal
Sentak = Gertak / Hardik
Sepen = Kamar tidur
Sepuh = Tua
Serab = Silau
Serat = Surat
Seren = Serah
Sering = Kerap
Sesa = Sisa
Sesah = Susah
Seubeuh = Kenyang
Seueur = Banyak
Seukeut = Tajam
Seuneu = Api
Seungit = Wangi / Harum
Seupah = Sepah / Ampas
Seupan = Kukus
Seureud = Sengat
Seureuh = Sirih
seuri = Senyum / Tertawa
Seuseup = Hisap
Sia (kasar) = Kamu
Siang = Siang
Sieun = Takut
Siga = Seperti
Sihung = Taring
Siki = Biji
Siluman = Hantu
Simeut = Belalang
Simpang = Mampir
Simpe = Sunyi
Simpen = Simpan
Sinareng = Dengan
Sindang = Mampir
Sirah = Kepala
Siram = Mandi
Sireum = Semut
Sirik = Iri
Situ = Telaga / Danau
Soak = Kaget
Soang = Angsa
Sobat = Sahabat
Soca = Mata
Sologoto = Ceroboh
Solokan = Parit
Someah = Ramah-tamah
Sono = Rindu
Sonten = Sore
Sora = Suara
Soweh = Sobek
Sowek = Sobek
Suan = Keponakan
Sugan = Jika
Suku = Kaki
Sumanget = Semangat
Sumping = Datang / Tiba
Sumuhun = Iya betul
Sungut = Mulut
Supa = Jamur
Supata = Sumpah
Surak = Sorak
Sureum = Kabur
Susu = Payudara
Susukan = Sungai
T
Taar = Dahi / Jidat
Tabuh = Jam
Tajug = Surau
Taktak = Pundak
Talaga = Telaga / Danau
Taliti = Cermat
Tambelar = Durhaka
Tambih = Tambah
Tamper = Endap
Tampik = Tolak
Tampiling = Tampar
Tamu = Tamu
Taneuh = Tanah
Tanggara = Kabar
Tanggay = Kuku
Tangkal = Pohon
Tangkeup = Rangkul
Tangkub = Tengkurap
Tanpadaksa = Cacat
Tapak = Jejak
Taraje = Tangga Bambu
Taraju = Bahu
Tarang = Jidat / Dahi
Tarekah = Usaha
Tarik = Keras (suara)
Tarik = Cepat (lari)
Taros = Tanya
Tarumpah = Sandal
Tatamu = Tamu
Tatangga / Tatanggi = Tetangga
Tatih = Berdiri
Tatu = Luka
Taun = Tahun
Taun = Tahun
Tawis = Tanda (tangan)
Teang = Cari
Tebih = Jauh
Tegal = Lapang
Tegalan = Tanah Lapang
Tehel = Tegel
Teke = Jitak
Tembang = Lagu
Tembong = Kelihatan
Tempo = Lihat
Tengek = Leher
Tengen = Kanan
Tengtrem = Damai
Tenjo = Lihat
Tepang = Jumpa
Tepas = Teras
Tepung = Jumpa
Terang = Tau
Teras = Kemudian
Tere = Tiri
Teteh = Kakak perempuan
Teu = Tidak
Teuas = Keras
Teuing = Tidak Tau
Teuleum = Selam
Teuneung = Berani
Teunggeul = Pukul
Ti = Dari
Tiasa = Bisa
Tihang = Tiang
Tiis = Dingin
Tijalikeuh = Terpeleset
Tikoro = Tenggorokan
Tilar Dunya = Meninggal dunia
Tilas = Bekas
Tilik = Teliti
Tilu = Tiga
Timanten = Dari Mana
Timburu = Cemburu
Tincak = Injak
Tinggal = Lihat
Tipung = Tepung
Tiris = Dingin (suhu udara)
Tisaprak = Sejak / Semenjak
Tisoleda = Terpeleset
Titadi = Dari Tadi
Tiwu = Tebu
Tojos = Tusuk
Tonggoh = Tempat di atas
Tonggong = Punggung
Torek = Tuli
Torowongan = Terowongan
Tuang = Makan
Tuar = Tebang
Tubruk = Tabrak
Tujuh = Tujuh
Tukang = Belakang
Tulale = Belalai
Tulung = Tolong
Tumbak = Tombak
Tumbila = Kutu Busuk
Tunduh = Kantuk....Mengantuk
Tundung = Usir
Tunggara = Sedih / Merana
Tungtung = Ujung
Tutung = Hangus
Tuur = Lutut / Dengkul
U
Ucing = Kucing
Udag = Kejar
Udur = Sakit
Ulah = Jangan
Ulem = Undang
Ulin = Main
Umur = Usia
Unggal = Tiap
Unggeuk = Manggut
Ungkluk = WTS
Uninga = Tau
Upami = Jika
Urang = Saya
Urut = Bekas
Usik = Gerak
Utami = Utama
Uyah = Garam
W
Wadul = Bohong
Wahangan = Sungai / Kali
Waja = Baja
Waktos = Waktu
Walagri = Sehat
Waler = Jawab
Walirang = Belerang
Walungan = Sungai
Waluya = Sehat
Wanara = Mo-nyet
Wanci = Waktu
Wangsul = Pulang
Wangun = Bangun
Wani = Berani
Wanoh = Kenal
Wanoja = Gadis / Remaja
Wantun = Sanggup
Waos = Gigi
Waragad = Biaya
Wareg = Kenyang
Warsi = Tahun
Wartos = Warta
Waruga = Badan
Wasta = Nama
Wasuh = Cuci
Watek = Watak
Wates = Batas
Wawacan = Legenda
Wawar = Memberi Kabar
Wawasan = Hikayat
Wawuh = Kenal
Wayah = Waktu
Wedak = Bedak
Weduk = Kebal
Wegah = Enggan
Welas = Sayang
Wengi = Malam
Wetan = Timur
Wetis = Betis
Weuteuh = Baru
Widang = Bidang
Widi = Ijin
Wijaksana = Bijaksana
Wilangan = Bilangan
Wilujeng = Selamat
Wilujeng Enjing = Selamat Pagi
Wilujeng Siang = Selamat Siang
Wilujeng Sonten = Selamat Sore
Wilujeng Wengi = Selamat Malam
Winojakrama = Lomba
Wios = Biar
Wungkul = Hanya / saja
Wuruk = Mengajar
Wuwung = Atap
Y
Yen = Bahwa
Yuswa = Usia
A
Aang = Kakak
Abah = Bapak
Abdi (sim) = Saya
Abot = Berat
Acan = Belum
Acuk / Raksukan = Pakaian
Adat = Tabiat
Adeuk = Akan
Adi = Adik
Adigung = Angkuh
Adil = Adil
Agan = Tuan
Ageung = Besar
Agul = Bangga / Sombong
Aheng = Aneh / Ganjil
Aing (kasar) = Saya
Ajag = Srigala
Ajeng = Mengajukan
Ajleng /Ngajleng = Lompat / Melompat
Akang = Kakak
Akar = Akar
Aki = Kakek
Aksara = Tulisan / Huruf
Ali = Cincin
Alim = Tidak Mau
Alit = Kecil
Almenak = Almanak
Alo = Keponakan
Alung = Lempar
Alus,Sae = Bagus
Amang / Emang = Paman
Amarah = Emosi
Ambeh = Agar
Ambek = Marah
Ambekan = Hawa Nafsu
Ambeu = Mencium Bau
Ambu = Ibu
Ameng = Bermain
Amis = Manis
Ampar = Tilam
Ampir = Hampir / Nyaris
Anak = Anak
Ancin = Sedikit Makan
Anclub = Turun ke air
Ancur = Hancur
Andiprek = Lesesan
Anduk = Handuk
Angel / Anggel = Bantal
Angger = Tetap
Anggo = Pakai
Anggoan = Pakaian
Angkat = Pergi
Angkeng = Pinggang
Angkeub = Mendung
Angkeut = Dagu
Anjang = Mengunjungi
Anjeun = Anda / Kamu
Anjeunna = Dia/ia/beliau
Anom = Muda
Antawis = Antara
Anteur = Antar
Antos = Tunggu
Antuk / Antukna = Akhirnya
Anu/nu = Yang
Anyar = Baru
Aos = Baca
Apa = Bapak
Apal = Hafal
Api-api = Pura-pura
Aprak = Jelajah
Apu = Batu Kapur
Arek / Rek = Akan
Areung = Arang
Arit = Celurit
Artos = Uang
Asa = Sepertinya
Asak = Masak / Matang
Asin = Asin
Astana = Pekuburan
Astra = Wajah
Asup = Masuk
Atah = Mentah
Atanapi = Atau
Atawa = Atau
Ateul = Gatal
Atik = Didik / Ajar
Atikan = Ajaran
Atoh = Senang
Atos = Sudah
Atra / Jatra = Jelas
Awak = Tubuh/Badan
Awang-awang = Angkasa
Awewe = Perempuan / Wanita
Awi = Bambu
Awis = Mahal
Awon = Jelek
Aya = Ada
Ayak = Saring
Ayakan = Saringan
Ayeuna = Kini/Sekarang
B
Babar = Lahir
Babaturan = Teman
Badag = Besar
Bade = Akan
Bagean = Bagian
Bagel / Ngabagel = Keras / Mengeras
Bagja = Bahagia
Bagong = Ba-bi Hutan
Baham = Mulut
Baheum = Kulum
Bahe = Tumpah
Baheula = Dahulu
Bajing = Tupai
Bakal = Akan
Balad = Teman
Balanak = Belanak
Balang = Lempar
Balangsak = Melarat / Miskin
Baledog = Lempar
Baleg = Dewasa
Baleuy = Tidak terlalu panas
Balik = Pulang
Balong = Kolam
Balung = Tulang
Bancet = Katak Berekor (anak katak)
Bangga = Ribet
Bangir = Mancung (Hidung)
Bangkawarah = Kurang Ajar
Bangke = Bankai
Bangkong = Katak
Bangkuang = Bengkuang
Bango = Bangau
Bantos = Bantu
Bantun = Bawa
Baraya = Saudara
Bared = Tergores
Bareuh = Bengkak
Bari (katuangan) = Basi
Baruk = Begitukah ?
Barusuh = Sariawan
Basa = Bahasa
Basa = Ketika, Saat
Baseuh = Basah
Basisir = Pesisir
Bati = Laba
Batur = Orang Lain
Bau = Bau
Bawa = Bawa
Bayah = Paru-paru
Bayawak = Biawak
Bayeungyang = Gerah
Bayuhyuh = Gemuk
Beak = Habis
Beas = Beras
Bebene = Kekasih
Bedegong = Bandel
Bedil = Senjata Laras Panjang
Bedog = Golok
Begal = Perampok
Begang = Kurus
Begu = Anak ****
Beha = Bra
Beja = Kabar / Berita
Beke = Pendek
Bekong = Mug Besar
Belegug = Bodoh / Tolol
Belejog / Kabelejog = Tipu / Tertipu
Belenyeh = Tertawa Kecil
Belesek = Amblas
Belet = Bodoh
Bencong = Waria
Bendu = Marah
Bener = Benar
Bengkok = Lengkung / Melengkung
Bengkung = Bongkok / Lengkung
Bentang = Bintang
Bentar = Sambar (Petir)
Benten = Beda
Bere / Mere = Beri / Memberi
Berehan = Sopan
Beresih = Bersih
Beresin = Bersin
Berkat = Bingkisan
Beuheung = Leher
Beulah = Belah
Beuleum = Bakar
Beuli = Beli
Beulit = Lilit
Beungeut = Wajah
Beunghar = Kaya
Beungkeut = Ikat
Beurang = Siang
Beurat = Berat
Beureum = Merah
Beurit = Tikus
Beusi = Besi
Beuteung = Perut
Bewara = Berita
Biang = Ibu
Biantara = Pidato
Bieu = Barusan
Bikang = Betina
Bilatung = Belatung
Binangkit = Kreatip
Bingah = Gembira
Bingah = Geraham
Bingung = Kalut
Bireuk = Tidak kenal
Bisluit = SK = Surat keputusan
Bitis = Betis
Bitu = Meledak
Biwir = Bibir
Bobo = Tidur
Bobo = Lapuk
Boboko = Bakul
Bobos = Kentut
Bobotoh = Pendukung
Bodas = Putih
Bodo = Bodoh
Bodor = Lawak
Boga = Punya
Bojo = Isteri
Boloho = Bodoh
Bolokot = Kotor oleh Lumpur
Bongoh = Lengah
Bosen = Bosan
Buah = Mangga
Budah = Buih
Budak = Anak
Bueuk = Burung Ahntu
Bujal = Udel
Bujangan = Jejaka
Bujur = Pantat
Buk-Bak = Obrak-Abrik
Buktos = Bukti
Buku = Buku
Bulan = Bulan
Bulao = Biru
Buleud = Bulat
Bumi = Rumah
Bungah = Gembira
Buni = Tersembunyi
Buntut = Ekor
Bureuteu = Gendut
Buru = Lekas
Buruan = Halaman rumah
Buruh = Upah
Burung = Gila
Butuh = Perlu
Butut = Jelek
Buyur = Anak Katak
C
Caah = Banjir
Caang = Terang
Cabak = Raba
Cabok = Tampar
Cacag = Cincang
Cadu = Tak pernah
Cagak = Cabang
Cageur = Sehat
Cai = Air
Cakcak = Cecak
Caket = Dekat
Calacah = Abu Rokok
Calakan = Rajin
Calana = Celana
Caletot / Kacaletot = Keceplosan Ngomong
Calik = Duduk
Candak = Bawa, Ambil, Bawa
Cangcang = Tambat
Cangked = Tambat
Cangkeng = Pinggang
Cangkurileung = Burung Kutilang
Cape = Capai, Lelah
Capit = Jepit
Caram = Larang
Carang = Jarang
Carek = Larang
Careham = Geraham
Carengcang = Jarang (barang di toko)
Careuh = Musang
Caringin = Beringin
Carios = Cerita
Carita = Cerita/Kisah
Caroge = Suami
Carpon (carita pondok) = Cerpen (Cerita pendek)
Cawet = Celana Dalam
Cekap = Cukup
Ceker = Kaki (unggas)
Cempor = Lampu Minyak
Cenang = Bisul
Cengek = Cabai Rawit
Cengkat = Bangun (dari duduk)
Centang = Sentil
Cepil = Telinga
Cerewed = Cerewet
Ceudeum = Mendung
Ceuk = Kata
Ceuli = Telinga
Ceumpal = Lap
Ceurik = Tangis / Menangis
Ciak = Anak Ayam
Ciduh = Ludah
Cikur = Kencur
Cilaka = Celaka
Cileuh = Belek / Kotoran Mata
Cingceng = Gesit
Cingcin = Cincin
Cingir = Kelingking
Cingogo = Jongkok
Cipruk = Basah
Ciri = Tanda
Citak = Cetak
Ciwit = Cubit
Cobi = Coba
Coet = Cobek
Cokor = Kaki (binatang)
Cokot = Ambil
Colok = Jotos
Comel = Banyak Omong
Comot = Mengambil Sedikit
Congcorang = Belalang Sembah
Coplok = Lepas / Terlepas
Cucuk = Duri
Cucunguk = Kecoa
Cukang = Jembatan
Cunihin = Genit (laki-laki)
Cupu = Kotak
Cureuleuk = Jeli
Cureuleuk = Berbinar (mata)
Curuk = Jari Telunjuk
D
Dadali = Burung Garuda
Daek = Mau
Dago = Tunggu
Dahar = Makan
Dahuan = Kakak Ipar
Dalapan = Delapan
Damang = Sehat
Damar = Lampu
Damel = Kerja
Damis = Pipi
Dampal = Telapak
Dangdan = Rias
Dangdos = Rias
Danget = Saat
Dangu = Dengar
Darehdeh = Ramah
Datang = Tiba / Sampai
Datang = Sampai
Dayeuh = Kota
De-et = Dangkal
Denge (kasar) = Dengar
Deudeuh = Sayang
Deui = Lagi
Deukeut = Dekat
Deuleu (kasar) = Lihat
Deungeun = Teman
Deungeunna = Lauk Pauk
Dewek (kasar) = Saya
Diajar = Belajar
Digjaya = Sakti
Dina = Pada / Di
Dines = Dinas
Dinten = Hari
Diuk = Duduk
Doja = Ganggu / Coba
Domba = Biri-biri
Dongkap = Tiba / Sampai
Du'a = Do'a
Dudukuy = Topi
Dugi = Tiba
Duit = Uang
Duka = Tidak Tahu
Dulur = Saudara
Dumasar = Berdasarkan
Dunungan = Majikan
Dunya = Dunia
Dupak = Senggol
Duriat = Perasaan Cinta
Duruk = Bakar
E
Eces = Jelas
Edeg = Stress, Gila, Pandir
E'e = Beol
Ekek = Burung Betet
Eleh = Kalah
Eleketek = Gelitik
Elmu = Ilmu
Embe = Kambing
Embung = Tidak Mau
Empang = Kolam
Emut = Ingat
Endah = Indah
Endeur = Bergetar
Endog = Telur
Enggal = Cepat
Enggeus = Sudah
Engke = Nanti
Enjing = Besok
Enjing = Pagi
Enjing-enjing = Pagi-pagi
Entog = Bebek
Entong = Jangan
Enya = Iya
Era = Malu
Etang = Hitung
Etangan = Hitungan
Eueut = Minum
Eujeung = Dengan
Euleum = Cukup
Eunteung = Cermin
Euntreup = Hinggap
Eurad = Jerat
Eureun = Berhenti
Eusi = Isi
SUNDA - INDONESIA ( G,H,I,J,K )
G
Gabrug = Terkam
Gado = Dagu
Gaduh = Punya
Gajih = Lemah
Galengan = Pematang sawah
Galeuh = Beli
Galing = Ikal
Galumbira = Bergembira
Galungan = Gumul / Bergumul
Galur = Jalan
Gampang = Mudah
Gampil = Mudah
Gampleng = Tampar
Gancang = Cepat
Gandeng = Berisik
Gantar = Galah
Ganti = Ganti
Gapura = Gerbang
Garing = Kering
Garo = Garuk
Garong = Pencuri
Garwa = Istri
Gawe = Kerja
Gawir = Jurang
Gayor = Sangga
Gayot = Gantung
Gede = Besar
Gedong = Gedung
Gegel = Gigit
Geheng = Hangus
Gehgeran = Latah
Geleng = Gilas / Lindas
Gelo = Gila
Gelut = Berkelahi
Gembul = Lahap
Genep = Enam
Gentos = Ganti
Gepok = Tumpuk
Gering = Sakit
Gero / Ngageroan = Panggil / Memanggil
Getek = Geli
Geter = Getar
Getih = Darah
Getok = Jitak
Getol = Rajin
Geugeut = Sayang
Geulang = Gelang
Geuleuh = Jijik
Geulis = Jelita
Geumpeur = Gugup
Geuneuk = Lebam
Geunjleung = Tersiar
Geutah = Getah
Gigir = Sebelah / Samping
Gimir = Jerih
Girimis = Gerimis
Gitek = Goyang
Giwang = Anting
Godog = Rebus
Gogog = An-jing
Gohgoy = Batuk
Goreng = Jelek
Gorobag = Gerobak
Gugah = Bangun Tidur
Gugunungan = Bukit
Gugusi = Gusi
Guguyon = Humor
Guha = Goa
Gula = Gula
Guludug = Guntur
Gumbira = Gembira / Girang
Gumilang = Gemilang
Gumujeng = Ketawa
Gundam = Gigau
Gurilap = Gemerlap
H
Halabhab = Dahaga / Haus
Halimpu = Merdu
Halimun = Kabut
Halis = Alis
Halodo = Musim kering
Halu = Alu
Hambar = Tawar
Hampang = Ringan
Hampas = Ampas
Hamperu = Empedu
Hampura = Maaf
Hanaang = Dahaga / Haus
Handap = Bawah / Rendah
Haneut = Hangat
Hanjakal = Menyayangkan
Hanjelu = Sesal
Hanyir = Amis
Hapa = Hampa
Hapunten = Mohon maaf
Harangasu = Jelaga
Haratis = Gratis
Harep = Harap
Hareudang = Gerah
Hareup = Depan
Harewos = Bisik
Hariring = Dendang
Hariwang = Cemas
Harkat = Martabat
Harti = Arti
Hartos = Arti
Haseum = Asam (rasa)
Haseup = Asap
Haur = Bambu
Hawek = Loba
Hayam = Ayam
Hayang = Mau / Kepingin
Hayu = Ayo / Mari
He es = Tidur
Hejo = Hijau
Hemeng = Heran
Henteu = Tidak akan
Herang = Bening / Jernih
Hese = Susah
Heu euh = Iya
Heubeul = Dahulu
Heulang = Elang
Heuleut = Saat
Heureut = Menyempit
Heureuy = Gurau
Hideng = Rajin
Hidep = Kamu
Hideung / Hideung Lestreng = Hitam / Hitam Legam
Hieum = Rindang
Hiji = Satu
Hilap = Lupa
Hileud = Ulat
Hilik = Awas
Hilir = Ilir
Hipu = Empuk / Lunak
Hirup = Hidup
Hitut = Kentut
Honcewang = Bimbang
Hoream = Malas
Hoyong = Mau / Ingin
Hu ut = Gabah
Hudang = Bangun Tidur / Bangkit
Huis = Uban
Hujan = Hujan
Hulu = Kepala
Huma = Ladang
Huntu (kasar) = Gigi
Hurang = Udang
Hurung = Nyala
Hutang = Utang
Hyang / Sanghyang = Dewa
I
Ibak = Mandi
Iber = Kabar
Ibing = Menari
Ibu = Ibu
Ibun = Embun
Ical = Jual
Ical = Hilang
Icip = Cicip
Idek = Didekatkan
Ieu = Ini
Iga = Rusuk
Igel = Menari
Ijid = Jijik
Ilahar = Normal
Imah = Rumah
Imbit = Pantat
Impleng = Membayangkan
Imut = Senyum
Incer = Incar
Incok = Encok
Incu = Cucu
Indit = Pergi
Indung = Ibu
Inget = Ingat
Inggis = Gelisah
Ingkab = Ketiak / Ketek
Ingkig = Pergi meninggalkan
Ingon = Ternak
Injeum = Pinjam
Injuk = Ijuk
Inohong = Tokoh
Inteun = Intan
Ipis = Tipis
Iraha = Kapan
Irong = Lihat
Irung = Hidung
Ised = Geser
Isin = Malu
Istenan = Memperhatikan
Isteri = Wanita / Perempuan
Isuk = Besok
Isuk = Pagi
Isukan = Besok
Isuk-isuk = Pagi-pagi
Itu = Itu
Itung = Hitung
Iuh = Teduh
Iwal = Kecuali
J
Jaga = Kelak
Jagjag = Sehat
Jagong = Jagung
Jail = Jahil
Jajaka = Jejaka / Pemuda
Jajaten = Ilmu Kesaktian
Jalma = Manusia/orang
Jalmi = Manusia/orang
Jalu = Jantan
Jampana = Joli
Jampe = Mantera
Janari = Pagi Buta
Jandela = Jendela
Jangar = Pusing
Janggot = Janggut
Jangjang = Sayap
Jangji = Janji
Jangkorang = Tinggi Kurus
Jangkrik = Jangkrik
Jangkung = Tinggi (ukuran tubuh)
Janten = Jadi
Japati = Merpati
Jaram = Kuman
Jarhiji = Jari Manis
Jarum = Jarum
Jauh = Jauh
Jawer = Janger Ayam
Jempling = Sepi / Sunyi
Jempol = Ibu Jari
Jenengan = Nama
Jero = Dalam
Jeung = Dan / Dan
Jibreg = Basah Kuyup
Jiga = Seperti
Jilid = Jilid
Jiwa = Jiwa
Jugjug = Tuju
Jujuluk = Gelar
Jujur = Jujur
Jumblah = Jumlah
Jumpalit = Salto
Jungkrang = Jurang
Juntrung = Menjadi
Juragan = Tuan
Juralit = Salto
Jurig = Hantu
Juru = Sudut
K
Ka = Ke
Ka Dieu = Ke Sini
Ka Ditu = Ke sana
Kabeh = Semua
Kabentar = Tersambar
Kabiri = Kebiri
Kabogoh = Kekasih
Kaca = Halaman (buku)
Kacida = Amat Sangat
Kade = Awas
Kadek = Sambit
Kadongdong = Kedongdong
Kadongkapan = Kedatangan
Kaduhung = Menyesal
Kaen = Kain
Kagoda = Tergoda
Kagungan = Punya
Kahatur = Kepada
Kai = Kayu
Kajabi = Kecuali
Kajajaden = Jejadian (mahluk jadi-jadian)
Kakandungan = Hamil
Kalangkang = Bayangan
Kalapa = Kelapa
Kaleng = Aping
Kaler = Utara
Kalih = Juga
Kalong = Kelelawar
Kamar = Kamar
Kamari = Kemarin
Kampak = Kapak
Kampungan = Norak
Kandel = Tebal
Kanggo = Untuk
Kangkalung = Kalung
Kanyaho = Pengetahuan
Kaos Sangsang = Singlet
Kaping / Ping = Tanggal
Kapungkur = Dahulu
Kaput = Jahit
Karang = Tahi Lalat
Karaton = Istana
Kareueut = Manis Sekali
Kareunang = Gerah
Karunya = Kasian / Iba
Kasetrum = Tersengat Listrik
Kasuat-suat = Teringat-ingat
Katel = Wajan
Katuhu = Kanan
Kaula = Saya
Kawas = Seperti
Kawasa = Kuasa
Kawentar = Mashur
Kawih = Lagu
Kawilang = Terbilang
Kawit = Berasal
Kawon = Kalah
Kawung = Enau
Kayas = Merah Muda / Pink
Kebon = Kebun
Kecap = Kalimat
Kedul = Pemalas
Kelek = Keliak / Ketek
Kelenci = Kelinci
Kelir = Warna / Corak
Kembang = Bunga
Kempel = Kumpul
Kempelan = Perkumpulan
Kenca = Kiri
Kenging = Dapat
Kentel = Kental
Kenteng = Genteng
Kenyed = Hentak
Kenyot = Isap
Keok = Kalah
Kerek = Mendengkur
Kerekeb = Terkam
Kerepus = Topi
Keretas = Kertas
Kersa = Mau / Sanggup
Kesang = Keringat
Kesed = Sepet / Sepat
Keuheul = Jengkel / Geram
Keukeuh = Memaksa
Keukeup = Peluk
Keuneung = Tumit
Keupeul = Genggam
Keureut = Iris
Keusik = Pasir
Keuyeup = Kepiting Sawah
Kiat = Kuat
Kiceup = Kedip
Kidul = Selatan
Kieu = Begini
Kiih = Kencing
Kila-kila = Tanda-tanda
Kinca = Cairan gula aren
Kinten = Kira
Kinten-kinten = Kira-kira
Kintun = Kirim
Kirang = Kurang
Kiridit = Kredit
Kirik = Anak ******
Kiripik = Keripik
Kiruh = Keruh
Kitu = Begitu / Demikian
Kiwa = Kiri
Kiwari = Sekarang
Kiwari = Kini
Kobok = Memasukan Tangan
Koceak = Jerit
Kojor = Meninggal / Mati
Kolor = Celana Dalam
Kolot = Tua
Komo = Apa Lagi
Konci = Kunci
Koneng = Kuning / Kunyit
Kongkorong = Kalung
Kored = Kais
Koret = Pelit / Kikir
Korong = Upil
Koropak = Bagian Dari
Koropok = Berlubang
Koropos = Keropos
Korsi = Kursi
Kosok = Gosok
Ku = Oleh
Kuar = Anak Kutu Rambut
Kuciwa = Kecewa
Kudu = Harus
Kueh = Kue
Kukupu = Kupu-kupu
Kulah = Kolam
Kulambu = Kelambu
Kulawarga = Keluarga
Kulawargi = Keluarga
Kulem = Tidur
Kulon = Barat
Kulub = Rebus
Kulutus = Gerutu
Kumaha = Bagaiman
Kumbah = Cuci
Kumeli = Kentang
Kumis = Kumis
Kunaon = Kenapa
Kuncen = Juru kunci
Kunyit = Jawawut
Kunyuk = Kera
Kuping = Dengar
Kurang = Kurang
Kuring = Saya
Kuris = Cacar
Kuru = Kurus
Kurung = Kandang Burung
Kurupuk = Kerupuk
Kusir = Kusir
Kusumah = Kesuma
Kutang = Bra
Kuya = Kura-kura
SUNDA - INDONESIA ( L,M,N,O,P )
L
Laat = Telat
Lada = Pedas
Lahan = Tanah
Lain = Bukan
Lajeng = Kemudian / Selanjutnya
Laki Rabi = Suami Istri
Lalab = Lalap
Lalaki = Laki-laki
Laleur = Lalat
Lali = Lupa
Laluasa = Leluasa
Lambar = Lembar
Lambey = Bibir
Lami = Lama
Lamokot = Belepotan
Lamot = Jilat
Lampah = Jalan yang ditempuh
Lamping = Pinggir Gunur
Lampuyang = Lempuyang
Lamun = Jika / Bila
Lana = Abadi
Lanceuk = Kakak
Lancingan = Celana
Landong = Obat
Langgam = Lagu
Langit = Langit
Langki = Langka
Langkung = Lebih
Langlang, ngalanglang = Langlang, melanglang
Langlayangan = Layang-layang
Lantaran = Karena
Lantera = Lentera
Lauk = Ikan
Laun = Lambat
Lawas = Lama
Lawon = Kain
Layad / Layat = Jenguk
Layeut = Selalu Bersama
Layon = Kain
Layung = Lembayung
Le eh = Mencair
Lebar = Sayang
Lebet = Masuk
Lebu = Abu Gosok
Ledis = Habis tidak tersisa
Lega = Lebar / Luas
Leketek = Gelitik
Lekoh = Kental (kopi)
Lelepen = Cincin
Leleson = Istirahat
Lemah Cai = Tanah Air
Lembur = Desa / Kampung
Lemes = Halus
Lempeng = Lurus
Lengkah = Langkah
Lenglang = Cerah
Lengoh = Tidak Bawa Apa-apa
Lentah = Lintah
Leot = Setrika
Lepat = Salah
Leres = Benar / Betul
Lesot = Lepas
Letah = Lidah
Letak = Jilat
Letoy = Lemah
Leuit = Lumbung
Leuleus = Lemas
Leumeung = Lemang
Leumpang = Jalan
Leungeun = Tangan
Leungit = Hilang / Lenyap
Leupeut = Lontong
Leutak = Lumpur
Leutik = Kecil
Leuweung = Hutan
Leuweung Geledegan = Hutan Rimba
Leuwi = Kolam Pemandian
Leuwi = Lubuk
Leuwih = Lebih
Liang = Lobang
Liat = Alot
Lieuk = Toleh
Lieur = Pusing
Lila = Lama
Lilir = Bangun Tidur
Lima = Lima
Limpeuran = Lupa / Pelupa
Lindeuk = Jinak
Linggih = Tinggal / Berdiam di / Duduk
Lini = Gempa
Lintuh = Gemuk
Lisa = Telur Kutu Rambut
Lisung = Alu
Loba = Banyak
Lonceng = Bel
Lodaya = Harimau
Loket = Dompet
Lolong = Buta
Lomari = Lemari
Londok = Bunglon
Longok = Kunjung
Losin = Lusin
Ludes = Habis tidak tersisa
Ludeung = Berani
Luhung = Tinggi (derajat)
Luhur = Tinggi / Atas
Luhureun = Diatas
Lukut = Lumut
Lumangsung = Terjadi
Lumpat = Lari
Luncat = Loncat
Lungguh = Pendiam
Lungsur = Turun
M
Madu = Madu
Maehan = Membunuh
Maenya = Masa
Mahiwal = Janggal / Tidak Mungkin
Majeng = Maju
Maksad = Maksud / Hasrat
Makuta = Mahkota
Malengpeng = Lempar Batu
Males = Malas
Maling = Pencuri
Mamang = Paman
Mana = Mana
Manah = Hati
Manawi = Barangkali / Jika
Mandi = Mandi
Maneh = Kamu / Engkau
Manehna = Dia / Ia
Mangga = Silakan
Manggu = Manggis
Manggul = Pikul
Mangkukna = Kemarin Lusa
Mangrupa = Berupa
Mangsa = Saat
Mangsi = Tinta
Mantep = Mantap
Manuk = Burung
Maot = Meninggal dunia
Margi = Karena
Masang = Pasang
Masih = Masih
Mastaka = Kepala
Matak = Membuat / Akan
Matang = Seimbang
Mateni = Membunuh
Maung = Harimau
Mayit = Mayat
Medit = Kikir
Melak = Tanam
Mencrang = Berkilau
Mengkol = Belok
Mengpar = Lempar
Menta = Minta
Meong = Harimau
Meri = Itik
Meri = Bebek
Meser = Membeli
Metot = Tarik
Meumpeun = Menutup Mata
Meunang = Menang
Miceun = Buang
Mieling = Mengenang
Milu = Ikut
Mimiti = Mulai
Minantu = Menantu
Mindeng = Sering / Kerap
Mios = Berangkat / Pergi
Mitoha = Mertua
Modol = Beol
Mojang = Gadis / Perempuan
Molelel = Asin Sekali
Moncorong = Terik (matahari)
Mondok = Inap / Tidur
Mongkleng = Gulita
Mo-nyet = Kera
Moro = Buru
Motekar = Kreatip
Muhun = Iya
Muka = Buka
Mulih = Pulang
Mumuncangan = Mata Kaki
Muncrat = Mancur
Munding = Kerbau
Mung = Cuma / Hanya
Munggaran = Pertama
Murag = Jatuh
Murangkalih = Anak Kecil
Muriang = Demam
Muringkak = Merinding
Mutu = Ulekan
Mutuskeun = Memutuskan
N
Naek = Naik
Namba = Menimba
Nam = Nama
Namung = Tetapi
Nangkarak = Terlentang
Nangkring = Mejeng / Nongkrong
Nangkuban = Telungkup
Nangtung = Berdiri
Naon = Apa
Narpati = Raja
Nawis = Menawar
Neda = Makan
Nembe = Barusan / Baru saja
Nene = Nenek
Nerekel = Panjat
Ngabolekerkeun = Membuka Rahasia
Ngadeg = Berdiri
Ngadegdeg = Menggigil
Ngadegkeun = Mendirikan
Ngagaleong = Oleng
Ngageol = Bergoyang
Ngagitek = Menari
Ngahodhod = Menggigil
Ngalamun = Melamun
Ngalangkung = Lewat
Ngapung = Terbang
Ngaran = Nama
Ngarasa = Merasa
Ngareuah-reuah = Menyemarakan
Ngarogahala = Membunuh
Ngawitan = Mulai
Ngenaan = Mengenai
Ngendong = Menginap
Ngeunah = Ngeunah
Ngijih = Musim hujan
Ngimpleng = Mengingat
Nginum = Minum
Ngomong = Bicara
Ngora = Muda
Ngorondang = Merangkap
Nincak = Injak
Nikah = Kawin
Ningal = Lihat / Melihat
Nini = Nenek
Notog = Meluncur
Notog = Todong
Nuju = Sedang
Numpak = Menaiki
Nyaah = Sayang
Nyaeta = Yaitu / Ialah
Nyaho = Tahu
Nyakclak = Titik Air
Nyalukan = Panggil / Memanggil
Nyambat = Memanggil
Nyangkrung = Menggenang
Nyangsang = Tersangkut
Nyaram = Melarang
Nyarek = Melarang
Nyarios = Bicara
Nyere = Lidi
Nyeri = Sakit
Nyeuneu = Berapi=api
Nyeureud = Menyengat (lebah)
Nyeuseuh = Mencuci Baju
Nyiksenan = Menyaksikan
Nyiruan = Lebah
Nyiwit = Cubit
Nyongcolang = Terbaik
Nyumput = Sembunyi
Nyuruput = Meminum / Seruput
O
Oge = Juga
Ogo = Manja
Olo-olo = Kolokan
Olok = Kebanyakan
Ombak = Gelombang
Ondang = Undang
Ondangan = Undangan
Ongkoh = Katanya
Ongkos = Tarip
Opat = Empat
Oray = Ular
Orok = Bayi
P
Pacabakan = Pegangan / Pekerjaan
Pacilingan = WC di atas kolam
Pacul = Cangkul
Padaharan = Perut
Paeh = Meninggal / Mati
Pageto = Besok Lusa
Pahatu = Piatu
Pahatu Lalis = Yatim piatu
Pait = Pahit
Pajaratan = Kuburan
Pakarangan = Halaman rumah
Pake = Pakai
Palangkakan = Selangkangan
Palastik = Plastik
Palay = Mau
Palid = Hanyut
Paling = Curi
Palu = Palu / Martil
Pamajikan = Isteri
Pamarentah = Pemerintah
Pameget = Laki-laki
Pameunteu = Wajah
Panangan = Tangan
Panata Harta = Bendahara
Panceg = Teguh
Pancen = Tugas
Paneunggeul = Pemukul
Pangambung = Hidung
Panganten = Pengantin
Pangaos = Harga
Panitik = Penitih
Panon = Mata
Panonpoe = Matahari
Panto = Pintu
Pantrang = Tak pernah
Panyawat = Penyakit
Paok = Curi
Papada = Sesama
Papah = Jalan
Papatong = Capung
Papay = Telusuri
Papendak = Bertemu
Parabot = Peralatan
Paranti = Untuk (kegunaan)
Parantos = Sudah
Paras = Cukur
Parawan = Gadis / Perawan
Pareum = Padam
Paria = Pare
Parin = Serah / Memberikan
Parung = Jeram
Pasagi = Persegi
Pasanggiri = Lomba
Pasea = Bertengkar
Pasini = Janji
Pasir = Bukit
Pasisian = Kota Pinggiran
Patali = Berkaitan
Patlot = Pensil
Patuangan = Perut
Patut = Tampang
Pawon = Dapur
Payun = Depan
Pecut = Cambuk
Pedes = Lada
Pegek = Pesek
Pek = Silakan
Pelak = Tanam / Menanam
Pelem = Gurih
Pelesir = Piknik
Pelong = Tatap
Pelor = Peluru
Pendak = Bertemu
Pengker = Belakang
Pengkol / Mengkol = Belok / Membelok
Pengkolan = Belokan
Pengpar = Larikan ke sebelah
Peot = Kurus
Percanten = Percaya
Perhatosan = Perhatian
Perkara = Hal / Perihal
Perkawis = Hal / Perihal
Persaben = Tukang Minta-minta
Peryogi = Perlu
Pesak = Saku
Pesek = Kupas
Peser = Beli
Peso = Pisau
Pestol = Pistol
Peuncit = Gorok
Peunteun = Nilai
Peura = Serak / Parau
Peureum = Pejam
Peureut = Peras
Peurah = Bisa Ular
Peurih = Pedih
Peuting = Malam
Peuyeum = Tape
Pi = Bakal
Pias = Pudar
Piceun = Buang
Pidang = Menampilkan
Piding = Sekat
Piit = Pipit
Pikeun = Untuk / Teruntuk
Pilari = Cari
Pilih = Memilih
Pinarep = Payudara
Pingping = Paha
Pingpong = Tenis Meja
Pinton = Tayang
Pinter = Pintar
Pipir = Samping Rumah
Pirak = Cerai
Piraku = Masa
Pireu = Bisu
Pisan = Sekali / Amat / Sangat
Poe = Hari
Poe = Jemur
Poek = Gelap
Poho = Lupa
Pondok = Pendek
Pribados = Pribadi / Saya Sendiri
Pribumi = Tuan rumah
Pulisi = Polisi
Pulpen = Ballpoin
Pun Buang = Ibu
Punten = Maaf / Permisi
Pupuhu = Pemimpin/Ketua
Pupus = Meninggal dunia/mati
Pupus = Meninggal dunia
Pupus = Hapus
Purun = Jadi = Jadi
Purunyus = Genit
Puseur = Tengah
Putra = Anak
SUNDA - INDONESIA ( R,S,T,U,W,Y )
R
Rada = Agak
Ragaji = Gergaji
Ragrag = Jatuh
Raheut = Luka
Rahul = Bohong
Rahul = Bohong
Rajin = Giat
Raka = Kakak
Raket = Intim
Raksukan = Baju / Pakaian
Rama = Bapak
Rambut = Rambut
Rame = Ramai
Ramo = Jari
Rampak = Gabung / Bersama-sama
Rampung = Beres
Rampus = Rakus
Ranca = Rawa
Rancucut = Basah Kuyup
Randa = Janda
Randa Bengsrat = Janda Kembang
Ranggeum = Cengkram
Rangu = Renyah
Raos = Enak
Raraosan = Perasaan
Raray = Wajah / Muka
Rawayan = Jembatan
Reang = Riuh
Receh = Uang Kecil
Regot = Seruput
Rehe = Rese
Rencang = Teman
Rengkog = Berhenti Tiba-tiba
Rengkuh = Hormat
Rengse = Selesai
Repeh = Hening
Reueuk = Awan
Reueus = Bangga
Reuma = Jari
Reuneuh = Hamil
Reungit = Nyamuk
Reuwas = Terkejut
Rewog = Lahap
Reyod = Reot
Rikrik = Hemat
Ringkes = Ringkas
Ringkid = Bawa
Ririwa = Hantu
Rohangan = Ruangan
Rompo = Jompo / Renta
Rorompok = Rumah
Ruhay = Bara Api
Ruksak = Rusak
Rumaos = Merasa
Rumbah = Kumis
Rungsing = Ruwet
Runtah = Sampah
Rupa = Macam / jenis
Rupa-rupa = Aneka
Rupi = Macam/jenis
Rusiah = Rahasia
Rusuh = Terburu-buru
S
Sabalikna = Sebaliknya
Sabaraha = Berapa
Sabet = Sambit
Sadaya = Semua
Saderek = Saudara
Sae = Bagus
Saeutik = Sedikit
Saha = Siapa
Sajabina = Kecil
Sakalor = Ayan
Saladah = Seladah
Salaki = Suami
Salapan = Sembilan
Salatu = Uban
Salawe = Dua Puluh Lima
Salempang = Kuatir
Salira (awak) = Badan
Samak = Tikar
Sambel = Sambal
Sami = Sama
Sampak = Sudah Ada
Sampean = Kaki
Sampeur = Ajak
Sampurasun = Permisi
Sanes = Bukan
Sanggem = Sanggup
Sangka = Duga
Sangki = Duga
Sapagodos = Setuju
Sapalih = Sebagian
Sapatu = Sepatu
Sapertos = Seperti
Saprak = Semenjak
Sapuluh = Sepuluh
Sarakah = Tamak / Serakah
Sare = Tidur
Sarebu = Seribu
Sareng = Dan / Dengan
Sarimbit = Sekeluarga
Sarua = Sama
Sarupaning = Semacam
Sasab = Tersesat
Sasak = Jembatan
Sasapu = Menyapu
Sasih = Bulan
Satia = Setia
Sato = Binatang
Saung = Gubuk
Saur = Kata
Sawang = Bayang
Sawareh = Sebagian
Sayang = Sarang
Sayogi = Sedia
Sebat = Sebut
Seep = Habis
Segut = Semangat
Sejen = Lainnya
Selap = Sisip
Semah = Tamu
Sendal = Sendal
Sentak = Gertak / Hardik
Sepen = Kamar tidur
Sepuh = Tua
Serab = Silau
Serat = Surat
Seren = Serah
Sering = Kerap
Sesa = Sisa
Sesah = Susah
Seubeuh = Kenyang
Seueur = Banyak
Seukeut = Tajam
Seuneu = Api
Seungit = Wangi / Harum
Seupah = Sepah / Ampas
Seupan = Kukus
Seureud = Sengat
Seureuh = Sirih
seuri = Senyum / Tertawa
Seuseup = Hisap
Sia (kasar) = Kamu
Siang = Siang
Sieun = Takut
Siga = Seperti
Sihung = Taring
Siki = Biji
Siluman = Hantu
Simeut = Belalang
Simpang = Mampir
Simpe = Sunyi
Simpen = Simpan
Sinareng = Dengan
Sindang = Mampir
Sirah = Kepala
Siram = Mandi
Sireum = Semut
Sirik = Iri
Situ = Telaga / Danau
Soak = Kaget
Soang = Angsa
Sobat = Sahabat
Soca = Mata
Sologoto = Ceroboh
Solokan = Parit
Someah = Ramah-tamah
Sono = Rindu
Sonten = Sore
Sora = Suara
Soweh = Sobek
Sowek = Sobek
Suan = Keponakan
Sugan = Jika
Suku = Kaki
Sumanget = Semangat
Sumping = Datang / Tiba
Sumuhun = Iya betul
Sungut = Mulut
Supa = Jamur
Supata = Sumpah
Surak = Sorak
Sureum = Kabur
Susu = Payudara
Susukan = Sungai
T
Taar = Dahi / Jidat
Tabuh = Jam
Tajug = Surau
Taktak = Pundak
Talaga = Telaga / Danau
Taliti = Cermat
Tambelar = Durhaka
Tambih = Tambah
Tamper = Endap
Tampik = Tolak
Tampiling = Tampar
Tamu = Tamu
Taneuh = Tanah
Tanggara = Kabar
Tanggay = Kuku
Tangkal = Pohon
Tangkeup = Rangkul
Tangkub = Tengkurap
Tanpadaksa = Cacat
Tapak = Jejak
Taraje = Tangga Bambu
Taraju = Bahu
Tarang = Jidat / Dahi
Tarekah = Usaha
Tarik = Keras (suara)
Tarik = Cepat (lari)
Taros = Tanya
Tarumpah = Sandal
Tatamu = Tamu
Tatangga / Tatanggi = Tetangga
Tatih = Berdiri
Tatu = Luka
Taun = Tahun
Taun = Tahun
Tawis = Tanda (tangan)
Teang = Cari
Tebih = Jauh
Tegal = Lapang
Tegalan = Tanah Lapang
Tehel = Tegel
Teke = Jitak
Tembang = Lagu
Tembong = Kelihatan
Tempo = Lihat
Tengek = Leher
Tengen = Kanan
Tengtrem = Damai
Tenjo = Lihat
Tepang = Jumpa
Tepas = Teras
Tepung = Jumpa
Terang = Tau
Teras = Kemudian
Tere = Tiri
Teteh = Kakak perempuan
Teu = Tidak
Teuas = Keras
Teuing = Tidak Tau
Teuleum = Selam
Teuneung = Berani
Teunggeul = Pukul
Ti = Dari
Tiasa = Bisa
Tihang = Tiang
Tiis = Dingin
Tijalikeuh = Terpeleset
Tikoro = Tenggorokan
Tilar Dunya = Meninggal dunia
Tilas = Bekas
Tilik = Teliti
Tilu = Tiga
Timanten = Dari Mana
Timburu = Cemburu
Tincak = Injak
Tinggal = Lihat
Tipung = Tepung
Tiris = Dingin (suhu udara)
Tisaprak = Sejak / Semenjak
Tisoleda = Terpeleset
Titadi = Dari Tadi
Tiwu = Tebu
Tojos = Tusuk
Tonggoh = Tempat di atas
Tonggong = Punggung
Torek = Tuli
Torowongan = Terowongan
Tuang = Makan
Tuar = Tebang
Tubruk = Tabrak
Tujuh = Tujuh
Tukang = Belakang
Tulale = Belalai
Tulung = Tolong
Tumbak = Tombak
Tumbila = Kutu Busuk
Tunduh = Kantuk....Mengantuk
Tundung = Usir
Tunggara = Sedih / Merana
Tungtung = Ujung
Tutung = Hangus
Tuur = Lutut / Dengkul
U
Ucing = Kucing
Udag = Kejar
Udur = Sakit
Ulah = Jangan
Ulem = Undang
Ulin = Main
Umur = Usia
Unggal = Tiap
Unggeuk = Manggut
Ungkluk = WTS
Uninga = Tau
Upami = Jika
Urang = Saya
Urut = Bekas
Usik = Gerak
Utami = Utama
Uyah = Garam
W
Wadul = Bohong
Wahangan = Sungai / Kali
Waja = Baja
Waktos = Waktu
Walagri = Sehat
Waler = Jawab
Walirang = Belerang
Walungan = Sungai
Waluya = Sehat
Wanara = Mo-nyet
Wanci = Waktu
Wangsul = Pulang
Wangun = Bangun
Wani = Berani
Wanoh = Kenal
Wanoja = Gadis / Remaja
Wantun = Sanggup
Waos = Gigi
Waragad = Biaya
Wareg = Kenyang
Warsi = Tahun
Wartos = Warta
Waruga = Badan
Wasta = Nama
Wasuh = Cuci
Watek = Watak
Wates = Batas
Wawacan = Legenda
Wawar = Memberi Kabar
Wawasan = Hikayat
Wawuh = Kenal
Wayah = Waktu
Wedak = Bedak
Weduk = Kebal
Wegah = Enggan
Welas = Sayang
Wengi = Malam
Wetan = Timur
Wetis = Betis
Weuteuh = Baru
Widang = Bidang
Widi = Ijin
Wijaksana = Bijaksana
Wilangan = Bilangan
Wilujeng = Selamat
Wilujeng Enjing = Selamat Pagi
Wilujeng Siang = Selamat Siang
Wilujeng Sonten = Selamat Sore
Wilujeng Wengi = Selamat Malam
Winojakrama = Lomba
Wios = Biar
Wungkul = Hanya / saja
Wuruk = Mengajar
Wuwung = Atap
Y
Yen = Bahwa
Yuswa = Usia
Jumat, 22 Januari 2010
Kiblat session 2
Kamari waktos ninggal tv.......
pas nuju ngabahas ngenaan kiblat...saurna...arah kiblat masigit2 di indonesia teh...
ayeuna maha tos ngageser...
hal ieu disebabkeun indonesia akhir2 ieu sering aya lini, nyaeta gempa tea.....
janten si lempeng2na ngageser....cenah...
janteun kumaha atuh...????
saur pangurus MUI pusat....
warga umat islam di Indonesia tong sieun tong hariwang.....
kanggo umat islam di indonesia....masalah nyingharep kiblat dina sholat....
eta cukup ka arah kiblat...nyaeta ka kulon...
sabab wilayah indonesia aya di wetanen akabah atanapi mekkah..
saur MUI oge nu penting mah urang nyangharep kakulon..
eta teh..tos sah solatna...
nya atuh langkung sae upami tepatmah.....
anu kedah hariwangmah anu tara solat...
tah eta anu kedah janten emutan urang..
bilih aya diantara urang...anu solatna masih keneh pulang betong...
atuh langkung sae ti ayeuna urang bebenah diri.......
pas nuju ngabahas ngenaan kiblat...saurna...arah kiblat masigit2 di indonesia teh...
ayeuna maha tos ngageser...
hal ieu disebabkeun indonesia akhir2 ieu sering aya lini, nyaeta gempa tea.....
janten si lempeng2na ngageser....cenah...
janteun kumaha atuh...????
saur pangurus MUI pusat....
warga umat islam di Indonesia tong sieun tong hariwang.....
kanggo umat islam di indonesia....masalah nyingharep kiblat dina sholat....
eta cukup ka arah kiblat...nyaeta ka kulon...
sabab wilayah indonesia aya di wetanen akabah atanapi mekkah..
saur MUI oge nu penting mah urang nyangharep kakulon..
eta teh..tos sah solatna...
nya atuh langkung sae upami tepatmah.....
anu kedah hariwangmah anu tara solat...
tah eta anu kedah janten emutan urang..
bilih aya diantara urang...anu solatna masih keneh pulang betong...
atuh langkung sae ti ayeuna urang bebenah diri.......
Fotografer
Tue, 27 Jun 2006 13:51:20 -0700
Pentingnya Sikap
Seorang Fotografer
Link
Oleh Rony Simanjuntak
Soal kecanggihan teknologi kamera saat ini sudah tidak diragukan lagi. Mode pemotretannya pun semakin lengkap saja. Bahkan seorang fotografer awam sekalipun kini dengan waktu yang singkat telah mampu menghasilkan sebuah foto yang mirip bidikan setara fotografer profesional. Pertanyaannya kini adalah, apakah fotografi itu sesungguhnya ditentukan oleh sebuah kamera dan mengabaikan sikap dari sang fotografer itu sendiri?
Terlepas dari peranan subyek dan peralatan yang tentunya penting, Paul I. Zacharia mengatakan bahwa di balik setiap foto yang baik itu harus ada suatu sikap berfotografi yang baik dan tepat pada si fotografernya. Mungkin terdengar sederhana sekali. Tapi makin direnungi, fakta ini makin terasa kuat. Seseorang tidak mungkin menghasilkan foto yang baik, yang berkesan, apalagi yang berwatak bila tidak dilandasi sikap mental yang tepat. Kedewasaan kepribadian dari para fotografer yang berhasil, adalah faktor yang membedakan fotonya dengan foto-foto indah dari fotografer biasa.
Fotografi adalah media ekspresi diri seniman foto, tetapi juga media foto dokumenter. Yang umum terjadi adalah kerancuan, orang awam yang menghadapi orang yang membawa kamera:lalu menganggapnya ahli foto atau fotografer. Padahal hasil karya dari dari kedua jenis insan ini lain sekali. Meski waktu pemotretan, peralatan dan subjeknya bisa saja sama seratus persen, hasil yang didapat bisa berbeda, karena pendekatan dan perlakuan masing-masing terhadap subjek berbeda.
Pendekatan dan perlakuan ini berbeda karena sikap fotografis berbeda. Fotografer yang telah menyeleksi sikapnya akan menanggapi subjek fotonya dengan melakukan seleksi peralatan dan teknik yang berbeda dalam pemotretan. Seleksi sudut pandang, panjang lensa, kecepatan rana, penyinaran dan lainnya. Bahkan pemakaian alat bantu dan seleksi lokasi yang dibayangkannya perlu dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Bila kita ingin melihat cepat perbedaan ini coba amati gaya iklan foto dari media di sekitar kita. Ada yang penyampaiannya sangat langsung, ada yang sugestif, ada yang insinuatif. Bahkan di media massa seni atau desain, ada yang sangat mengundang tanya karena sifatnya yang individual kontemporer. Semua ini tentunya dipengaruhi oleh konsep art director, fotografer, dan strata sosial publik yang dihadapi. Pada kenyataannya, hasil sebuah karya foto ternyata sangat ditentukan oleh sikap dan kepribadian sang fotografer. Sikap dan kepribadian mereka sangat ikut menentukan bagaimana hasil fotonya.
Pada fotografer yang baik, subyek yang dihadapinya bukanlah suatu situasi yang pasif. Tapi, sesuatu yang melontarkan tantangan untuk digali dan dieksploitasi secara optimal. Untuk mencapainya perlu miliki sikap dasar yang sensitif dan perseptif terhadap subjek tersebut. Bahkan seyogyanya menumbuhkan suatu sikap akrab terhadap subjek. Hakikat dari subjek harus terekam dan tersirat dalam sebidang gambar yang relatif kecil, sehingga foto yang dihasilkan memancarkan keintiman dengan subjeknya.
Menghayati Subjek
Walau berbekal peralatan yang canggih, tetap saja banyak karya foto yang kurang berkesan apalagi berjiwa. Semuanya karena perekaman situasi itu baru pada tahap teknis eksak belaka, belum merenggut jiwa dari esensi subyek secara mendalam. Penghayatan mendalam tidak akan timbul bila belum mengenal subyek atau menguasai medan, dan tanpa sensitivitas yang cukup.
Don Mc Cullin sebagai seorang wartawan foto telah berhasil menggugah dunia lewat karyanya tentang bencana perang di Bangladesh dan India. Ini terjadi karena dia sangat terenyuh menyaksikan ketidakberdayaan manusia yang terkena musibah. Sebagian dari kita mungkin enggan untuk menjalani sikap seperti itu. Tapi foto yang berhasil, dilahirkan lewat sensitivitas dan komitmen untuk menghayati subjek dengan mendalam.
Dalam mengamati karya yang unik, humoristis, atau candid kadang timbul pertanyaan bagaimana fotografer menemukannya.Apalagi jika kita kebetulan bisa bersama dengannya pada saat foto itu tercipta. Hal ini hanya mungkin karena adanya sikap apresiatif yang yang sedikit lebih pada fotografer ini. Sesuatu yang tampak biasa dapat terasa memiliki keistimewaan bagi orang yang jeli. Namun tidak mudah menjadi jeli tanpa sikap menghargai keunikan yang ada di depan kita.
Menarik untuk menyimak kata-kata Henri Cartier- Bresson "Semua itu baru, semua itu menarik" (everything is new, everything is interesting). Seorang fotografer diharapkan memandang segala sesuatu ini dengan visi yang selalu segar. Ia seyogyanya mengagumi dan mencintai segala aspek kehidupan. Dengan kata lain, tidak mugkin seorang introvert atau pemurung diharapkan terkesan pada lucunya anak kecil, yang terjatuh karena memakai sepatu ibunya. Sebaliknya, seseorang yang sangat luas dan beragam minatnya, terutama pada seni dan kondisi sosial, bisa dipastikan lebih mungkin jadi fotografer jeli.
Pendekatan fotografer dengan subyeknya, apalagi jika itu manusia atau kelompok sosial tertentu, membutuhkan pendekatan yang terampil. Menurut MAW Brouwer almarhum, lebih banyak orang yang berhasil dalam kehidupannya karena social intelligence yang tinggi. Artinya, keterampilan bersosialisasi amat penting bagi fotografer yang ingin berhasil. Bila itu berarti sopan santun adat yang khusus, maka mutlak perlu dipelajari, agar kehadiran kita tidak mengganggu ketenteraman.
Humor yang tinggi juga menunjang seseorang untuk diterima oleh suatu lingkungan atau keluar dari masalah. Tiap bangsa senang akan keramahan dan kebaikan yang tulus. Penguasaan bahasa universal seperti senyum, murah hati, bahkan berbagi tawa akan menolong sekali. Inilah umumnya kelemahan utama banyak fotografer dalam perkumpulan atau yang belum dewasa. Bukan hanya karena belum cukup memiliki keterampilan teknis, tapi yang menyedihkan mereka yang sudah terampil pun banyak yang tidak yakin.
Hal ini tidak lepas dari pola pembinaan dan iklim dalam perkumpulan yang berorientasi pada lomba-lomba foto yang hasilnya sangat tergantung selera juri-jurinya. Padahal selera juri tersebut tidaklah selalu akomodatif dan progesif. Maka tidak heran jika ``gaya`` fotografi yang bergulir, dari potret orang tua dan kehidupan desa yang satu, ke orang tua dan kehidupan desa yang lain. Atau dari gebyar warna penari ayu satu, ke penari cakep yang lain.dengan kostum dan lokasi lain pula.
Sangat jarang dijumpai pemotret pemula yang berani memotret subjek/objek yang tidak umum. Mana ada foto-foto pemandangan apalagi foto flora fauna tampak di katalog salon foto atau lomba? Mana ada foto makro atau alam benda (still life) jadi hit dalam salonfoto? Apalagi foto eksperimental. Selama ini hanya foto yang klasik standar salonfoto saja yang berhak tampil dalam katalog. Selain itu banyak juri, juga kalangan perkumpulan, yang masih alergi pada foto tanpa manusia. Sehingga, menyebabkan foto-foto demikian akan tercampak keluar bagaimanapun bagusnya.
Seorang fotografer profesional hampir tidak ada peluang untuk mencari alasan jika gagal membawa pulang gambar setelah bertugas. Masalah apa pun bukan halangan untuk menghasilkan karya dengan baik. Bahkan dalam cuaca yang tidak bersahabat sekalipun ia harus tetap berusaha. Bagi fotografer yang bertugas di luar nyaris berlaku hukum: jam kerja mulai dari subuh sampai pagi sekitar pukul 08.00 saja. Setelah itu bekerja dalam dalam ruang atau dihabiskan dalam perjalanan sambil merencanakan pemotretan berikutnya. Menjelang senja mulai sibuk lagi, sehingga untung kalau perut sampai terisi.
Faktor keberuntungan jelas ada, tetapi hanya akan datang pada mereka yang waspada dan jeli. Faktor ini hanyalah bonus dan bumbu penyedap saja. Disiplin diri tetap penting dan jangan mengandalkan keberutungan saja dalam berkarya.
Sneak preview the all-new Yahoo.com. It's not radically different. Just radically better. __._,_.___
Webmilis : http://lensa.multiply.com
Archive : http://www.mail-archive.com/lensa@yahoogroups.com
Bergabung: [EMAIL PROTECTED]
Posting : lensa@yahoogroups.com
Pentingnya Sikap
Seorang Fotografer
Link
Oleh Rony Simanjuntak
Soal kecanggihan teknologi kamera saat ini sudah tidak diragukan lagi. Mode pemotretannya pun semakin lengkap saja. Bahkan seorang fotografer awam sekalipun kini dengan waktu yang singkat telah mampu menghasilkan sebuah foto yang mirip bidikan setara fotografer profesional. Pertanyaannya kini adalah, apakah fotografi itu sesungguhnya ditentukan oleh sebuah kamera dan mengabaikan sikap dari sang fotografer itu sendiri?
Terlepas dari peranan subyek dan peralatan yang tentunya penting, Paul I. Zacharia mengatakan bahwa di balik setiap foto yang baik itu harus ada suatu sikap berfotografi yang baik dan tepat pada si fotografernya. Mungkin terdengar sederhana sekali. Tapi makin direnungi, fakta ini makin terasa kuat. Seseorang tidak mungkin menghasilkan foto yang baik, yang berkesan, apalagi yang berwatak bila tidak dilandasi sikap mental yang tepat. Kedewasaan kepribadian dari para fotografer yang berhasil, adalah faktor yang membedakan fotonya dengan foto-foto indah dari fotografer biasa.
Fotografi adalah media ekspresi diri seniman foto, tetapi juga media foto dokumenter. Yang umum terjadi adalah kerancuan, orang awam yang menghadapi orang yang membawa kamera:lalu menganggapnya ahli foto atau fotografer. Padahal hasil karya dari dari kedua jenis insan ini lain sekali. Meski waktu pemotretan, peralatan dan subjeknya bisa saja sama seratus persen, hasil yang didapat bisa berbeda, karena pendekatan dan perlakuan masing-masing terhadap subjek berbeda.
Pendekatan dan perlakuan ini berbeda karena sikap fotografis berbeda. Fotografer yang telah menyeleksi sikapnya akan menanggapi subjek fotonya dengan melakukan seleksi peralatan dan teknik yang berbeda dalam pemotretan. Seleksi sudut pandang, panjang lensa, kecepatan rana, penyinaran dan lainnya. Bahkan pemakaian alat bantu dan seleksi lokasi yang dibayangkannya perlu dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Bila kita ingin melihat cepat perbedaan ini coba amati gaya iklan foto dari media di sekitar kita. Ada yang penyampaiannya sangat langsung, ada yang sugestif, ada yang insinuatif. Bahkan di media massa seni atau desain, ada yang sangat mengundang tanya karena sifatnya yang individual kontemporer. Semua ini tentunya dipengaruhi oleh konsep art director, fotografer, dan strata sosial publik yang dihadapi. Pada kenyataannya, hasil sebuah karya foto ternyata sangat ditentukan oleh sikap dan kepribadian sang fotografer. Sikap dan kepribadian mereka sangat ikut menentukan bagaimana hasil fotonya.
Pada fotografer yang baik, subyek yang dihadapinya bukanlah suatu situasi yang pasif. Tapi, sesuatu yang melontarkan tantangan untuk digali dan dieksploitasi secara optimal. Untuk mencapainya perlu miliki sikap dasar yang sensitif dan perseptif terhadap subjek tersebut. Bahkan seyogyanya menumbuhkan suatu sikap akrab terhadap subjek. Hakikat dari subjek harus terekam dan tersirat dalam sebidang gambar yang relatif kecil, sehingga foto yang dihasilkan memancarkan keintiman dengan subjeknya.
Menghayati Subjek
Walau berbekal peralatan yang canggih, tetap saja banyak karya foto yang kurang berkesan apalagi berjiwa. Semuanya karena perekaman situasi itu baru pada tahap teknis eksak belaka, belum merenggut jiwa dari esensi subyek secara mendalam. Penghayatan mendalam tidak akan timbul bila belum mengenal subyek atau menguasai medan, dan tanpa sensitivitas yang cukup.
Don Mc Cullin sebagai seorang wartawan foto telah berhasil menggugah dunia lewat karyanya tentang bencana perang di Bangladesh dan India. Ini terjadi karena dia sangat terenyuh menyaksikan ketidakberdayaan manusia yang terkena musibah. Sebagian dari kita mungkin enggan untuk menjalani sikap seperti itu. Tapi foto yang berhasil, dilahirkan lewat sensitivitas dan komitmen untuk menghayati subjek dengan mendalam.
Dalam mengamati karya yang unik, humoristis, atau candid kadang timbul pertanyaan bagaimana fotografer menemukannya.Apalagi jika kita kebetulan bisa bersama dengannya pada saat foto itu tercipta. Hal ini hanya mungkin karena adanya sikap apresiatif yang yang sedikit lebih pada fotografer ini. Sesuatu yang tampak biasa dapat terasa memiliki keistimewaan bagi orang yang jeli. Namun tidak mudah menjadi jeli tanpa sikap menghargai keunikan yang ada di depan kita.
Menarik untuk menyimak kata-kata Henri Cartier- Bresson "Semua itu baru, semua itu menarik" (everything is new, everything is interesting). Seorang fotografer diharapkan memandang segala sesuatu ini dengan visi yang selalu segar. Ia seyogyanya mengagumi dan mencintai segala aspek kehidupan. Dengan kata lain, tidak mugkin seorang introvert atau pemurung diharapkan terkesan pada lucunya anak kecil, yang terjatuh karena memakai sepatu ibunya. Sebaliknya, seseorang yang sangat luas dan beragam minatnya, terutama pada seni dan kondisi sosial, bisa dipastikan lebih mungkin jadi fotografer jeli.
Pendekatan fotografer dengan subyeknya, apalagi jika itu manusia atau kelompok sosial tertentu, membutuhkan pendekatan yang terampil. Menurut MAW Brouwer almarhum, lebih banyak orang yang berhasil dalam kehidupannya karena social intelligence yang tinggi. Artinya, keterampilan bersosialisasi amat penting bagi fotografer yang ingin berhasil. Bila itu berarti sopan santun adat yang khusus, maka mutlak perlu dipelajari, agar kehadiran kita tidak mengganggu ketenteraman.
Humor yang tinggi juga menunjang seseorang untuk diterima oleh suatu lingkungan atau keluar dari masalah. Tiap bangsa senang akan keramahan dan kebaikan yang tulus. Penguasaan bahasa universal seperti senyum, murah hati, bahkan berbagi tawa akan menolong sekali. Inilah umumnya kelemahan utama banyak fotografer dalam perkumpulan atau yang belum dewasa. Bukan hanya karena belum cukup memiliki keterampilan teknis, tapi yang menyedihkan mereka yang sudah terampil pun banyak yang tidak yakin.
Hal ini tidak lepas dari pola pembinaan dan iklim dalam perkumpulan yang berorientasi pada lomba-lomba foto yang hasilnya sangat tergantung selera juri-jurinya. Padahal selera juri tersebut tidaklah selalu akomodatif dan progesif. Maka tidak heran jika ``gaya`` fotografi yang bergulir, dari potret orang tua dan kehidupan desa yang satu, ke orang tua dan kehidupan desa yang lain. Atau dari gebyar warna penari ayu satu, ke penari cakep yang lain.dengan kostum dan lokasi lain pula.
Sangat jarang dijumpai pemotret pemula yang berani memotret subjek/objek yang tidak umum. Mana ada foto-foto pemandangan apalagi foto flora fauna tampak di katalog salon foto atau lomba? Mana ada foto makro atau alam benda (still life) jadi hit dalam salonfoto? Apalagi foto eksperimental. Selama ini hanya foto yang klasik standar salonfoto saja yang berhak tampil dalam katalog. Selain itu banyak juri, juga kalangan perkumpulan, yang masih alergi pada foto tanpa manusia. Sehingga, menyebabkan foto-foto demikian akan tercampak keluar bagaimanapun bagusnya.
Seorang fotografer profesional hampir tidak ada peluang untuk mencari alasan jika gagal membawa pulang gambar setelah bertugas. Masalah apa pun bukan halangan untuk menghasilkan karya dengan baik. Bahkan dalam cuaca yang tidak bersahabat sekalipun ia harus tetap berusaha. Bagi fotografer yang bertugas di luar nyaris berlaku hukum: jam kerja mulai dari subuh sampai pagi sekitar pukul 08.00 saja. Setelah itu bekerja dalam dalam ruang atau dihabiskan dalam perjalanan sambil merencanakan pemotretan berikutnya. Menjelang senja mulai sibuk lagi, sehingga untung kalau perut sampai terisi.
Faktor keberuntungan jelas ada, tetapi hanya akan datang pada mereka yang waspada dan jeli. Faktor ini hanyalah bonus dan bumbu penyedap saja. Disiplin diri tetap penting dan jangan mengandalkan keberutungan saja dalam berkarya.
Sneak preview the all-new Yahoo.com. It's not radically different. Just radically better. __._,_.___
Webmilis : http://lensa.multiply.com
Archive : http://www.mail-archive.com/lensa@yahoogroups.com
Bergabung: [EMAIL PROTECTED]
Posting : lensa@yahoogroups.com
Minggu, 17 Januari 2010
100 Tokoh Paling Beerpengaruh Di Dunia
Seratus Manusia Paling Berpengaruh Di Dunia
Nabi MUhammad SAW menempati kedudukan nomor satu dalam daftar 100 manusia yang paling berpengaruh dalam panggung sejarah manusia, dihitung dari dari dulu sampai sekarang.
Hai ini dinyatakan oleh Michael H. Hart seorang ahli astronomi dan ahli sejarah terkenal di Amerika Serikat dalam bukunya “The 100″ yang terbit di Amerika Serikat.
Menurut Michael Hart, Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling berpengaruh di antara milyaran penduduk dunia. “karena ia adalah satu-satunya manusia yang berhasil secara luar biasa, baik dalam kegiatan keagamaan maupun pemerintahan”
Daftar nama 100 orang paling berpengaruh itu selengkapnya sbb :
1 Nabi Muhammad SAW
2 Isaac Newton
3 Nabi Isa
4 Buddha
5 Confucius
6 Saint Paul
7 Tsai Lun
8 Johan Gutemberg
9 Chirstopher Columbus
10 Albert Einstein
11 Karl Marx
12 Louis Pasteur
13 Galileo Galilei
14 Aristoteles
15 V.I. Lenin
16 Nabi Musa
17 Charles Darwin
18 Chin Huang Ti
19 Agustus Caesar
20 Mao Tse-tung
21 Genghis Khan
22 Euclid
23 Martin Luther
24 Nicolas Copernicus
25 James Watt
26 Constantine the Great
27 George Washington
28 Michael Faraday
29 James Clerk Maxwell
30 Orville dan Wilbur Wright
31 Antoine Laurent Lavoisier
32 Sigmund Freud
33 Iskandar Zulkarnaen
34 Napoleon Bonaparte
35 Adolf Hitler
36 William Shakespeare
37 Adam Smith
38 Thomas Edison
39 Anton van Leuwenhoek
40 Plato
41 Gugleilmo Marconi
42 Ludwig van Beethoven
43 Werner Heisenberg
44 Alexander G. Bell
45 Alexander Fleming
46 Simon Bolivar
47 Oliver Cromwell
48 John Locke
49 Michelangelo
50 Paus Urban II
51 Umar bin Khatab
52 Asoka
53 Sain Augustine
54 Max Planck
55 John Calvin
56 William Morton
57 William Harvey
58 Antoine Becquerel
59 Greger Mendel
60 Joseph Lister
61 Nicholas August Otto
62 Louis Daguerre
63 Joseph Stalin
64 Rene Descartes
65 Julius Caesar
66 Francisco Pizarro
67 Hernando Cortes
68 Ratu Isabella I
69 William the Congqueror
70 Thomas Jefferson
71 Jean Jasques Rousseau
72 Edward Jenner
73 Wilhelm Rontgen
74 Johan Sebastian Bach
75 Lau-tzu
76 Enrico Perni
77 Thomas Maltus
78 Francis Bacon
79 Voltaire
80 John F. Kennedy
81 Gregory Pincus
82 Sui Wen Ti
83 Mani (Manes)
84 Vasco da Gama
85 Charlemagne
86 Cyrys the Great
87 Leonard Euler
88 Nicollo Machiavelli
89 Zoroaster
90 Menes
91 Peter the Great
92 Mencius
93 John Dalton
94 Homer
95 Ratu Elizabeth I
96 Justinian I
97 Johannes Kepler
98 Pablo Picasso
99 Mahavira
100 Niels Bohr.
Sumber : (Newsweek 31 Juli 1978)
Juni 9, 2008
Kategori: serba-serbi . Yang berkaitan: rISlam, Nabi Muhammad SAW, Penemu, Sejarah . Penulis: fandi
Nabi MUhammad SAW menempati kedudukan nomor satu dalam daftar 100 manusia yang paling berpengaruh dalam panggung sejarah manusia, dihitung dari dari dulu sampai sekarang.
Hai ini dinyatakan oleh Michael H. Hart seorang ahli astronomi dan ahli sejarah terkenal di Amerika Serikat dalam bukunya “The 100″ yang terbit di Amerika Serikat.
Menurut Michael Hart, Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling berpengaruh di antara milyaran penduduk dunia. “karena ia adalah satu-satunya manusia yang berhasil secara luar biasa, baik dalam kegiatan keagamaan maupun pemerintahan”
Daftar nama 100 orang paling berpengaruh itu selengkapnya sbb :
1 Nabi Muhammad SAW
2 Isaac Newton
3 Nabi Isa
4 Buddha
5 Confucius
6 Saint Paul
7 Tsai Lun
8 Johan Gutemberg
9 Chirstopher Columbus
10 Albert Einstein
11 Karl Marx
12 Louis Pasteur
13 Galileo Galilei
14 Aristoteles
15 V.I. Lenin
16 Nabi Musa
17 Charles Darwin
18 Chin Huang Ti
19 Agustus Caesar
20 Mao Tse-tung
21 Genghis Khan
22 Euclid
23 Martin Luther
24 Nicolas Copernicus
25 James Watt
26 Constantine the Great
27 George Washington
28 Michael Faraday
29 James Clerk Maxwell
30 Orville dan Wilbur Wright
31 Antoine Laurent Lavoisier
32 Sigmund Freud
33 Iskandar Zulkarnaen
34 Napoleon Bonaparte
35 Adolf Hitler
36 William Shakespeare
37 Adam Smith
38 Thomas Edison
39 Anton van Leuwenhoek
40 Plato
41 Gugleilmo Marconi
42 Ludwig van Beethoven
43 Werner Heisenberg
44 Alexander G. Bell
45 Alexander Fleming
46 Simon Bolivar
47 Oliver Cromwell
48 John Locke
49 Michelangelo
50 Paus Urban II
51 Umar bin Khatab
52 Asoka
53 Sain Augustine
54 Max Planck
55 John Calvin
56 William Morton
57 William Harvey
58 Antoine Becquerel
59 Greger Mendel
60 Joseph Lister
61 Nicholas August Otto
62 Louis Daguerre
63 Joseph Stalin
64 Rene Descartes
65 Julius Caesar
66 Francisco Pizarro
67 Hernando Cortes
68 Ratu Isabella I
69 William the Congqueror
70 Thomas Jefferson
71 Jean Jasques Rousseau
72 Edward Jenner
73 Wilhelm Rontgen
74 Johan Sebastian Bach
75 Lau-tzu
76 Enrico Perni
77 Thomas Maltus
78 Francis Bacon
79 Voltaire
80 John F. Kennedy
81 Gregory Pincus
82 Sui Wen Ti
83 Mani (Manes)
84 Vasco da Gama
85 Charlemagne
86 Cyrys the Great
87 Leonard Euler
88 Nicollo Machiavelli
89 Zoroaster
90 Menes
91 Peter the Great
92 Mencius
93 John Dalton
94 Homer
95 Ratu Elizabeth I
96 Justinian I
97 Johannes Kepler
98 Pablo Picasso
99 Mahavira
100 Niels Bohr.
Sumber : (Newsweek 31 Juli 1978)
Juni 9, 2008
Kategori: serba-serbi . Yang berkaitan: rISlam, Nabi Muhammad SAW, Penemu, Sejarah . Penulis: fandi
Nangtoskeun arah Kiblat
Menentukan Arah Kiblat Dengan Mudah (Tanpa Kompas & Tanpa Angka)
Ka’bah di Mekah merupakan kiblat kedua umat Islam. Tapi tahukah caranya mendapatkan arah yang akurat dan mudah?
Pake kompas!
Udah dibilangin di judul, TANPA KOMPAS.
Pan kompas itu petunjuk arah!
Iya sih, tapi arah mata angin kompas tidak berhimpitan dengan arah mata angin sebenarnya. Dan kita tidak tahu ada di derajat berapakah ka’bah itu dr posisi kita sekarang. Dan perhitungannya pun cukup rumit, belum tentu benar juga.
Betul juga lu, emangnya ada cara mudah?
Ada banget. Begini logikanya. Kalo di Ka’bah ada tiang yang sangat tinggi sehingga kita bisa melihat tiang itu, maka kalo kita menghadapkan wajah kita ke tiang itu, itulah kiblat. Ya kan?
Bener-bener. Tapi masalahnya, ngga ada tiang tinggi di Ka’bah?!
Nah, berangkat dari ide itu. Andaikan ada sesuatu benda yang bisa kita lihat dari posisi kita sekarang di atas Ka’bah, maka itulah arah kiblat.
Maksudnya Dewan Keluarga Masjid al-Haram harus masang balon setinggi2nya biar bisa dilihat dari kejauhan. Dari Indonesia juga keliatan gitu?!
Itu ide yang bagus. Namun kayaknya setingi2nya balon di atas Ka’bah, ga bakalan keliatan deh dari Indonesia, apalagi dari Amrik. Trus, dikarenakan pengaruh angin, si balon itu ga bakalan pas di atas Ka’bah. Jadi kita harus cari ide benda apa yang keliatan dari hampir seluruh bumi yang tegak lurus terhadap Ka’bah.
Apa ya? Pasti lu cuman ngetes doang. Padahal udah tau bendanya apa?
He… he… he… Akting gw ketauan juga. OK. Benda itu adalah MATAHARI.
Oh iya ya! Bulan juga bisa pan?
Kalo bulan takutnya kehalang awan di waktu malam dan kadang bulan tidak keliatan (bulan mati)
Ya gw setuju, MATAHARI. Tapi kapan matahari tepat berada di atas Ka’bah?
Mmmhhh… Setiap tahun ada dua waktu. 28 Mei pukul 16:18 WIB dan tanggal 16 Juli pukul 16:27 WIB. Inga-inga! ting!
OK siip lah. Tapi kalo gw ada di Amrik, well, jam segitu kita lagi tidur nyenyak. Matahari udah ngga ada. Gimana dong?
Oh itu pake logika sederhana lain. Jika tiang tadi nembus ke bawah Ka’bah, menembus bumi sampai ke belahan bumi di bawahnya, maka ketika wajah kita menghadap ke tiang itu, itulah arah kebalikan kiblat. So kiblat ada dibalik wajahmu.
Ya gw ngerti. Jadi matahari berada tepat di bawah Ka’bah pan?
Pinter!
Kapan tuh?
Setiap tahun pada 28 November 21:09 UT (29 November 04:09 WIB) dan 16 Januari 21:29 UT (17 Januari 04:29 WIB)
Wah… Wah F-Xtud.. thx bgt ya infonya!
Kembali… Padahal gw cuman ngambil materi dari http://www.as.itb.ac.id/~ferry/Articles/Kiblat/Kiblat.html
Ka’bah di Mekah merupakan kiblat kedua umat Islam. Tapi tahukah caranya mendapatkan arah yang akurat dan mudah?
Pake kompas!
Udah dibilangin di judul, TANPA KOMPAS.
Pan kompas itu petunjuk arah!
Iya sih, tapi arah mata angin kompas tidak berhimpitan dengan arah mata angin sebenarnya. Dan kita tidak tahu ada di derajat berapakah ka’bah itu dr posisi kita sekarang. Dan perhitungannya pun cukup rumit, belum tentu benar juga.
Betul juga lu, emangnya ada cara mudah?
Ada banget. Begini logikanya. Kalo di Ka’bah ada tiang yang sangat tinggi sehingga kita bisa melihat tiang itu, maka kalo kita menghadapkan wajah kita ke tiang itu, itulah kiblat. Ya kan?
Bener-bener. Tapi masalahnya, ngga ada tiang tinggi di Ka’bah?!
Nah, berangkat dari ide itu. Andaikan ada sesuatu benda yang bisa kita lihat dari posisi kita sekarang di atas Ka’bah, maka itulah arah kiblat.
Maksudnya Dewan Keluarga Masjid al-Haram harus masang balon setinggi2nya biar bisa dilihat dari kejauhan. Dari Indonesia juga keliatan gitu?!
Itu ide yang bagus. Namun kayaknya setingi2nya balon di atas Ka’bah, ga bakalan keliatan deh dari Indonesia, apalagi dari Amrik. Trus, dikarenakan pengaruh angin, si balon itu ga bakalan pas di atas Ka’bah. Jadi kita harus cari ide benda apa yang keliatan dari hampir seluruh bumi yang tegak lurus terhadap Ka’bah.
Apa ya? Pasti lu cuman ngetes doang. Padahal udah tau bendanya apa?
He… he… he… Akting gw ketauan juga. OK. Benda itu adalah MATAHARI.
Oh iya ya! Bulan juga bisa pan?
Kalo bulan takutnya kehalang awan di waktu malam dan kadang bulan tidak keliatan (bulan mati)
Ya gw setuju, MATAHARI. Tapi kapan matahari tepat berada di atas Ka’bah?
Mmmhhh… Setiap tahun ada dua waktu. 28 Mei pukul 16:18 WIB dan tanggal 16 Juli pukul 16:27 WIB. Inga-inga! ting!
OK siip lah. Tapi kalo gw ada di Amrik, well, jam segitu kita lagi tidur nyenyak. Matahari udah ngga ada. Gimana dong?
Oh itu pake logika sederhana lain. Jika tiang tadi nembus ke bawah Ka’bah, menembus bumi sampai ke belahan bumi di bawahnya, maka ketika wajah kita menghadap ke tiang itu, itulah arah kebalikan kiblat. So kiblat ada dibalik wajahmu.
Ya gw ngerti. Jadi matahari berada tepat di bawah Ka’bah pan?
Pinter!
Kapan tuh?
Setiap tahun pada 28 November 21:09 UT (29 November 04:09 WIB) dan 16 Januari 21:29 UT (17 Januari 04:29 WIB)
Wah… Wah F-Xtud.. thx bgt ya infonya!
Kembali… Padahal gw cuman ngambil materi dari http://www.as.itb.ac.id/~ferry/Articles/Kiblat/Kiblat.html
Kaulinan Urang Sunda
Ambil-ambilan
nyaéta kaulinan budak bari kakawihan anu biasana dipetakeun di buruan jeung perlu lobaan.
Anjang-anjangan
nyaéta kaulinan nu niru-niru jelema nu geus rumah tangga, aya bapa, ibu, anak, tatangga, warung, pasar, jsb. Biasana dilakukeun ku barudak awéwé, tapi saupama aya budak lalaki sok pirajeunan dijadikeun bapa.
Boy-boyan
nyaeta salah sahiji kaulinan anu maké bal (biasana saukuran bal ténis) anu bisa dijieun tina kertas anu dikuwel-kuwel atawa ku bal ténis na. Tuluy, dikumpulkeun potongan kenténg (10 ~ 15) sina ngajajar kaluhur. Kabeh anu teu jadi ucing, saurang-saurang ngalungan kana kenténg anu geus ngéntép, minangka nepikeun salah saurang bisa ngaruntuhkeunana. Lamun kénténg na geus runtuh, anu jadi ucing tuluy ngaberikkan ka anu maen tadi sangkan beunang dibaledog ku bal-na. Lamun aya anu keuna, pamaén kaluar tina ulinan nepikeun kabeh kabalèdog ku bal-na.
Congklak
nyaéta kaulinan maké papan kai dieusi kewuk. Geus aya lombang-lombangna 7, ngajajar. Di hareupeun lombang 7 ge aya deuih 7 lombang, 2 lombang badag digigir-gigirna. Eta lombang teh dieusian ku siki asem atawa siki congklak (nu geus disadiakeun), atawa bareto mah mun congklakna dina taneuh, sikina sok ku batu laleutik.
[édit]
Cara maén
Lombang dieusian masing-masing 7 siki. Ari lombang gede minangka lombang rajana mah henteu dieusian, dipaenkeun ku 2 urang teu bisa leuwih. Sanggeus kabeh lombang leutik dieusian, tuluy salahsahiji nu maen nyokot lombang, nya dipapaykeun nepi ka beakna siki. Giliran ieu nu lombang gede (tabungan manehna, nu beulah kencaeun nu maen) ge dieusian sasiki, lasutna teh mun siki nu pamungkas nempatan lombang nu kosong. Mun dina nu lombang luhur aya eusian disebutna "nembak", siki nu lombang kosong, jeung siki luhureunana dibawa jadi hak milik nu maen eta. Nya geus kitu mah bagilir bagean pamaen lawanna da lasut tea. [1]
Galah asin
nyaéta kaulinan maké kalang di taneuh buruan ku cara lumpat ti hiji kalang ka kalang lain terus balik deui. Salila bulak-balik, teu meunang katoél atawa beunang ku nu ngajaga kalang. Dipaénkeun baladan.
[édit] Palaturan
Aya sababaraha kalompok (grup). Sakalompokna biasana aya dua urang. Paulinan ieu biasana di buruan taneuh anu lega, saumpamana di lapangan terus make garis. Cara ngulinkeunana salah sahiji kalompok, nangtung sajajar ngajagaan lapang atawa garis. Tiap garis dijagaan ku tiap urang. Kalompok anu lawan tugasna sangkan bisa ngaliwatan eta garis. Lamun bisa ngaliwatan garis kahiji kudu dituluykeun deui kanu baris kadua. Mun gagal ngaliwatan garis berarti eleh. Saterusna tuluy gantian.
Gatrik
nyaéta kaulinan maké awi bébékan anu kudu dibetrikkeun pajauh-jauh ku jalan diteunggeul ku paneunggeul tina awi ogé.
Ngadu kaléci
nyaéta kaulinan maké kaléci. Aya rupa-rupa aturan.
[édit] Palaturan
Kaulinan ieu paling henteu kudu dimaenkeun ku duaan. Dibutuhkeun kaleci (pincian) jang maenkeunana. Hiji pincian jang pamatah nu sejena jang mayar mun eleh.
Ngadu kaleci perlu lahan nu rada lega. Paling henteu saukuran lapangan poli atawa satengahna. Makana mun maraen pincian teh di pakarangan imah nu lega. Dina area ngadu kaleci dijieun dua garis nu sajajar. Jarak garis kahiji ka garis kadua sekitar...er..paling henteu 4 meter.
Cara maenkeunana kieu; 1. Pemain narangtung di garis nu kahiji siap-siap ngalungkeun kaleci. Tujuan ngalungkeun ngarah kaleci lagragna deukuet ka garis nu kadua, syukur-syukur pas dina garis (telep). Urutan ngalungkeun mun kakarek maen biasana diundi make cara sut (gangsut?). 2. Pemaen nu kalecina lagragna pang deukeutna kana garis maen pangheulana. Di susul ku nu sejena dumasar kana jarak ka garis. Cara maenekuna make ramo tangan kaleci diarahkeun ka kaleci batur. Mun beunang budak nu kalecina beunang kudu mayar ku kaleci, oge langsung ngarah kaleci nu sejena. Hiji. Mun teu beunang nya enggeus ingkeun nungguan bisi kaleci urang rek diarah ku batur.
Pérépét jéngkol
nyaéta kaulinan bari kakawihan jeung nyangkedkeun unggal suku sabeulah, terus puputeran teu meunang leupas.
Nu maenna 3-5 urang, gerakanana engkle bari muter, biasana dipaenkeunna di buruan imah atawa di sakolaan. Ieu kaulinan bisa jadi lomba mun dipaenkeun ku sababaraha kelompok. Tiap-tiap kelompok kudu mertahankeun ulah nepi ka leupas si kakaitan suku teh. Nu meunang nyaeta nu bisa nahan/ lila teu leupas-leupas.
Maenna, tiap-tiap budak milih kelompokna, tuluy patukang-tukang bari pacekel-cekel leungeun, salajengna suku kenca atawa suku katuhu eta budak dikaitkeun kana leungeun nu keur pacekel-cekel tea, disusul deui ku suku budak nu sejen, budak nu pamungkasngaitkeun suku kudu bari ngonci suku-suku nu sejen, meh teu gancang leupas. Sanggeus dikonci, tuluy leungeun barudak nu pacekel-cekel dileupaskeun. satuluyna engkle bari muter, salian ti muter bari emprak jeung ngawih. Ngawihna kieu: "Perepet jengkol jajahean,kadempet kohkol jejeretean". Mun diantara budak, sukuna aya nu leupas, nya lasut, sedengkeun nu masih kuat mah nya dituluykeun. Mun kabeneran aya keneh sababaha kelompok nu kuat, kelompok-kelompok eta patubruk-tubruk; sing saha nu teu bisa nahan tuluy labuh, eta nu eleh.
Kieu kawihna: Perepet Jengkol Laras: Salendro, Surupan 1 = Barang
2 1 5 1 2 1 5 1 1 2 1 5 1 2 2 1 5 1 1 pe re pet jeng kol ja ja he an ka dem pet koh kol je je re te an
Sondah
nyaéta kaulinan ku cara éngklé-éngkléan make ngaliwatan kalang kotak-kotak. Aya kotak anu ditandaan ku kojo (tina batu) anu teu meunang ditincak.
[édit] Cara maénkeun
Dipaenkeun ku sababaraha urang 2-10 urang ge kaci. biasana dina taneuh diguratan heula, rek ku kapur atawa ku naon wae asal aya tapak guratna. Tempat sondahna naha rek gambar imah, atawa jelema, lamun gambar jelema, minangkana sukuna teh aya sababaraha petak wangunna pasagi, 3 atawa 5 kotak. Tuluy anderok atawa calana mun anderok samodel trapesium dibagi dua, mun calana samodel pasagi panjang sarua dibagi dua, minangka awakna paragi engkle deui, wangunna pasagi. tuluy sirah mangrupa buleud minangka istirahat.
Aya nu disebut "kojo" biasana tina potongan kenteng. Milih kojo kudu nu hampang tapi tambleg, kentengna ulah nu kandel teuing. Jadi mun dialungkeun kana kotak-kotak paragi sondah tea, teu kaluar tina garis. Mun kaluar tina garis, nya lasut. Cara maenna, ngalungkeun heula "kojo", mimiti mah kana kotak nu kahiji, mun kotak nu aya kojoan ulah ditincak, kudu diajlengan. budak engkle-engklean (kaci ku suku kenca atawa suku katuhu) dina suku gambar. Dina lebah anderok/calana kaci istirahat. tuluy na bagean awak gambar engkle deui, nepi ka sirah gambar istirahat. tuluy balik deui engkle ti sirah ka awak, tuluy ka anderok/calana gambar, tuluy engkle deui, pas lebah aya kojo tea nu tadi dialungkeun, dibawa heula kojona, tuluy engkle deui. mun geus beres, kojona dialungkeun deui kana kotak nu kadua, tuluy we kitu
puncakna si kojo dialungkeun kana sirah gambar. Mun kojo keur dina sirah, sirah gambar teu meunang dijejek, sabab aya kojoan. Mun kojo geus dina sirah, tuluy balik deui kana awak, jeung tuluy deui ka handap. Nepi ka suku gambar nu panghandapna.
Sorodot gaplok
nyaéta ampir sarua jeung éngklé, ngan batuna dibawa ku suku bari leumpang gancang terus sarua ditajongkeun kana batu séjén anu ditangtungkeun
sareng sajabana...........
nyaéta kaulinan budak bari kakawihan anu biasana dipetakeun di buruan jeung perlu lobaan.
Anjang-anjangan
nyaéta kaulinan nu niru-niru jelema nu geus rumah tangga, aya bapa, ibu, anak, tatangga, warung, pasar, jsb. Biasana dilakukeun ku barudak awéwé, tapi saupama aya budak lalaki sok pirajeunan dijadikeun bapa.
Boy-boyan
nyaeta salah sahiji kaulinan anu maké bal (biasana saukuran bal ténis) anu bisa dijieun tina kertas anu dikuwel-kuwel atawa ku bal ténis na. Tuluy, dikumpulkeun potongan kenténg (10 ~ 15) sina ngajajar kaluhur. Kabeh anu teu jadi ucing, saurang-saurang ngalungan kana kenténg anu geus ngéntép, minangka nepikeun salah saurang bisa ngaruntuhkeunana. Lamun kénténg na geus runtuh, anu jadi ucing tuluy ngaberikkan ka anu maen tadi sangkan beunang dibaledog ku bal-na. Lamun aya anu keuna, pamaén kaluar tina ulinan nepikeun kabeh kabalèdog ku bal-na.
Congklak
nyaéta kaulinan maké papan kai dieusi kewuk. Geus aya lombang-lombangna 7, ngajajar. Di hareupeun lombang 7 ge aya deuih 7 lombang, 2 lombang badag digigir-gigirna. Eta lombang teh dieusian ku siki asem atawa siki congklak (nu geus disadiakeun), atawa bareto mah mun congklakna dina taneuh, sikina sok ku batu laleutik.
[édit]
Cara maén
Lombang dieusian masing-masing 7 siki. Ari lombang gede minangka lombang rajana mah henteu dieusian, dipaenkeun ku 2 urang teu bisa leuwih. Sanggeus kabeh lombang leutik dieusian, tuluy salahsahiji nu maen nyokot lombang, nya dipapaykeun nepi ka beakna siki. Giliran ieu nu lombang gede (tabungan manehna, nu beulah kencaeun nu maen) ge dieusian sasiki, lasutna teh mun siki nu pamungkas nempatan lombang nu kosong. Mun dina nu lombang luhur aya eusian disebutna "nembak", siki nu lombang kosong, jeung siki luhureunana dibawa jadi hak milik nu maen eta. Nya geus kitu mah bagilir bagean pamaen lawanna da lasut tea. [1]
Galah asin
nyaéta kaulinan maké kalang di taneuh buruan ku cara lumpat ti hiji kalang ka kalang lain terus balik deui. Salila bulak-balik, teu meunang katoél atawa beunang ku nu ngajaga kalang. Dipaénkeun baladan.
[édit] Palaturan
Aya sababaraha kalompok (grup). Sakalompokna biasana aya dua urang. Paulinan ieu biasana di buruan taneuh anu lega, saumpamana di lapangan terus make garis. Cara ngulinkeunana salah sahiji kalompok, nangtung sajajar ngajagaan lapang atawa garis. Tiap garis dijagaan ku tiap urang. Kalompok anu lawan tugasna sangkan bisa ngaliwatan eta garis. Lamun bisa ngaliwatan garis kahiji kudu dituluykeun deui kanu baris kadua. Mun gagal ngaliwatan garis berarti eleh. Saterusna tuluy gantian.
Gatrik
nyaéta kaulinan maké awi bébékan anu kudu dibetrikkeun pajauh-jauh ku jalan diteunggeul ku paneunggeul tina awi ogé.
Ngadu kaléci
nyaéta kaulinan maké kaléci. Aya rupa-rupa aturan.
[édit] Palaturan
Kaulinan ieu paling henteu kudu dimaenkeun ku duaan. Dibutuhkeun kaleci (pincian) jang maenkeunana. Hiji pincian jang pamatah nu sejena jang mayar mun eleh.
Ngadu kaleci perlu lahan nu rada lega. Paling henteu saukuran lapangan poli atawa satengahna. Makana mun maraen pincian teh di pakarangan imah nu lega. Dina area ngadu kaleci dijieun dua garis nu sajajar. Jarak garis kahiji ka garis kadua sekitar...er..paling henteu 4 meter.
Cara maenkeunana kieu; 1. Pemain narangtung di garis nu kahiji siap-siap ngalungkeun kaleci. Tujuan ngalungkeun ngarah kaleci lagragna deukuet ka garis nu kadua, syukur-syukur pas dina garis (telep). Urutan ngalungkeun mun kakarek maen biasana diundi make cara sut (gangsut?). 2. Pemaen nu kalecina lagragna pang deukeutna kana garis maen pangheulana. Di susul ku nu sejena dumasar kana jarak ka garis. Cara maenekuna make ramo tangan kaleci diarahkeun ka kaleci batur. Mun beunang budak nu kalecina beunang kudu mayar ku kaleci, oge langsung ngarah kaleci nu sejena. Hiji. Mun teu beunang nya enggeus ingkeun nungguan bisi kaleci urang rek diarah ku batur.
Pérépét jéngkol
nyaéta kaulinan bari kakawihan jeung nyangkedkeun unggal suku sabeulah, terus puputeran teu meunang leupas.
Nu maenna 3-5 urang, gerakanana engkle bari muter, biasana dipaenkeunna di buruan imah atawa di sakolaan. Ieu kaulinan bisa jadi lomba mun dipaenkeun ku sababaraha kelompok. Tiap-tiap kelompok kudu mertahankeun ulah nepi ka leupas si kakaitan suku teh. Nu meunang nyaeta nu bisa nahan/ lila teu leupas-leupas.
Maenna, tiap-tiap budak milih kelompokna, tuluy patukang-tukang bari pacekel-cekel leungeun, salajengna suku kenca atawa suku katuhu eta budak dikaitkeun kana leungeun nu keur pacekel-cekel tea, disusul deui ku suku budak nu sejen, budak nu pamungkasngaitkeun suku kudu bari ngonci suku-suku nu sejen, meh teu gancang leupas. Sanggeus dikonci, tuluy leungeun barudak nu pacekel-cekel dileupaskeun. satuluyna engkle bari muter, salian ti muter bari emprak jeung ngawih. Ngawihna kieu: "Perepet jengkol jajahean,kadempet kohkol jejeretean". Mun diantara budak, sukuna aya nu leupas, nya lasut, sedengkeun nu masih kuat mah nya dituluykeun. Mun kabeneran aya keneh sababaha kelompok nu kuat, kelompok-kelompok eta patubruk-tubruk; sing saha nu teu bisa nahan tuluy labuh, eta nu eleh.
Kieu kawihna: Perepet Jengkol Laras: Salendro, Surupan 1 = Barang
2 1 5 1 2 1 5 1 1 2 1 5 1 2 2 1 5 1 1 pe re pet jeng kol ja ja he an ka dem pet koh kol je je re te an
Sondah
nyaéta kaulinan ku cara éngklé-éngkléan make ngaliwatan kalang kotak-kotak. Aya kotak anu ditandaan ku kojo (tina batu) anu teu meunang ditincak.
[édit] Cara maénkeun
Dipaenkeun ku sababaraha urang 2-10 urang ge kaci. biasana dina taneuh diguratan heula, rek ku kapur atawa ku naon wae asal aya tapak guratna. Tempat sondahna naha rek gambar imah, atawa jelema, lamun gambar jelema, minangkana sukuna teh aya sababaraha petak wangunna pasagi, 3 atawa 5 kotak. Tuluy anderok atawa calana mun anderok samodel trapesium dibagi dua, mun calana samodel pasagi panjang sarua dibagi dua, minangka awakna paragi engkle deui, wangunna pasagi. tuluy sirah mangrupa buleud minangka istirahat.
Aya nu disebut "kojo" biasana tina potongan kenteng. Milih kojo kudu nu hampang tapi tambleg, kentengna ulah nu kandel teuing. Jadi mun dialungkeun kana kotak-kotak paragi sondah tea, teu kaluar tina garis. Mun kaluar tina garis, nya lasut. Cara maenna, ngalungkeun heula "kojo", mimiti mah kana kotak nu kahiji, mun kotak nu aya kojoan ulah ditincak, kudu diajlengan. budak engkle-engklean (kaci ku suku kenca atawa suku katuhu) dina suku gambar. Dina lebah anderok/calana kaci istirahat. tuluy na bagean awak gambar engkle deui, nepi ka sirah gambar istirahat. tuluy balik deui engkle ti sirah ka awak, tuluy ka anderok/calana gambar, tuluy engkle deui, pas lebah aya kojo tea nu tadi dialungkeun, dibawa heula kojona, tuluy engkle deui. mun geus beres, kojona dialungkeun deui kana kotak nu kadua, tuluy we kitu
puncakna si kojo dialungkeun kana sirah gambar. Mun kojo keur dina sirah, sirah gambar teu meunang dijejek, sabab aya kojoan. Mun kojo geus dina sirah, tuluy balik deui kana awak, jeung tuluy deui ka handap. Nepi ka suku gambar nu panghandapna.
Sorodot gaplok
nyaéta ampir sarua jeung éngklé, ngan batuna dibawa ku suku bari leumpang gancang terus sarua ditajongkeun kana batu séjén anu ditangtungkeun
sareng sajabana...........
17 Pupuh Sunda
Pupuh Sunda
Kumpulan 17 Pupuh Sunda.
* Baca: Artikel husus ngeunaan pupuh, seratan R. Hidayat Suryalaga.
* Unjal naskah 17 pupuh dina wangun berkas pdf.
* Kupingkeun galindengna pupuh dina naskah di handap ieu, klik dinu tanda Podcast
* Atanapi: paénkeun sadayana, klik dina tanda > di handap ieu:
Asmarandana
Laras: Salendro
Watek: silih asih silih pikanyaah atawa mepelingan.
1 Pada := 7 padalisan.
Pupuh 1: Asmarandana
Eling eling mangka eling ( 8 engang – vokal i / E-ling-e-ling-
mang-ka-e-ling (jumlah 8), ling panungtung vokalna i)
rumingkang di bumi alam( 8 – a )
darma wawayangan bae ( 8 – e )
raga taya pangawasa ( 8 – a )
lamun kasasar lampah ( 7 – a )
nafsu nu matak kaduhung ( 8 – u )
badan anu katempuhan ( 8 – a )
Panambih:
Eling-eling masing eling
Di dunya urang ngumbara
Laku lampah nu utama
Asih ka papada jalma
Ucap tekad reujeung lampah
Tingkah polah sing merenah
Runtut rukun sauyunan
Hirup jucung panggih jeung kamulyaan
——————-
Laras: Salendro
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan
Titimangsa: 26 Agustus 2004
Sumber:
[geocities.@]
[www.angeltowns3.@]
Balakbak
Watek: pikaseurieun.
1 pada := 3 padalisan.
Pupuh 2: Balakbak
Aya warung sisi jalan rame pisan – Citameng(15-e)
Awewena luas luis geulis pisan – ngagoreng (15-e)
Lalakina lalakina los ka pipir nyoo monyet – nyanggereng (19-e).
Panambih:
Aya warung sisi jalan
Rame pisan ku nu jajan
Tihothat nu ngaladangan
Nu jarajan sukan-sukan
————————-
Laras: Madenda
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan
Titimangsa: 26 Agustus 2004
Dangdanggula
Pupuh 3: Dangdanggula
Mega beureum surupna geus burit
Ngalanglayung panas pipikiran
Cikur jangkung jahe koneng
Naha teu palay tepung
Sim abdi mah ngabeunying leutik
Ari ras cimataan
Gedong tengah laut
Ulah kapalang nya bela
Paripaos gunting pameulahan gambir
Kacipta salamina
Panambih:
Hiji basa, hiji bangsa
Basa bangsa, Indonesia
Hiji bangsa, hiji nusa
Nusa tunggal, Nusantara
Seler-seler, suku bangsa
Di wewengkon, mana-mana
Sakasuka, sakaduka
Wujud bangsa, Indonesia
——————————-
Laras: Pelog, Sorog
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan
Titimangsa: 26 Agustus 2004
Sumber:
[www.angeltowns3.@]
Durma
Pupuh 4: Durma:
Moal ngejat sanajan ukur satapak
Geus dipasti ku jangji
Mun tacan laksana
Numpes musuh sarakah
Heunteu niat seja balik
Najan palastra
Mati di medan jurit
Panambih:
Di mamana si penjajah
Pada amarah marudah
Manan kapok anggur gawok
Najan dituyuk diragut
Nagri sadayana
Umumna ngabela
Nyempad rosa, pulitik penjajah
Tapi nu ngajajah
Teu pasrah, teu sadrah
Terus meres, ngahina ngarinah
———————
Laras: Pelog
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan
Titimangsa: 27 Agustus 2004
Sumber:
[www.angeltowns3.@]
Parantos diedit 1 kali. Editan pamungkas dina 13.10.04 08:59 ku jamparing.
Gambuh
Watek: bingung, samar polah atawa tambuh laku.
1 Pada := 5 padalisan.
Pupuh 5: Gambuh
Ngahuleng banget bingung ( 7 – u )
henteu terang ka mana ngajugjug ( 10 – u )
turug turug harita teh enggeus burit ( 12 – i )
panon poe geus rek surup ( 8 – u )
keueung sieun aya meong ( 8 – o )
Ngahuleng banget bingung
Heunteu terang kamana nya indit
Turug-turug harita teh, enggeus burit
Panonpoe geus rek surup
Keueung sieun, aya meong
Panambih:
Hulang-huleng, hulang-huleng
Ngahuleng ngaraga meneng
Hate ratug, tutunggulan
Heunteu terang, kaler-kidul
Turug-turug, turug-turug
Harita teh, enggeus burit
Panonpoe geus rek surup
Keueung sieun aya meong
———————-
Laras: Pelog
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan
Titimangsa: 27 Agustus 2004
Sumber:
[geocities.@]
[www.angeltowns3.@]
Gurisa
Kaping: 18.07.2003 13:58
Watek: pangangguran, lulucon atawa tamba kesel.
1 Pada := 8 Padalisan.
Pupuh 6: Gurisa
Hayang teuing geura beurang ( 8 – a )
geus beurang rek ka Sumedang ( 8 – a )
nagih anu boga hutang (8 – a )
mun meunang rek meuli soang ( 8 – a )
tapi najan henteu meunang ( 8 – a )
teu rek buru buru mulang ( 8 – a )
rek tuluy guguru nembang ( 8 – a )
jeung diajar nabeuh gambang ( 8 – a)
Hayang teuing geura beurang
Geus beurang rek ka Sumedang
Nagih ka nu boga hutang
Mun meunang rek meuli soang
Tapi najan henteu meunang
Mo rek buru-buru mulang
Rek terus guguru nembang
Jeung diajar nabeuh gambang
Panambih:
Hayang teuing geura beurang
Geus beurang rek ka Sumedang
Nagih ka nu boga hutang
Mun meunang rek meuli soang
Tapi najan henteu meunang
Mo rek buru-buru mulang
Rek terus guguru nembang
Jeung diajar nabeuh gambang
———————-
Laras: Salendro
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 3 September 2004
Sumber:
[geocities.@]
[www.angeltowns3.@]
Parantos diedit 1 kali. Editan pamungkas dina 13.10.04 09:03 ku jamparing.
Juru Demung
Pupuh 7: Jurudemung
Mungguh nu hirup di dunya
Ku kersaning anu agung
Geus pinasti panggih
Jeung dua rupa perkara
Senang paselang jeung bingung
Panambih:
Mungguh hirup di alam dunya
Ku kersaning anu agung
Geus pinasti bakal panggih
Suka bungah jeung kasedih
Dua rupa nu tumiba
Sakabeh jalma di dunya
Senang patumbu jeung bingung
Eta geus tangtu kasorang
—————————-
Laras: Pelog Liwu
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 3 September 2004
Kinanti
Laras: Pelog/Salendro
Watekna: miharep atawa prihatin.
1 Pada := 6 Padalisan
kembang ros ku matak lucu ( 8 – u )
nya alus rupa nya seungit ( 8 – i )
henteu aya papadana ( 8 – a )
ratuning kembang sajati ( 8 – i )
papaes di patamanan ( 8 – a )
seungit manis ngadalingding ( 8 – i )
Pupuh 8: Kinanti
Budak leutik bisa ngapung
Babaku ngapungna peuting
Nguriling kakalayangan
Neangan nu amis-amis
Sarupaning bungbuahan
Naon bae nu kapanggih
Panambih:
Ari beurang ngagarantung
Pinuh dina dahan kai
Disarada patembalan
Nu kitu naon ngaranna
————————
Laras: Salendro
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.com)
Titimangsa: 3 September 2004
Ladrang
Pupuh 17: Ladrang
Aya hiji rupa sato leutik
Engkang-engkang, engkang-engkang
Sok luluncatan di cai
Ari bangun arek sarupa jeung lancah
Panambih:
Coba teguh masing telik
Eta gambar sidik-sidik
Sato naon kitu wanda
Reujeung dimana ayana
————————-
Laras:
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 11 September 2004
Sumber:
[www.angeltowns3.@]
Lambang
Watek: banyol atawa pikaseurieun.
Unggal Pada diwangun ku opat Padalisan.
Pupuh 9: Lambang
Nawu kubang sisi tegal ( 8 – a )
nyair bogo meunang kadal ( 8 – a )
atuh teu payu dijual ( 8 – a )
rek didahar da teu halal ( 8 – a )
Panambih:
Nawu kubang sisi tegal
Nyiar bogo meunang kadal
Nawu kubang sisi tegal
Nyiar bogo meunang kadal
Atuh teu payu dijual
Rek didahar da teu halal
Nawu kubang sisi tegal
Nyiar bogo meunang kadal
Meunang kadal
Atuh teu payu dijual
Rek didahar da teu halal
Da teu halal
Laras: Salendro
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.com)
Titimangsa: 4 September 2004
Magatru
Pupuh 10: Magatru
Majalaya, Ciparay, Banjaran, Bandung
Kopo reujeung Cisondari, Cicalengka, Ujung Berung
Rajamandala, Cimahi
Leles, Limbangan, Tarogong
Panambih:
Sukuna pakepit tilu
Panonna opat harerang
Leumpangna semu nu lesu
Ngalengkah teu bisa gancang
————————-
Laras: Madenda
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 4 September 2004
Maskumambang
Dikintun: koryati (202.51.230.139)
Kaping: 17.02.2004 09:52
Pupuh : Maskumambang
Duh manusa mana kaniaya teuing
teu aya rasrasan
abong ka mahluk nu laip
nyiksa henteu jeung aturan
Hulu abdi karaosna langkung nyeri
tulang asa bejad
tanduk mah pon kitu deui
taya raoskeuneunnana
Na dikinten abdi mo ngarasa nyeri
pedah kabisan
tapi yaktosna mah abdi
ngan bakating kumawula
Oge margi anjeun rupina ka abdi
miwarang jeung maksa
buktina disina jurit
kalawan jeung dihatean
Pileuleuyan dunya pisah sareng abdi
moal bisa panjang
abdi ningal bumi langit
rek mulang ka kalanggengan
jst.
Mijil
Pupuh 12: Mijil
Mesat ngapung putra Sang Arimbi
Jeung mega geus awor
Beuki lila beuki luhur bae
Larak-lirik ninggali ka bumi
Milari sang rai
Pangeran Bimanyu
Panambih:
Aduh Gusti nu Kawasa
Jisim abdi ageung dosa
Pangna abdi gering nangtung
Reh ka sepuh wantun nundung
———————-
Laras: Pelog
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 10 September 2004
Sumber:
[www.angeltowns3.@]
Pangkur
Watek: nafsu, lumampah atawa sadia rek perang.
Unggal Pada diwangun kutujuh Padalisan.
———-
Pupuh 13: Pangkur
Seja nyaba ngalalana ( 8 – a )
ngitung lembur ngajajah milang kori ( 12 – i )
henteu puguh nu dijugjug ( 8 – u )
balik paman sadaya ( 7 – a )
nu ti mana tiluan semu rarusuh ( 12 – u )
Lurah Begal ngawalonan ( 8 – a )
“Aing ngaran Jayapati”( 8 – i )
Panambih:
Euleuh itu budak gembul
Awak gembru bayuhyuh gawena kedul
Ukur heuay jeung nundutan
Ka sakola unggal poe kabeurangan
He barudak tong nurutan
Ka nu gembul kokomoan
Bisi kedul jeung ogoan
Awal akhir katempuhan
————————-
Laras: Salendro
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 11 September 2004
Sumber:
[geocities.@]
[www.angeltowns3.@]
Pucung
Watekna piwuruk, wawaran, atawa mepelingan.
Unggal Pada diwangun ku opat Padalisan.
———
Pupuh 14: Pucung
Estu untung nu bisa mupunjung indung ( 12 – u )
jeung nyenangkeun bapa ( 6 – a )
tanda yen bagjana gede ( 8 – e )
hitup mulus kaseundeuhan ku berekah ( 12 – a )
Lutung buntung luncat kana tunggul gintung
Monyet loreng leupas
luncat kana pager dengdek
Bajing kuning jaralang belang buntutna
Panambih:
Hayu batur urang diajar sing suhud
Ulah lalawora bisi engke henteu naek
Batur seuri urang sumegruk nalangsa
————————
Laras: Salendro
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 11 September 2004
Sumber:
[geocities.@]
[lssitb.f2o.org]
Parantos diedit 1 kali. Editan pamungkas dina 13.10.04 09:27 ku jamparing.
Sinom
Watekna gumbira.
Unggal Pada diwangun ku salapan Padalisan.
Contona :
Di wetan fajar balebat ( 8 – a )
panon poe arek bijil ( 8 – i )
sinarna ruhay burahay ( 8 – a )
kingkilaban beureum kuning ( 8 – i )
campur wungu saeutik ( 7 – i )
kaselapan semu biru ( 8 – u )
tanda Batara Surya ( 7 – a )
bade lumungsur ka bumi ( 8 – a )
murub mubyar langit sarwa hurung herang ( 12 – a )
Pupuh 15: Sinom
Warna-warna lauk empang
Aya nu sami jeung pingping
Pagulung patumpang-tumpang
Ratna Rengganis ninggali
Warnaning lauk cai
Lalawak pating suruwuk
Sepat pating karocepat
Julung-julung ngajalingjing
Sisi balong balingbing, sisi balungbang
Panambih:
Harta pada nareangan
Harti pada narabahan
Harta harti sarwa guna
Pada bisa mere bukti
Bisa hasil sapaneja
Sok nyumponan cita-cita
Harta harti song mangpaat
Dapon diraksa taliti
———————-
Laras: Madenda
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 11 September 2004
Sumber:
[geocities.@]
[www.angeltowns3.@]
Parantos diedit 2 kali. Editan pamungkas dina 13.10.04 09:30 ku jamparing.
Wirangrong
Pupuh 16: Wirangrong
Barudak mangka ngalarti
Ulah rek kadalon-dalon
Enggon-enggon nungtut elmu
Mangka getol mangka tigin
Pibekeleun sarerea
Modal bakti ka nagara
Panambih:
He barudak mangka ngarti
Ulah rek kadalon-dalon
Nungtut elmu jeung pangarti
Masing rajin soson-soson
Pibekeleun hirup tandang
Modal bakti ka nagara
Lemah cai anu urang
Perlu dijaga dibela
——————————
Laras:
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 11 September 2004
Kumpulan 17 Pupuh Sunda.
* Baca: Artikel husus ngeunaan pupuh, seratan R. Hidayat Suryalaga.
* Unjal naskah 17 pupuh dina wangun berkas pdf.
* Kupingkeun galindengna pupuh dina naskah di handap ieu, klik dinu tanda Podcast
* Atanapi: paénkeun sadayana, klik dina tanda > di handap ieu:
Asmarandana
Laras: Salendro
Watek: silih asih silih pikanyaah atawa mepelingan.
1 Pada := 7 padalisan.
Pupuh 1: Asmarandana
Eling eling mangka eling ( 8 engang – vokal i / E-ling-e-ling-
mang-ka-e-ling (jumlah 8), ling panungtung vokalna i)
rumingkang di bumi alam( 8 – a )
darma wawayangan bae ( 8 – e )
raga taya pangawasa ( 8 – a )
lamun kasasar lampah ( 7 – a )
nafsu nu matak kaduhung ( 8 – u )
badan anu katempuhan ( 8 – a )
Panambih:
Eling-eling masing eling
Di dunya urang ngumbara
Laku lampah nu utama
Asih ka papada jalma
Ucap tekad reujeung lampah
Tingkah polah sing merenah
Runtut rukun sauyunan
Hirup jucung panggih jeung kamulyaan
——————-
Laras: Salendro
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan
Titimangsa: 26 Agustus 2004
Sumber:
[geocities.@]
[www.angeltowns3.@]
Balakbak
Watek: pikaseurieun.
1 pada := 3 padalisan.
Pupuh 2: Balakbak
Aya warung sisi jalan rame pisan – Citameng(15-e)
Awewena luas luis geulis pisan – ngagoreng (15-e)
Lalakina lalakina los ka pipir nyoo monyet – nyanggereng (19-e).
Panambih:
Aya warung sisi jalan
Rame pisan ku nu jajan
Tihothat nu ngaladangan
Nu jarajan sukan-sukan
————————-
Laras: Madenda
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan
Titimangsa: 26 Agustus 2004
Dangdanggula
Pupuh 3: Dangdanggula
Mega beureum surupna geus burit
Ngalanglayung panas pipikiran
Cikur jangkung jahe koneng
Naha teu palay tepung
Sim abdi mah ngabeunying leutik
Ari ras cimataan
Gedong tengah laut
Ulah kapalang nya bela
Paripaos gunting pameulahan gambir
Kacipta salamina
Panambih:
Hiji basa, hiji bangsa
Basa bangsa, Indonesia
Hiji bangsa, hiji nusa
Nusa tunggal, Nusantara
Seler-seler, suku bangsa
Di wewengkon, mana-mana
Sakasuka, sakaduka
Wujud bangsa, Indonesia
——————————-
Laras: Pelog, Sorog
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan
Titimangsa: 26 Agustus 2004
Sumber:
[www.angeltowns3.@]
Durma
Pupuh 4: Durma:
Moal ngejat sanajan ukur satapak
Geus dipasti ku jangji
Mun tacan laksana
Numpes musuh sarakah
Heunteu niat seja balik
Najan palastra
Mati di medan jurit
Panambih:
Di mamana si penjajah
Pada amarah marudah
Manan kapok anggur gawok
Najan dituyuk diragut
Nagri sadayana
Umumna ngabela
Nyempad rosa, pulitik penjajah
Tapi nu ngajajah
Teu pasrah, teu sadrah
Terus meres, ngahina ngarinah
———————
Laras: Pelog
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan
Titimangsa: 27 Agustus 2004
Sumber:
[www.angeltowns3.@]
Parantos diedit 1 kali. Editan pamungkas dina 13.10.04 08:59 ku jamparing.
Gambuh
Watek: bingung, samar polah atawa tambuh laku.
1 Pada := 5 padalisan.
Pupuh 5: Gambuh
Ngahuleng banget bingung ( 7 – u )
henteu terang ka mana ngajugjug ( 10 – u )
turug turug harita teh enggeus burit ( 12 – i )
panon poe geus rek surup ( 8 – u )
keueung sieun aya meong ( 8 – o )
Ngahuleng banget bingung
Heunteu terang kamana nya indit
Turug-turug harita teh, enggeus burit
Panonpoe geus rek surup
Keueung sieun, aya meong
Panambih:
Hulang-huleng, hulang-huleng
Ngahuleng ngaraga meneng
Hate ratug, tutunggulan
Heunteu terang, kaler-kidul
Turug-turug, turug-turug
Harita teh, enggeus burit
Panonpoe geus rek surup
Keueung sieun aya meong
———————-
Laras: Pelog
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan
Titimangsa: 27 Agustus 2004
Sumber:
[geocities.@]
[www.angeltowns3.@]
Gurisa
Kaping: 18.07.2003 13:58
Watek: pangangguran, lulucon atawa tamba kesel.
1 Pada := 8 Padalisan.
Pupuh 6: Gurisa
Hayang teuing geura beurang ( 8 – a )
geus beurang rek ka Sumedang ( 8 – a )
nagih anu boga hutang (8 – a )
mun meunang rek meuli soang ( 8 – a )
tapi najan henteu meunang ( 8 – a )
teu rek buru buru mulang ( 8 – a )
rek tuluy guguru nembang ( 8 – a )
jeung diajar nabeuh gambang ( 8 – a)
Hayang teuing geura beurang
Geus beurang rek ka Sumedang
Nagih ka nu boga hutang
Mun meunang rek meuli soang
Tapi najan henteu meunang
Mo rek buru-buru mulang
Rek terus guguru nembang
Jeung diajar nabeuh gambang
Panambih:
Hayang teuing geura beurang
Geus beurang rek ka Sumedang
Nagih ka nu boga hutang
Mun meunang rek meuli soang
Tapi najan henteu meunang
Mo rek buru-buru mulang
Rek terus guguru nembang
Jeung diajar nabeuh gambang
———————-
Laras: Salendro
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 3 September 2004
Sumber:
[geocities.@]
[www.angeltowns3.@]
Parantos diedit 1 kali. Editan pamungkas dina 13.10.04 09:03 ku jamparing.
Juru Demung
Pupuh 7: Jurudemung
Mungguh nu hirup di dunya
Ku kersaning anu agung
Geus pinasti panggih
Jeung dua rupa perkara
Senang paselang jeung bingung
Panambih:
Mungguh hirup di alam dunya
Ku kersaning anu agung
Geus pinasti bakal panggih
Suka bungah jeung kasedih
Dua rupa nu tumiba
Sakabeh jalma di dunya
Senang patumbu jeung bingung
Eta geus tangtu kasorang
—————————-
Laras: Pelog Liwu
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 3 September 2004
Kinanti
Laras: Pelog/Salendro
Watekna: miharep atawa prihatin.
1 Pada := 6 Padalisan
kembang ros ku matak lucu ( 8 – u )
nya alus rupa nya seungit ( 8 – i )
henteu aya papadana ( 8 – a )
ratuning kembang sajati ( 8 – i )
papaes di patamanan ( 8 – a )
seungit manis ngadalingding ( 8 – i )
Pupuh 8: Kinanti
Budak leutik bisa ngapung
Babaku ngapungna peuting
Nguriling kakalayangan
Neangan nu amis-amis
Sarupaning bungbuahan
Naon bae nu kapanggih
Panambih:
Ari beurang ngagarantung
Pinuh dina dahan kai
Disarada patembalan
Nu kitu naon ngaranna
————————
Laras: Salendro
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.com)
Titimangsa: 3 September 2004
Ladrang
Pupuh 17: Ladrang
Aya hiji rupa sato leutik
Engkang-engkang, engkang-engkang
Sok luluncatan di cai
Ari bangun arek sarupa jeung lancah
Panambih:
Coba teguh masing telik
Eta gambar sidik-sidik
Sato naon kitu wanda
Reujeung dimana ayana
————————-
Laras:
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 11 September 2004
Sumber:
[www.angeltowns3.@]
Lambang
Watek: banyol atawa pikaseurieun.
Unggal Pada diwangun ku opat Padalisan.
Pupuh 9: Lambang
Nawu kubang sisi tegal ( 8 – a )
nyair bogo meunang kadal ( 8 – a )
atuh teu payu dijual ( 8 – a )
rek didahar da teu halal ( 8 – a )
Panambih:
Nawu kubang sisi tegal
Nyiar bogo meunang kadal
Nawu kubang sisi tegal
Nyiar bogo meunang kadal
Atuh teu payu dijual
Rek didahar da teu halal
Nawu kubang sisi tegal
Nyiar bogo meunang kadal
Meunang kadal
Atuh teu payu dijual
Rek didahar da teu halal
Da teu halal
Laras: Salendro
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.com)
Titimangsa: 4 September 2004
Magatru
Pupuh 10: Magatru
Majalaya, Ciparay, Banjaran, Bandung
Kopo reujeung Cisondari, Cicalengka, Ujung Berung
Rajamandala, Cimahi
Leles, Limbangan, Tarogong
Panambih:
Sukuna pakepit tilu
Panonna opat harerang
Leumpangna semu nu lesu
Ngalengkah teu bisa gancang
————————-
Laras: Madenda
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 4 September 2004
Maskumambang
Dikintun: koryati (202.51.230.139)
Kaping: 17.02.2004 09:52
Pupuh : Maskumambang
Duh manusa mana kaniaya teuing
teu aya rasrasan
abong ka mahluk nu laip
nyiksa henteu jeung aturan
Hulu abdi karaosna langkung nyeri
tulang asa bejad
tanduk mah pon kitu deui
taya raoskeuneunnana
Na dikinten abdi mo ngarasa nyeri
pedah kabisan
tapi yaktosna mah abdi
ngan bakating kumawula
Oge margi anjeun rupina ka abdi
miwarang jeung maksa
buktina disina jurit
kalawan jeung dihatean
Pileuleuyan dunya pisah sareng abdi
moal bisa panjang
abdi ningal bumi langit
rek mulang ka kalanggengan
jst.
Mijil
Pupuh 12: Mijil
Mesat ngapung putra Sang Arimbi
Jeung mega geus awor
Beuki lila beuki luhur bae
Larak-lirik ninggali ka bumi
Milari sang rai
Pangeran Bimanyu
Panambih:
Aduh Gusti nu Kawasa
Jisim abdi ageung dosa
Pangna abdi gering nangtung
Reh ka sepuh wantun nundung
———————-
Laras: Pelog
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 10 September 2004
Sumber:
[www.angeltowns3.@]
Pangkur
Watek: nafsu, lumampah atawa sadia rek perang.
Unggal Pada diwangun kutujuh Padalisan.
———-
Pupuh 13: Pangkur
Seja nyaba ngalalana ( 8 – a )
ngitung lembur ngajajah milang kori ( 12 – i )
henteu puguh nu dijugjug ( 8 – u )
balik paman sadaya ( 7 – a )
nu ti mana tiluan semu rarusuh ( 12 – u )
Lurah Begal ngawalonan ( 8 – a )
“Aing ngaran Jayapati”( 8 – i )
Panambih:
Euleuh itu budak gembul
Awak gembru bayuhyuh gawena kedul
Ukur heuay jeung nundutan
Ka sakola unggal poe kabeurangan
He barudak tong nurutan
Ka nu gembul kokomoan
Bisi kedul jeung ogoan
Awal akhir katempuhan
————————-
Laras: Salendro
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 11 September 2004
Sumber:
[geocities.@]
[www.angeltowns3.@]
Pucung
Watekna piwuruk, wawaran, atawa mepelingan.
Unggal Pada diwangun ku opat Padalisan.
———
Pupuh 14: Pucung
Estu untung nu bisa mupunjung indung ( 12 – u )
jeung nyenangkeun bapa ( 6 – a )
tanda yen bagjana gede ( 8 – e )
hitup mulus kaseundeuhan ku berekah ( 12 – a )
Lutung buntung luncat kana tunggul gintung
Monyet loreng leupas
luncat kana pager dengdek
Bajing kuning jaralang belang buntutna
Panambih:
Hayu batur urang diajar sing suhud
Ulah lalawora bisi engke henteu naek
Batur seuri urang sumegruk nalangsa
————————
Laras: Salendro
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 11 September 2004
Sumber:
[geocities.@]
[lssitb.f2o.org]
Parantos diedit 1 kali. Editan pamungkas dina 13.10.04 09:27 ku jamparing.
Sinom
Watekna gumbira.
Unggal Pada diwangun ku salapan Padalisan.
Contona :
Di wetan fajar balebat ( 8 – a )
panon poe arek bijil ( 8 – i )
sinarna ruhay burahay ( 8 – a )
kingkilaban beureum kuning ( 8 – i )
campur wungu saeutik ( 7 – i )
kaselapan semu biru ( 8 – u )
tanda Batara Surya ( 7 – a )
bade lumungsur ka bumi ( 8 – a )
murub mubyar langit sarwa hurung herang ( 12 – a )
Pupuh 15: Sinom
Warna-warna lauk empang
Aya nu sami jeung pingping
Pagulung patumpang-tumpang
Ratna Rengganis ninggali
Warnaning lauk cai
Lalawak pating suruwuk
Sepat pating karocepat
Julung-julung ngajalingjing
Sisi balong balingbing, sisi balungbang
Panambih:
Harta pada nareangan
Harti pada narabahan
Harta harti sarwa guna
Pada bisa mere bukti
Bisa hasil sapaneja
Sok nyumponan cita-cita
Harta harti song mangpaat
Dapon diraksa taliti
———————-
Laras: Madenda
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 11 September 2004
Sumber:
[geocities.@]
[www.angeltowns3.@]
Parantos diedit 2 kali. Editan pamungkas dina 13.10.04 09:30 ku jamparing.
Wirangrong
Pupuh 16: Wirangrong
Barudak mangka ngalarti
Ulah rek kadalon-dalon
Enggon-enggon nungtut elmu
Mangka getol mangka tigin
Pibekeleun sarerea
Modal bakti ka nagara
Panambih:
He barudak mangka ngarti
Ulah rek kadalon-dalon
Nungtut elmu jeung pangarti
Masing rajin soson-soson
Pibekeleun hirup tandang
Modal bakti ka nagara
Lemah cai anu urang
Perlu dijaga dibela
——————————
Laras:
Vokal: Seniman/wati RRI Bandung
Sumber: Dokumen RRI Bandung
Encryptor: Ki Hasan (khs579@yahoo.@#$%&)
Titimangsa: 11 September 2004
Langganan:
Postingan (Atom)